Mohon tunggu...
Ivan Dongan
Ivan Dongan Mohon Tunggu... -

Bla....bla....bla

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Medan Oh Medan

19 Januari 2016   21:10 Diperbarui: 19 Januari 2016   21:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Pembaca

Terlebih dahulu saya menjelaskan sedikit kota Medan,kota yang menjadi ibukota Sumatera Utara,yang jumlah penduduknya mendekati angka 3,5 juta jiwa (2012 skitar 3.418.645 jiwa ) dan memiliki luas wilayah sekitar 265,10 km2 (10,240 mil²).

Oke awak gak mau berbicara soal profil kotanya,yang mau saya bahas yakni kota Medan yang hari demi hari seperti jalan di tempat atau lebih parah mundur ke belakang.Hal ini saya dapati ketika baru pulang dari Jakarta 6 bulan lalu,dimana saya menumpang bus DAMRI utk menuju kota Medan,penumpang yang duduk di belakang saya berbicara dalam bahasa Hokkian,yang kebetulan saya agak mengerti sdikit,istilahnya a little-little,dari yang saya tangkap mereka sedang mengobrol kota Medan tidak memiliki perubahan sejak 20 tahun lalu,kaget juga,ternyata penumpang yang dibelakang saya tsb sempat tinggal di kota tsb,bahkan sblm saya lahir,tapi apa memang benar dalam pikiran saya.

Fakta di lapangan memang berbicara demikian,kota Medan memang dianggap kota terbesar di Indonesia,berada di urutan ke-tiga,bisakah halak Medan berbangga,tentu tidak,sepertinya PemDa lebih bernafsu mendorong kota Medan agar bisa menuju kota Metropolitan tapi tidak berusaha memperbaiki atau berbenah diri agar bisa menjadi kota yang lebih tertata baik.

Lihat contohnya,papan-papan billboard yang berserakan dan tidak beraturan,diduga ada permainan dengan pihak advertising agar iklannya bisa berada di titik tertentu,ditertibkan tapi muncul kembali,padahal jelas papan iklan tersebut merusak estetika kota tsb,ibaratnya nunggu tenang dulu,baru pasang kembali.

Masalah Perparkiran di Kota Medan,inilah paling ajaib menurut saya,gak tahu siapa kordinatornya,sekarang di Kota Medan bermunculan Petugas Parkir tidak jelas statusnya asal ketemu lokasi yang ramai aja langsung ada parkirnya,seperti yang terlihat jelas di beberapa titik kota Medan,khususnya warung makan skala kecil yang dulunya gak ada parkir,tiba-tiba langsung ada,entah siapa yang memulainya,itu masih menjadi misteri,malah sempat ada berita bahwa Dishub melakukan Pungli,celakanya sekarang pun tempat seperti Ind*Maret dan Alf*Mart dikenakan parkir pula,padahal sudah jelas ada tanda PARKIR GRATIS,padahal hasil dari retribusi tersebut mengalami kebocoran,belum lagi lokasi parkir yang seenaknya saja bahkan terkadang menimbulkan kemacetan.Dan sempat ada wacana untuk menerapkan Parkir Elektronik,gk yakin selama manusianya gk bisa menghargai barang

Ada lagi penataan kota yang cenderung serampangan,kota Medan tidak ada lagi memiliki daerah resapan ataupun Ruang Terbuka Hijau yang seharusnya ada di kota ini,karena kebanyakan,begitu menemukan tempat atau area kosong,tidak ada dari pihak pemerintah maupun swasta mengambil inisiatif untuk membangun area tersebut,padahal sudah ada peraturannya,sekarang malah jadi aneh,lebih banyak bangunan beton yang mengambil air tanah dan menutup serapan air belum lagi pembangunan trotoar yang hampir menutupi saluran air,gak heran kota ini sebenarnya bukan langganan banjir,namun melihat keadaan tersebut bukan tidak mungkin,bencana banjir menjadi rutinitas kota ini,soalnya tahun 2015 kemarin terjadi dua kali banjir(pertengahan Januari dan Oktober).

Pembangunan gedung yang tidak pernah mempertimbangkan sisi konstruksinya,misalnya penyediaan akses masuk maupun lahan parkir,seperti yang terlihat di beberapa gedung di kota Medan,yang menaruh akses masuknya pas di pinggir jalan yang kebetulan jalan tersebut sering terkena macet blum lagi dari sisi keamanannya dan spt masalah perparkiran,terkadang yg punya kendaraan memarkirkan kendaraanya seenaknya di pinggir jalan yang peruntukkannya bukan untuk parkir,yah mana mau ambil pusing.

Awak gak mau menulis lebih panjang lagi,yg sebenarnya masih ada misalnya premanisme birokrasi,tapi awak kurang paham dalam soal itu,karena yang awak liat merupakan kejadian yang sering terjadi di Kota Medan,kota lahirku.semoga bisa lebih berbenah lagi.

Horas...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun