Mohon tunggu...
Ivan Dongan
Ivan Dongan Mohon Tunggu... -

Bla....bla....bla

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sinetron Perlu Belajar dari Drama DAAI TV

4 Oktober 2014   02:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:27 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Detail

Ini yang sampai sekarang sinetron Indonesia jarang punya,kita tidak pernah tahu detail apa yg dimiliki para karakternya,maksud saya detail spt pekerjaanya,kebanyakan mengekspos jalan cinta tokohnya ketimbang apa yg dilakukannya utk hidup(pekerjaan),cuma ada sesekali spt di CInta FITRI(malu,krn pernah nonton walaupun gak tamat) yg mengulas pekerjaan di Advertising,tp tetap aja lbh bnyk konflik perebutan hartanya,sdngkan di drama DAAI,saya malah tertarik ketika para tokohnya menjalankan bisnis,spt bagaimana memenangkan calon pelanggan dan ketika tokoh utamanya belajar utk mengoperasikan suatu alat atau ini yg saya sukai kalau tidak salah di drama "GORESAN KEHIDUPAN" yg mengisahkan seorang tukang gbr yg hampir putus asa krn tidak melihatnya peluang di hobinya tsb,namun yg menjadi menarik ketika dia bekerja di periklanan sblm adanya teknologi Photoshop,bagaimana dia memasarkan desainnya dan teknik mengambarnya,banyak lagi yang diulas jika ceritanya berhubungan dgn pekerjaan tokoh aslinya,ini seharusnya lbh diangkat di sinetron Indonesia,agar kita jangan terlena dgn kehidupan percintaan

Setting

Beberapa kali saya tonton drama di tv ini,penyajiannya sungguh bagus sekali,misalnya jika waktu kehidupan awalnya dilakukan di era tertentu spt tahun 70-an,para kru film akan melakukan observasi di tahun tersebut spt fashion yang sedang tren di waktu itu,bahkan riasan dan gaya rambutnya disesuaikan juga,dan lebih ajaibnya kualitas gambarnya dibuat seolah-olah terkesan vintage atau mendekati kualitas siaran di era tsb dan,lokasi syutingnya jarang berada di Taipei jika kehidupan awalnya berada di pedesaan,mereka mnyajikan alam pedesaan yang benar-benar indah dan tempatnya bukan itu2 aja,kalau sinetron kita rata-raya uda bisa ditebak jika lokasi syutingnya berada di pedesaan atau lebih buruk,mereka memanfaatkan taman di sekitar yang mirip dengan suasana desa.trus property yang digunakan berasal dari tahun tersebut,hal yang patut dipuji,mengingat kemarin ada film yang settingnya era Kerajaan,namun ada property makanan biskuit

Pesan Moral

Ini terkadang jadi "senjata" para Produser Sinetron Indonesia yang kebanyakan dilebih-lebihkan di media infotainment utk mendongkrak sinetronya spt "Dekat dengan kehidupan sehari-hari",omong kosong,seharusnya sinetron itu juga harus mengajarkan moral yg lbh konkret,spt jangan ngomong ke orang tua dengan suara keras atau membentak,trus menggunakan kata2 yang sopan dan tidak menyinggung,memang realitanya msh ada yg gitu,namun sinetron jangan juga mendukungnya,di drama DAAI TV walaupun ada bbrp adegan kekerasan namun tidak diekspos secara gamblang,spt ketika terjadi penamparan atau insiden KDRT namun hanya di awal setelah bbrp detik adegan tersebut berlalu utk scene berikutnya dan itu mengikuti skenario,trus di drama DAAI diajari utk menghormati orang tua,seburuk apapun orang tua  di masa lalu tetap aja dia yg memiliki andil dalam membesarkan para tokoh utamanya,trus gigih dalam bekerja dan tidak takut utk gagal,kebnyakan sinetron Indonesia memiliki kegigihan,namun bukan dalam perjuangan hidup tp perjuangan dalam cintanya,pantas aja kebnyakan makan cinta ampe lupa bahwa kelak ketika berhasil dlm cinta tpi lupa utk berjuang menafkahi keluarga.

Segitu aja dari saya,terlalu banyak ntar malas baca

Peace Out

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun