Mohon tunggu...
Sakura Inoe
Sakura Inoe Mohon Tunggu... -

Have High Responsibility and Dignity, have a good integrity and analytical thingking, ability to work under pressure both independently and a team, good communication skill and also have willingness to learn.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Natural Beauty Day

25 Oktober 2013   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:03 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah buruh yang menginginkan penambahan KHL (Komponen Hidup Layak) dari 60 item menjadi 84 item di tahun 2014 perlu dipertimbangkan secara cermat dan bijaksana. Karena konsekuensi dari penambahan tersebut adalah naiknya Upah Minimum Provinsi (UMP) khususnya di Jabodetabek mencapai 50%. Kenaikan UMP tersebut secara langsung juga akan menambah biaya produksi usaha sehingga harga produksi pun meningkat. Kalau harga produk-produk meningkat secara otomatis juga akan kembali menambah beban hidup bagi para buruh itu sendiri.

Menggelikan memang dari tuntutan buruh itu terselip bedak dan lipstick. Seakan tanpa item tersebut hidup akan kurang layak. Dan tuntutan bedak dan lipstick dalam item KHL justru yang irrasional. ‘ngono yoe ngono tapi yoe ojo ngono’ Begitu sih begitu tapi jangan begitu.

Memang kebutuhan konsumsi bahan pangan, sandang, papan, dan jaminan kesehatan yang layak dalam hal ini “cukup” perlu diperhatikan. Namun, layak bukan berarti berlebih-lebihan. Bukan hanya buruh, siapapun itu harus cerdas dalam memprioritaskan kebutuhan. Bukan budaya konsumtif akibat dari korban iklan yang dikedepankan. Sehingga jadi korban iklan yang membentuk watak keserakahan.

Adanya istilah yang “mahal itu bukan kebutuhan hidup tapi gaya hidup” ini memang benar adanya. Kita harus menempatkan prioritas kebutuhan yang mampu menunjang meningkatnya produktifitas dan keselamatan kerja. Jangan sampai item KHL malah menghambat produktifitas kerja. Misalnya lebih memprioritaskan pemakaian smartphone hanya untuk sekedar fun dengan anggaran yang boros atau lebih mengedepankan kredit motor untuk gonta-ganti mengikuti trend motor dari pada kredit kpr rumah. Sesuatu yang berlebih-lebihan akan berdampak kurang baik. Karena itu perlunya tindakan pengelolaan pendapatan yang mampu menempatkan sesuai pada tempatnya ataupun keadaannya.

Seperti halnya cantik itu tidak harus memakai bedak dan lipstick. Menggunakan bahan-bahan alami disekitar kita atau didapur yang jauh lebih murah guna perawatan kecantikan. Hasilnya pun akan jauh lebih cantik secara alami atau istilahnya “nature beauty”. Dan selama ini penyesatan akan istilah cantik yang identik dengan putih mulus tanpa kerut oleh iklan perlu adanya control. Oleh karena itu perlu adanya pendidikan yang meningkatkan pemahama akan control diri itu sendiri yang terpenting.

Karena itu perlunya “Nature Beauty Day” selain hemat juga tetap cantik dimanapun dan kapan pun sewajarnya. Jadi jangan sampai mogok hanya karena tidak ada bedak dan lipstick. :)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun