Mohon tunggu...
Sakban Rosidi
Sakban Rosidi Mohon Tunggu... profesional -

Membina kelas Filsafat dan Metodologi Penelitian Pengembangan pada Program Pascasarjana; Psikologi Sosial, Sosiologi dan Antropologi pada Program Sarjana. Cukup lama mengajar filsafat, linguistik dan cultural studies di Program Studi Sastra Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Tuhan Perlu Dibela?

19 Mei 2012   03:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:07 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

APAKAH TUHAN PERLU DIBELA?


Tanya: Apakah Tuhan perlu dibela?

Jawab: Tentu saja tidak. Tuhan Mahakuasa kok dibela.

Tanya: Jadi?

Jawab: Saya tak membela Tuhan kok.

Tanya: Maksudnya?

Jawab: Saya membela diri, mempertahankan isi sistem kognitif dan afektif saya. Membela keyakinan dan nilai-nilai yang saya muliakan.

Tanya: Apakah harus?

Jawab: Tentu saja selalu begitu. Jangankan Tuhan yang kau yakini dan muliakan,  penulis dan tokoh idola, penyanyi dan selera musik saja pasti kau bela kok. Iya kan? Memangnya penting mana?

Tanya: Lho?

Jawab: Lha lho lha lho! Pertanyaanmu itu yang keliru. Mestinya kau tanya dirimu sendiri, apakah memang Tuhan ada dalam sistem kognitif, afektif dan mewujud dalam perilakumu atau sekedar di mulutmu.

Tanya: Kesimpulannya?

Jawab: KEJUJURAN adalah juga keberanian bertindak seturut pengakuan keberimananmu. Bela keyakinanmu kepada Allah. Bela keyakinanmu kepada Yesus. Bela keyakinanmu kepada Hyang Widhi. Bela keyakinanmu kepada karma.

Tanya: Kalau tidak?

Jawab: Niscaya kau jadi contoh terbaik arti MUNAFIK.

Tanya: Terus?

Jawab: Lakukan dengan kewenangan berkeabsahan kalau bisa. Atau dengan lisan dan tulisanmu kalau tidak bisa. Bila tak mampu juga, setidaknya kau melakukan dalam hati.

Tanya: Kalau pakai pentungan, golok sambil menakut-nakuti?

Jawab: Kau tak menyimak frase "kewenangan berkeabsahan" ya?

Tanya: O ... begitu ya?

Jawab: Ya, begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun