Mohon tunggu...
Muhammad J
Muhammad J Mohon Tunggu... karyawan swasta -

peternak kelinci dan penulis puisi\r\npenyuka Absurditas teks

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dan

29 April 2014   17:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kegelapan yang dikasihNya
adalah jalan bagi angin
di dalam rumah ungu
yang diapit dua gunung

gelap tak berarti padam
perlahan biru memukul pintu
seperti gerimis
yang merayap di pagar itu
ia titipkan gelisah
pada kuncinya yang tua

siapa pun engkau
adalah kelembutan
tatkala hujan membajui bumiku
membaui kehidupannya

engkau tetap akan lembut
tanpa harus ada kematian kunang-kunang
mengartikan kemarau
menjadi biasa saja

sudah harus kuyakini
telah sampai ke mana rindumu
kauamuk-ombak
tumpah ke jalan-jalan berpohon
di mana banyak kutaruh gemuruh
pada dahan yang tergantung lentera
dan aku berkata "laut sudah dekat"

dan

yang hilang ada di sana
di gelap yang mesra
aku menjadi kata yang kaupilih
sebagai judul masa depan

Tuhan sembunyikan kasihnya
dalam kegelapan jiwaku
sampai pada gelapmu cintaku jatuh
sampai tiada timbul tenggelam
menjadi fajar harum
timur bagi mentari
barat bagi matahari

April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun