Konsisten dengan inkonsistensi mungkin adalah slogan yang tepat untuk partai golkar belakangan ini.
bagaimana tidak,Partai yang selalu menjadi bagian dari kekuasaan ini bak kebakaran jenggot ketika mengetahui hasil perolehan suara pilleg.  Yang sudah diumumkan oleh berbagai lembaga survei maupun hasil sementara dari KPU.Hasil tersebut pun berujung dengan perbedaan pendapat dikubu partai beringin tersebut.
Masih kita ingat,ketika golkar mengambil keputusan untuk keluar dari koalisi demokrat dan langsung mengusung JK untuk maju pada pilpres 2009.
Sesaat setelah 'tragedi mubarok'.Bayangkan,partai besar,tua ,namun kurang dewasa dalam bersikap hanya gara gara perkataan dari lawan politiknya.Kenapa? yah, karena jelas karena faktor gengsi
golkar bersikap demikian.
Diambilnya sikap keluar dari koalisi demokrat, justru disambut gembira oleh PKS,tidak lama setelah JK mencalonkan diri sebagai capres Partai Golkar,Elit PKS pun mengundang JK ke markas PKS .
banyak media seakan terjebak kejadian itu, pertemuan yang dilansir sebagai langkah awal koalisi PKS dan golkar ternyata hanyalah sebuah strategi dari kubu PKS untuk mendukung kelangsungan JK untuk maju sebagai Pilpres.Karena pada saat itulah kesempatan PKS untuk mengambil posisi cawapres SBY semakin kuat,dan sepertinya memang target PKS dipemilu 2009 ini adalah cawapres.
Pemilu legislatif pun selesai kita laksanakan,hasilnya pun sudah kita ketahui semua,Demokrat menang telak atas partai partai seniornya terutama Partai Golkar. hal tersebut akhirnya membuat elit golkar harus memutar kepala,dan berencana rujuk dengan demokrat.
Pada saat itu pula kubu PKS berang, bahkan berani mengancam Demokrat ,dengan tidak mau koalisi dengan demokrat jika Golkar bergabung kembali. Jelas ini mengacaukan strategi politik PKS, yang walaupun akhirnya hasil rapimnassus golkar memutuskan untuk tetap keluar dari koalisi dan tetap mencalonkan JK sebagai capres. Lagi lagi PKS mendapatkan angin segar dengan kabar ini,tanpa banyak menunggu lagi,PKS segera memastikan koalisinya dengan demokrat dan mengajukan dua nama kader terbaiknya sebagai cawapresnya SBY.
Namun,ditengah kepastian PKS berkoalisi dengan demokrat, Justru partai Golkar lagi lagi membingungkan dalam bersikap.dengan belum satu pun parpol yang bisa dijadikan partner koalisi untuk menutupi sisa suara ( 25% ) ,dan melihat besarnya koalisi yg dibangun Demokrat,dan sikap tidak yakin menang dalam pilpres,dan
juga sikap tidak berani menjadi oposisi karena alasan bukan budaya partai, membuat petinggi partai terpecah.bahkan dorongan untuk kembali ke demokrak sangat besar sekarang.
Bagaimana dengan PKS sekarang? apakah jika golkar rujuk dengan demokrat masih mau koalisi dengan demokrat atau keluar? jika masih mau berkoalisi dengan demokrat dengan kembalinya golkar ke demokrat..
Sungguh, PKS adalah partai kedua yg tidak konsisten setelah partai Golkar..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H