Mohon tunggu...
Sajjad Basemi
Sajjad Basemi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

روح الله ویاک یا یمه الدنیا ما ترحم، بالدنیا شترید اذا اولها تتیتم، ماکو غیر الجروح، اسمع کلمتي و روح، الدنیا ما ترحم.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan Pendek– Arbain Husaini di Iraq (Part 1)

2 Januari 2014   06:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut adalah catatan pendekku mengenai perjalananku mengikuti acara arbain di Iraq. Untuk sebagian yang belum tahu tentang budaya arbain di Iraq, perlu aku jelaskan bahwa Arbain Husaini adalah sebuah acara untuk memperingati hari ke-40 syahidnynya cucu Rasulullah, al-Husein as, yang tewas dibantai oleh pemerintah zalim Yazid ibn Muawiyah. Beliau wafat pada tanggal 10 Muharram, yang berarti Arbain Huseini jatuh pada tanggal 20 safar. Yang menjadi sorotan utama dalam Arbain Huseini adalah Ziarah ke makam suci para imam, terutama al-Husein as dan berjalan kaki dari makam ayah beliau, Ali ibn Abi Thalib as di Najaf, menuju Karbala, tempat al-Husein as dimakamkan. Sebelum jalan kaki dimulai, para zuwwar(peziarah) biasanya berziarah dulu ke Baghdad (Kazhimeyn) dan atau Samarra, serta Najaf. Setelah itu barulah mereka mulai global marchingnya. Jalan kaki dari Najaf menuju Karbala ini memakan waktu 2 sampai 4 hari. Normalnya waktu yang dibutuhkan untuk  menempuh jarak 85 km ini adalah 3 hari. Aku pribadi sebelumnya ingin menempuh perjalanan ini dalam waktu dua hari saja, namun karena suatu alasan, aku terpaksa menggenapkannya menjadi 3 hari. Berikut adalah rincian perjalananku:

Selasa, 13 Safar 1435

[caption id="attachment_287659" align="alignleft" width="104" caption="Perjalanan menuju perbatasan yang memakan waktu 13 jam lebih."][/caption] Aku ikut rombongan kawan-kawan dari India, Pakistan dan Bangladesh. Aku berangkat tidak sendiri, bersama dengan temanku yang berinisial Ham. Kami datang sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan, jam 3 sore. Acaranya ngaret, rombongan yang terdiri dari 3 bis ini berangkat jam 4.30 sore. Butuh waktu 13 jam untuk sampai di perbatasan dari kota tempat ku tinggal. Teringat kisahku waktu ikut Arbain Huseini tahun lalu. Di tengah perjalanan menuju Najaf, [caption id="attachment_287660" align="alignright" width="300" caption="Aku (paling kiri) bersama dengan rekan dan seorang tentara yang mengawal rombongan ke Najaf."]

13886181791376197813
13886181791376197813
[/caption] ketika ban bis kami yang bocor sedang diperbaiki, datanglah sebuah mobil pick up dengan membawa buah-buahan yang segar; ada apel, jeruk, persik, kurma dan buah mewah ala timur tengah: pisang. Semuanya gratis. Orang Iraq memang terkenal dengan sifat terpujinya: memuliakan tamu. Rombongan bis kami bahkan dikawal secara khusus oleh tentara iraq langsung.

Rabu, 14 Safar 1435 [caption id="attachment_287663" align="alignright" width="300" caption="Antrian menuju imigrasi iran"]
13886186551275437535
13886186551275437535
[/caption]

Ku sampai di perbatasan pada waktu subuh. Ku tunaikan kewajiban sholat subuh dan antrian panjang sudah dimulai. Keadaan imigrasi di Iran sudah mulai membaik dari tahun-tahun sebelumnya. Yang menjadi problem adalah ku terperangkap di imigrasi Iraq. Dengan fasilitas yang tidak memadai, ku harus menunggu 20 jam agar bisa masuk ke tanah Iraq dengan legal. Toilet yang ada sudah rusak tak terurus, warung yang tahun kemarin ada sudah digusur. Rasa lapar makin diperburuk dengan dinginnya cuaca, sekitar 3 celcius. [caption id="attachment_287666" align="alignleft" width="300" caption="Kondisi di Imigrasi Iraq"]

1388618894660303892
1388618894660303892
[/caption] Pemerintahan Saddam yang zalim itu telah meninggalkan Iraq pada keadaan terparahnya. Banyaknya para zuwwar dan sedikitnya petugas semakin memperparah keadaan. Memang benar, jumlah zuwwar dari tahun ketahun memang terus bertambah. Tahun 1434 jumlah zuwwar yang berhasil direkam pihak imigrasi berjumlah 19juta orang. Tahun ini mungkin bisa melebihi 20 juta. Sensus detailnya silahkan searching di Wikipedia.

