Ketika ku tahu bahwa takdir tidak sepihak jalan pikirku, saat di mana sebuah harapan yang kadang hanya menjadi angan-angan. Kini ku tahu bahwa hidupku dimulai dari menutup mata dan kembali dengan mata terbuka berharap semua ini nyata.
Semester 1 telah berlalu, kini aku sibuk dengan tugas-tugas yang telah menumpuk beberapa hari kemarin. Entah ada apa siswa-siswa perempuan di kelasku, mendengar bahwa ada siswa baru di kelas sebelah mereka lari pergi melihatnya, katanya sih cowok. Tapi hanya aku saja yang tak tertarik sama sekali, menurutku itu hanya membuang-buang waktu untuk persiapan tes semester 2.
Malam ini aku merenungkan sebuah impianku yang kadang aku ragu sendiri. Apakah aku dapat mewujudkannya? Apakah aku mampus? Ataukah itu hanyalah angan-angan? Tapi saat ku tahu bahwa mimpiku tidak akan terwujud dengan keadaanku sekarang ini, aku pun memikirkan hal lain, hal yang mungkin terwujud dan salah satunya adalah "Belajar dengan giat".
Satu minggu telah berlalu tes semester 2 telah terlewati, hari ini adalah hari di mana semua nilai siswa ditempel di papan pengumuman. Aku pun yang tidak sabar dengan hasil nilaiku, aku berjalan bersama Siti temanku menuju lobi.
Dan apa hasilnya? Sungguh tak percaya aku peringkat nomor 2 untuk juara umum dan 1 untuk juara kelas. Tandanya, aku tak perlu lagi memikirkan uang SPP karena aku akan mendapatkan beasiswa, artinya sekolah gratis.
Mimpiku terwujud hanya dengan membuka mata. Segala mimpi akan terwujud jika berusaha dengan keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H