Mohon tunggu...
Sakinah Maryam
Sakinah Maryam Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Medan

Saya telah menempuh jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Medan. Hobi saya menulis, menjelajah alam, dan mengikuti beberapa konferensi Internasional. Salam Literasi :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Era Baru EdTech sebagai Transformasi Teknologi dalam Dunia Pendidikan

6 Desember 2024   20:52 Diperbarui: 6 Desember 2024   20:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan. Di masa lalu, belajar mungkin hanya terbatas pada ruang kelas dengan metode pengajaran yang seragam untuk semua siswa. Namun, dengan kehadiran teknologi pendidikan atau Education Technology (EdTech), pendekatan ini mulai bergeser secara signifikan. EdTech tidak hanya menghadirkan alat bantu pembelajaran, tetapi juga menciptakan cara baru dalam memahami, mengakses dan menyampaikan pengetahuan. Dengan potensi yang begitu besar, EdTech menjadi jawaban atas tantangan pendidikan masa kini, sekaligus membuka peluang baru untuk masa depan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat bagaimana teknologi mengubah cara siswa belajar. Jika dulu siswa harus hadir secara fisik di kelas untuk mendapatkan materi pelajaran, kini pembelajaran bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Kehadiran platform pembelajaran online seperti Google Classroom, Ruangguru dan lainnya membuat siswa dapat mengakses materi belajar sesuai kebutuhan mereka. Lebih menarik lagi, teknologi seperti virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) membawa pengalaman belajar ke level yang berbeda. Dengan VR ini siswa bisa "berjalan" di reruntuhan Romawi Kuno atau "menjelajahi" tata surya tanpa meninggalkan ruangan. Teknologi ini membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan interaktif. EdTech juga mendukung pembelajaran yang lebih personal. Melalui analisis data, sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) dapat menyesuaikan materi dengan kecepatan belajar masing-masing siswa. Dengan begitu, siswa yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami materi tidak akan merasa tertinggal sementara mereka yang lebih cepat dapat terus melaju tanpa batasan. 

Salah satu keuntungan terbesar dari EdTech adalah kemampuannya membuka akses pendidikan ke lebih banyak orang. Di wilayah terpencil yang sulit dijangkau oleh fasilitas pendidikan, teknologi dapat menjadi pionir. Dengan perangkat seperti tablet berisi aplikasi pembelajaran offline atau koneksi internet berbasis satelit, siswa di pelosok negeri tetap bisa mendapatkan pendidikan berkualitas. EdTech juga memungkinkan pembelajaran lintas budaya dengan adanya kolaborasi antarsiswa dari berbagai belahan dunia menjadi lebih mudah berkat platform digital. Dalam dunia kerja yang semakin bergantung pada teknologi, kemampuan seperti berpikir kritis, memecahkan masalah dan menggunakan alat digital menjadi sangat penting. 

Meski menawarkan banyak peluang, perjalanan EdTech tidak sepenuhnya mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesenjangan digital. Misalnya, tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat teknologi atau internet yang stabil. Masalah ini menciptakan jurang antara mereka yang mampu memanfaatkan teknologi dan yang tidak. Selain itu, tidak semua guru dan siswa siap menghadapi perubahan ini. Banyak guru yang belum terlatih dalam menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran. Literasi digital yang rendah membuat potensi EdTech sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal. 

Ada juga kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data. Dengan semakin banyaknya platform pembelajaran yang mengumpulkan data siswa, penting untuk memastikan bahwa informasi tersebut dilindungi. Kasus pelanggaran data yang terus meningkat menjadi pengingat bahwa keamanan harus menjadi prioritas utama. Tidak kalah penting, ada resistensi terhadap perubahan. Beberapa pendidik dan institusi pendidikan merasa nyaman dengan metode tradisional dan enggan mengadopsi teknologi baru. Mengubah pola pikir ini memerlukan waktu dan usaha, terutama untuk menunjukkan bahwa EdTech bukan ancaman melainkan alat bantu yang dapat memperkaya pembelajaran. 

   Meskipun ada tantangan, dampak positif yang dibawa EdTech jauh lebih besar. Teknologi telah membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan bagi siswa. Guru dapat memanfaatkan berbagai media seperti video, simulasi, atau aplikasi interaktif untuk menyampaikan materi dengan cara yang lebih kreatif. Siswa juga diuntungkan dengan fleksibilitas yang ditawarkan. Mereka dapat belajar sesuai jadwal mereka sendiri, memilih materi yang paling relevan dan mengulang pelajaran sebanyak yang diperlukan hingga benarbenar memahami konsep. Yang tak kalah penting, EdTech membantu menyiapkan siswa menghadapi masa depan. Dunia kerja yang semakin terotomasi menuntut generasi mendatang untuk mampu beradaptasi dengan teknologi. Melalui pendidikan berbasis teknologi, mereka dilatih tidak hanya untuk menjadi pengguna tetapi juga pencipta teknologi. 

   Untuk memastikan bahwa EdTech dapat diakses oleh semua siswa, diperlukan langkah strategis dari berbagai pihak. Akses internet yang merata adalah kunci untuk mengatasi kesenjangan digital. Di sisi lain, guru dan siswa perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan literasi digital mereka. Institusi pendidikan perlu memastikan bahwa platform yang digunakan telah memenuhi standar keamanan yang ketat. Siswa juga harus diajarkan bagaimana melindungi privasi mereka di dunia digital. Perubahan pola pikir perlu didorong secara perlahan namun konsisten yang tentunya melibatkan guru dalam proses pengembangan teknologi pembelajaran dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi resistensi. Dengan cara ini, mereka tidak hanya merasa menjadi pengguna, tetapi juga bagian dari perubahan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun