Sebagian dari kita mungkin mengetahui berbagai posisi di dalam tim sepak bola : striker, midfielder, defender/back dan goal keeper. Masing-masing memiliki status dan peran tersendiri dalam tim. Sebagai Striker sangat dituntut untuk memiliki naluri dan Insting menjebol gawang lawan dan yang haus akan gol. Lalu yang berposisi sebagai midfielder harus dapat mengontrol permainan tim dari tengah dan membantu striker menjebol gawang lawan. Sedangkan defender/back memiliki peran central dibagian pertahanan dan terutama sebuah tim, membantu tim agar menjadi lebih solid dan tidak gampang dijebol oleh lawan. Jika para defender dalam sebuah tim lemah bisa diprediksikan bahwa tim tersebut adalah tim yang jelek dan gampang dijebol. Dan yang terakhir, posisi goal keeper memiliki peran central juga dalam tim, tanpa adanya goal keeper maka sebuah tim tak kan lengkap dan tidak dianggap tim. Walaupun tugas dari seorang goal keeper adalah menghalau bola agar tidak masuk ke gawang tapi sebenarnya tugas terberat itu sebenarnya terletak pada peran goal keeper. Lihatlah jika suatu tim kebobolan (terkadang) yang disalahkan adalah goal keeper, padahal persepsi seperti itu tidak benar sama sekali. Jika kebobolan yang berhak disalahkan adalah semua anggota tim itu sendiri, mengapa timnya bisa kebobolan. Intinya para pemain berupaya melakukan apa yang dituntut oleh peran khusus mereka.
[caption id="attachment_347017" align="aligncenter" width="300" caption="www.soccer-training-guide.com"][/caption]
Itulah sedikit ilustrasi untuk menggambarkan status sosial yang ada di lingkungan sekitar kita. Lalu apa itu status sosial ???
Status sosial adalah salah satu dari banyak posisi sosial dalam kelompok yang lebih besar atau masyarakat dari yang terendah sampai yang tertinggi. Status sosial sendiri terbagi menjadi 2, yaitu status yang terberikan dan status yang dicapai.
Status yang terberikan (ascribed status) diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memperhatikan bakat atau karakter unik seseorang. Umumnya, hal itu diterima begitu saja ketika ia lahir; dengan demikian, latar belakang rasial, jenis kelamin, dan usia dianggap sebagai status yang terberikan.
Status yang dicapai (achieved status) diperoleh melalui usaha sendiri. Seperti “pianis”, “pengacara”, pekerja sosial”, “pemain bola” dan masih banyak lagi contohnya. Dalam status ini kita harus melakukan usaha untuk mencapainya. Misalnya, untuk menjadi pemain bola harus banyak-banyak mengikuti ekstra sepak bola di sekolah atau SSB (Sekolah Sepak Bola). Kemudian dari usaha itu akan memunculkan sebuah hasil yang telah diusahakan.
Terlepas dari bermain sepak bola, seseorang menjalani kehidupan dalam suatu struktur sosial yang mantab dan jelas. Status yang seseorang duduki dan peran yang dijalankan telah ada sebelum orang itu dilahirkan. Ketika seseorang mengambil posisi khusus dalah kehidupannya, orang lain yang ada di sekitarnya pun akan mengambil tindakan yang sama dan akhirnya masyarakat pun berlangsung dengan selayaknya. Meskipun rincian dari peran khusus akan berubah seiring berjalannya waktu, namun permainan/jalan kehidupan akan terus berjalan.
Ambilah peran yang engkau sukai dan mulai beristiqomahlah dengan peran yang engkau jalankan. Jadilah seperti striker yang haus dengan gol-golatau midfielder yang piawai dalam memberikan umpan-umpan cantik atau bisa jadi defender yang berdiri kokoh menghalau lawan layaknya tembok cina tak tertembus ataukah goal keeper yang ciamik dalam menghalau bola dengan tangan-tangannya tanpa pernah terasa lelah, semuanya dirimu sendiri yang memilih jalannya dan Tuhan akan mengamininya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H