Kamis, 15 Safar 1435

[caption id="attachment_287667" align="alignleft" width="180" caption="Kazhimeyn"]

1388619089230599852
1388619089230599852
[/caption] Jam 2 pagi akhirnya berhasil masuk Iraq dengan legal. Kota tujuan pertama yang dikunjungi: Kazhimeyn. Cucu Rasulullah: al-Kazhim as dan al-Jawad as dikuburkan disini. Dua tahun sebelumnya aku pernah kesini. Kazhimeyn berada di selatan Baghdad, sebagaimana yang diketahui, Baghdad memang ibukota yang masih belum terjamin keamanannya. Sewaktu-waktu bisa saja ada mobil meledak akibat ulah para teroris wahabi di negeri Iraq ini. Walau selama ini aku belum bisa ziarah langsung ke Madinah, namun ziarah ke tempat cucu beliau saww juga bisa menjadi obat kerinduan pada beliau. Ku habiskan waktu 3 jam disini bermunjat, ziarah dan sightseeing. Ku kembali ke tempat peristirahatan, makan siang dan melanjutkan perjalanan ke Najaf. [caption id="attachment_287668" align="alignright" width="300" caption="Aku bersama rekan-rekan di Haram Imam Kazhim as dan Imam Jawad as."]
1388619227103609439
1388619227103609439
[/caption] Ku tak sempat menuju kota Samarra. Selain karena waktunya yang sedikit, keamanan juga menjadi problem. Samarra adalah tempat yang mayoritas dihuni oleh orang-orang non-shiah. Samarra sama seperti Kazhimeyn, dimana 2 cucu Rasulullah yang lain: al-Hadi as dan al-Askari as dikuburkan. Tahun 2006 teroris Taliban mengebom Holy Shrine 2 cucu rasulullah ini. Lokasi yang terpencil inilah yang membuat keamanaan menjadi problem bagi para peziarah. Malamnya ku sampai di Najaf. Ku bermalam di salah satu rumah kenalan ketua panitia rombongan yang letaknya sekitar 800meter dari Haram Ali ibn Abi Thalib as. Setibanya disana ku langsung beranjak tidur.

Jumat, 16 Safar 1435

[caption id="attachment_287670" align="alignleft" width="300" caption="Salah satu sudut Haram Imam Ali as. Tak ada tempat yang tidak ramai."]

1388619574916401016
1388619574916401016
[/caption] Paginya ku bersama temanku, Ham, menuju Holy Shrine. Tak lupa ku beli kartu perdana Zein Iraqi untuk komunikasiku selama di Iraq. Harganya USD 10, dan belum terisi pulsa. Kubeli pulsa USD 5, namun langsung habis ketika ku pakai internet via Lumia 520 ku itu. Suasana Haram sangat padat. Kami terpaksa menunda ziarah hingga nanti malam. [caption id="attachment_287671" align="alignright" width="300" caption="Masjid Sahlah: Masjid yang di dalamnya banyak terdapat maqam nabi"]
13886197172045435790
13886197172045435790
[/caption] Di hari itu, aku tidak sempat ziarah ke Kufah dan tempat lainnya. Di kufah terdapat rumah Ali ibn Abi Thalib as yang tidak jauh dari Masjid Kufah. Di masjid Kufah inilah Imam Ali as meneguk cawan kesyahidan ketika sujud dalam shalat subuhnya pada tanggal 21 Ramadhan. Di dalam masjid ini juga terdapat banyak maqam (bukan makam) para nabi. Di sisi masjid terdapat makam Mukhtar ats-Tsaqafi dan Hani ibn ‘Urwah. Tiga kilometer ke depan terdapat masjid Sahlah. Di masjid ini juga terdapat banyak maqam para nabi. Alhasil dua tempat ini memiliki banyak amalan-amalan ziarah khusus. [caption id="attachment_287672" align="alignleft" width="300" caption="Di bawah kubah biru itu terdapat makam Nabi Shaleh as dan Nabi Hud as."]
13886201362058807606
13886201362058807606
[/caption] Lima kilometer dari Haram Imam Ali as terdapat makam sahabat beliau, Kumail ibn Ziyad. Beberapa ratus meter terdapat masjid Hannanah, tempat dimana kepala imam Husein diletakkan sementara sebelum dibawa ke Syam. 2 km ke arah Haram terdapat sebuah pemakaman yang luas, Wadi as-Salam. Di sana terdapat makam nabi Hud as dan Shaleh as.

[caption id="attachment_287675" align="aligncenter" width="614" caption="Aku bersama dengan rekan-rekanku dari Indonesia di Haram Imam Ali as."]

13886202551775249852
13886202551775249852
[/caption]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun