Meskipun dua hari terakhir ini saya melihat iklan di luar batas kepatutan yang muncul di situs-situs online tentang seruan untuk tidak memilih Prabowo karena katanya tidak pernah salat tidak pernah puasa, saya anggap itu ulah pendukung Jokowi yang panik karena elektabilitasnya menurun drastis.
Sedangkan untuk media-media terkemuka yang menampilkan iklan ini pun bisa saya baca dari dua hal.
[caption id="" align="alignnone" width="663" caption="Siapapun yang menang harus kita dukung (Foto: viva.co.id)"][/caption]
Pertama, saya menduga telah terjadi konspirasi dengan segala cara untuk men-down grade dukungan rakyat terhadap Prabowo Hatta dengan membuat isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kedua, dugaan lainnya menjelang lebaran ini, perusahaan media tersebut membutuhkan uang banyak untuk membayar gaji dan THR karyawan serta para wartawannya. Karena itu, momentum Pilpres dimanfaatkan betul untuk mendapatkan rupiah demi rupiah dari pasangan capres manapun. Kebetulan yang paling royal mengguyurkan dana untuk beriklan itu pasangan Jokowi JK. Karena itu, suka atau tidak suka, seminggu menjelang minggu tenang ini di situs berita maupun media-media sosial bertebaran ikla pasangan capres/cawapres nomor urut dua.
Apakah iklan-iklan tersebut berhasil mempengaruhi kalangan pemilih? Kita tunggu saja nanti hasilnya tanggal 9 Juli yang akan datang.
Yang jelas, di minggu tenang ini saya ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan ajakan Pak Jokowi JK untuk memilih mereka berdual dalam Pilpres 2014 ini.
Pertama, selama satu bulan terakhir ini Pak Jokowi dan Pak JK sudah berusaha maksimal meyakinkan rakyat termasuk saya untuk memilihnya. Menawarkan berbagai program jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Untuk hal itu, saya ucapkan terima kasih atas tawarannya.
Kedua, selama satu bulan terakhir ini saya membaca ulasan media, pendapat para pakar, pengamat, opini yang berkembang di masyarakat, menganalisa data dan fakta yang ada untuk membandingkan visi dan misi kedua pasangan capres/cawapres. Saya meyakini betul bahwa 5 menit di bilik suara akan sangat menentukan perjalanan bangsa ini 5 tahun ke depan.
Ketiga,hingga debat terakhir tanggal 5 Juli tadi malam, saya mencermati jawaban yang diberikan masing-masing kandidat untuk menentukan pilihan yang tepat. Alhamdulillah saya sudah melihat sosok mana yang pantas untuk saya pilih. Terima kasih atas semua pemaparan Anda, Pak Jokowi.
Setelah menimbang-nimbang dengan seksama dan memperhatikan tiga hal di atas, Insya Allah dengan bulat hati tanggal 9 Juli yang akan datang saya tidak akan golput, saya akan menyalurkan hak pilih saya sebagai warga negara dengan tidak memilih anda sebagai presiden. Terima kasih dan mohon maaf Pak Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H