Malang, Jawa Timur. Pandemi COVID-19 yang telah menyebar ke Indonesia menyebabkan perubahan berbagai sistem, termasuk sistem pendidikan menjadi sistem daring. Pembelajaran sistem daring menuntut siswa untuk menggunakan perangkat elektronik seperti gadget dan laptop dalam jangka waktu yang lama.
Siswa ketika mengoperasikan gadget cenderung tertarik membuka game dan media sosial daripada membuka materi pembelajarannya sehingga siswa menjadi malas belajar. Hal ini mengakibatkan terjadinya miskonsepsi siswa akan mata pelajaran yang dipelajari dan mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa.
“Mata pelajaran yang seringkali terjadi miskonsepsi adalah biologi, terutama pada materi genetika. Miskonsepsi materi genetika ini disebabkan adanya banyak istilah asing dan dianggap sulit oleh sebagian besar siswa karena materi yang dikaji memiliki ukuran mikroskopis, sulit diamati secara langsung tanpa bantuan alat canggih, serta banyak menggunakan simbol-simbol yang dapat membuat siswa menjadi lebih sulit memahami konsep genetika.” Ujar Sakinah.
Oleh karena itu, tim PKM Kewirausahaan dari Universitas Negeri Malang memberikan sebuah solusi berupa rancangan media pembelajaran Genetic Pop Up Book yang dapat memudahkan siswa dalam belajar genetika.
Genetic Pop Up Book digarap oleh lima orang yaitu Sakinah Vinda Putri Kinasih (Biologi), Nurul Alfi’ah (Biologi), Claresia Tsany Kusmayadi (Biologi), Eliza Fitri Kamaliya (Biologi), dan Ridho Dwi Maryadi (Ekonomi) serta dibimbing oleh dosen biologi Universitas Negeri Malang, Bapak Indra Kurniawan Saputra, S.Si., M.Si.
“Genetic Pop Up Book merupakan sebuah inovasi media pembelajaran genetika berbasis pop up book dengan memanfaatkan teknik rekayasa kertas atau paper engineering. Materi yang ditampilkan dalam Genetic Pop Up Book adalah Central Dogma yang dilengkapi dengan latihan soal dan pembahasannya.” Ujar Claresia.
Eliza menjelaskan bahwa rancangan media pembelajaran Genetic Pop Up Book menyesuaikan dengan kurikulum SMA mata pelajaran Biologi kelas 11 dan kelas 12.