Mohon tunggu...
sakila
sakila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menonton film dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata

16 Mei 2024   14:08 Diperbarui: 16 Mei 2024   14:14 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Novel yang pertama kali diterbitkan oleh penulis terkenal, Andrea Hirata, adalah Laskar Pelangi, dirilis pada tahun 2015 oleh Penerbit Bentang Pustaka. Kisah ini diinspirasi dari pengalaman hidup Hirata di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitung Timur, memungkinkannya untuk menggambarkan unsur sosial dan budaya masyarakat Belitung dengan detail dalam cerita novelnya secara brilian. Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata telah meraih banyak prestasi dalam dunia sastra, seperti menjadi salah satu International Best Seller, diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing, dan diterbitkan dalam 22 bahasa. Karya tersebut juga sukses di lebih dari 130 negara. Selain itu, novel tersebut telah diadaptasi menjadi berbagai bentuk media, termasuk film, drama musikal, serial televisi, lagu, dan koreografi oleh Citydance Company di Washington, D.C. Novel ini juga ditampilkan di acara Smithsonian dan Berlinale (Festival Film Internasional Berlin).

Sinopsis Novel "Laskar Pelangi" 

Cerita novel "Laskar Pelangi" mengikuti perjalanan 10 anak dari desa kecil di Belitung, yang bertekad untuk menggapai pendidikan berkualitas meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan. Cerita ini dipenuhi dengan liku-liku emosional, kegembiraan, dan kesedihan yang menggugah hati. Cerita dimulai dengan 10 anak yang luar biasa itu dikenal sebagai Laskar Pelangi, termasuk di antaranya Ikal, Lintang, Sahara, Aulia Fadillah, Mahar Ahlan, Syahdan Noor Aziz, Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman atau A Kiong, Samson atau Borek, Mukharam Kudai Khairani, Trapani Ihsan Jamari, dan Harun Ardhli Ramadhan. Seiring berjalannya waktu, mereka semua bertemu dengan seorang teman baru bernama Flo, yang baru saja pindah dari SD PN Timah. Mereka semua bersekolah di SD Muhammadiyah yang serba kekurangan, tetapi memiliki semangat belajar yang luar biasa. Saat berada di sekolah, mereka dihadapkan pada berbagai masalah, seperti kurangnya fasilitas, dan tekanan ekonomi. Namun, mereka tetap bertahan dan saling mendukung satu sama lain. Puncak cerita terjadi ketika sekolah mereka, SD Muhammadiyah, hampir ditutup karena minimnya jumlah murid. Semua orang tua, calon siswa, Bu Muslimah, dan Pak Harfan penuh harapan menanti kedatangan siswa ke-10 untuk menyelamatkan SD Muhammadiyah. Meski Pak Harfan merasa kecewa, ia harus mengambil keputusan berat di detik-detik terakhir. Namun, dalam kekecewaan itu, muncul seorang anak yang tampak lebih tua dari yang lain, Harun Ardhli Ramadhan, yang datang dengan ibunya untuk mendaftar sebagai murid baru. Meskipun Harun memiliki keterbelakangan mental, kehadirannya berperan dalam menyelamatkan sekolah, seluruh siswa baru, dan orang tua. Kegembiraan dan haru terpancar di wajah Pak Harfan dan Bu Muslimah, terutama karena bantuan dan dedikasi Bu Muslimah dalam mengajar serta mendampingi mereka. Perjalanan mereka tidaklah mudah, mereka harus menghadapi kesulitan ekonomi, masalah keluarga, dan berbagai rintangan lainnya. Namun, melalui kebersamaan dan semangat juang yang tak kenal lelah, mereka berhasil mengatasi semua rintangan dan meraih kesuksesan dalam bidang pendidikan. Cerita ini mengisahkan tentang persahabatan yang kuat, tekad yang gigih, dan mimpi-mimpi yang tak pernah surut. Di akhir cerita, para karakter berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, segala sesuatu menjadi mungkin.

Kelebihan dan Kekurangan Novel "Laskar Pelangi" 

Kelebihan novel ini menggambarkan kehidupan di daerah pedalaman Indonesia dengan sangat detail, memberikan wawasan yang mendalam tentang budaya dan kehidupan masyarakat local, kisah persahabatan dan perjuangan para tokoh dalam menghadapi berbagai tantangan hidup dapat menginspirasi pembaca untuk tidak menyerah dalam menghadapi rintantangan, novel ini juga menyampaikan pesan-pesan pendidikan, seperti pentingnya pendidikan, tekad, persahabatan, dan semangat pantang menyerah, gaya bahasa yang digunakan Andrea Hirata menarik dan deskriptif membuat pembaca terbawa dalam alur cerita dan atmosfer di Belitong dan melalui kisah-kisahnya, novel ini mengangkat berbagai isu sosial seperti ketimpangan pendidikan, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial. Namun terdapat beberapa kekurangan dalam novel ini diantaranya, meskipun inspiratif, pola cerita tentang perjuangan melalui pendidikan dan kehidupan masyarakat pedalaman sudah cukup umum dan dapat dianggap klise oleh beberapa pembaca dan beberapa tokoh mungkin terkesan stereotip atau kurang berkembang secara mendalam dalam novel ini. Meskipun memiliki kekurangan, "Laskar Pelangi" tetap menjadi salah satu novel yang sangat berpengaruh dalam sastra Indonesia dan mendapat banyak apresiasi dari pembaca di dalam dan luar negeri.

Amanat dari "Novel Laskar Pelangi"

Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata mengandung berbagai amanat yang bisa diambil oleh pembacanya. Beberapa amanat utama dari novel tersebut antara lain:

  • Pentingnya Pendidikan: Pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib dan membuka pintu kesempatan. Meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan, anak-anak di SD Muhammadiyah Gantong tetap semangat untuk belajar dan menggapai cita-cita mereka.
  • Keteguhan dan Keuletan: Keuletan dalam menghadapi berbagai rintangan adalah kunci untuk meraih sukses. Tokoh-tokoh dalam "Laskar Pelangi" menunjukkan keteguhan dan semangat pantang menyerah dalam mengejar impian mereka.
  • Kerja Sama dan Persahabatan: Persahabatan yang erat dan kerja sama tim sangat penting. Ikal, Lintang, Mahar, dan teman-teman lainnya saling mendukung dan membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
  • Kekuatan Mimpi: Bermimpi besar adalah langkah awal untuk mencapai sesuatu yang luar biasa. Karakter Lintang, misalnya, memiliki mimpi besar meskipun berada dalam situasi yang sangat sulit, dan hal ini menginspirasi pembaca untuk berani bermimpi.
  • Keberanian Menghadapi Tantangan: Novel ini juga mengajarkan keberanian untuk menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah. Para guru dan murid di SD Muhammadiyah Gantong menunjukkan bahwa dengan keberanian, kita bisa mengatasi berbagai masalah.
  • Keberagaman dan Toleransi: Novel ini menampilkan keragaman budaya dan latar belakang sosial dari tokoh-tokohnya, serta menekankan pentingnya toleransi dan saling menghormati.

Dengan demikian, "Laskar Pelangi" menyampaikan pesan bahwa dengan pendidikan, ketekunan, persahabatan, mimpi, keberanian, dan toleransi, seseorang dapat mengatasi berbagai rintangan dan mencapai tujuan hidup yang diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun