Saya ingin menghimbau kepada siapapun tim sukses capres/cawapres untuk menghentikan mengupload video-video Jokowi yang tengah melakukan salat, baik sebagai imam maupun makmum. Tayangan video dimaksud bisa dilihat di youtube dengan judul “Jokowi menjadi Imam Shalat Maghrib di pesantren tasik” dan “Jokowi imam shalat maghrib di mesjid purwokerto”
Pertimbangannya begini. Pertama, salat itu kewajiban Jokowi sebagai umat Islam ytang sudah akil baligh. Itu urusan ibadah Jokowi dengan Tuhannya. Mempublikasikan ritual salat untuk kepentingan kampanye berpotensi merusak niat menjalankan ibadat tersebut.
Kedua, jika dilihat dari gerakan maupun bacaan waktu jadi imam (pemimpin) salat, mohon maaf, Jokowi belumlah termasuk kategori ‘fasih’. Alih-alih mendapatkan dukungan, ini bisa jadi sebaliknya. Kalau hanya untuk melawan kampanye hitam berbau SARA, kedatangan Jokowi ke pondok-pondok pesantren, penyebaran foto Jokowi sedang salat, sedang naik haji, sedang umroh, sedang memberika sambuta di depan jamaah pengajian itu sudah cukup.
Jangan ditambah tayangan ‘live’ yang bisa menimbulkan persepsi berbeda.
Masyarakat Indonesia saat ini tidak sedang mencari pemimpin salat, tapi presiden yang bisa membawa negara ini ke arah kemakmuran dan kesejahteraan. Silakan adu visi dan misi dengan kandidat capres lainnya. Silakan jual program-program yang akan dilakukan manakala terpilih menjadi presiden. Jokowi bukan mau jadi presiden untuk umat Islam saja, tapi seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai latar belakang SARA.
Rakyat Indonesia sudah dewasa. Bisa membedakan mana pemimpin yang benar-benar tulusbekerja untuk rakyat dan hanya sekadar pencitraan.
[caption id="attachment_343172" align="alignnone" width="819" caption="Jokowi diminta menjadi imam salat (sumber: youtube)"][/caption]
Jangan terlalu lugu dalam menanggapi isu SARA. Salah memberikan solusi, bisa jadi bukan simpati yang diraih, tapi malah memunculkan komentar yang tidak-tidak. Contohnya ya seperti meng-uplpoad video yang menunjukan Jokowi sedang menjadi imam salat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
