SELAMAT buat Bapak Jokowi yang terpilih Jadi Presiden Republik Indonesia!. Semoga Indonesia di era kepemimpinan pak Jokowi lebih maju dari kepempinan sebelumnya. Bisa bermasyarakat dan mendengarkan aspirasi masyarakat. Tak lupa juga program “Blusukan” yang menjadi cirri khas pak Jokowi lebih dimantapkan lagi. Jika pada saat jadi Gubernur DKI Jakarta blusukannya hanya di sekitar wilayahJakarta saja, maka sekarang pak Jokowi harus blusukan di seluruh Indonesia. Khususnya blusukan di beberapa daerah yang butuh perhatian ekstra dari pemerintah pak Jokowi. Buktikan bahwa semboyan “Indonesia Hebat” yang bapak kampanyekan terealisasi bukan sekedar OmDo (Omong doank!)
Kurang lebih itulah ucapan selamat dan harapan yang terlontar dari mulut rakyat Indonesia. Rakyat berharap Indonesia bisa menjadi Negara yang hebat. Bukan Negara yang tunduk pada kepentingan Asing. Kalau tunduk kepada kepenting asing, lalu apa bedanya bapak Jokowi dengan pemimpin sebelumnya?. pada Akhirnya akan jadi sama saja jika pak Jokowi tidak segera mengambil langkah-langkah jitu. yaitu langkah yang dapat menjadikan Indonesia hebat di mata rakyat Indonesia dan Internasional.
Isu kenaikan BBM sepertinya saat ini menjadi Isu yang mempertaruhkan nama Pak Jokowi di mata rakyat Indonesia. Karena kenaikan BBM sarat dengan adanya kepentingan pihak asing. Jika kenaikan BBM betul-betul dinaikan itu artinya pak Jokowi mengalah demi kepentingan asing bukan keperntinga rakyat dan bukan tidak mungkin masyarakat akan kecewa dengan model kepemimpinan pak Jokowi yang baru berjalan beberapa minggu. Imbas kenaikan BBM akan menjadikan Nama pak Jokow masuk dalam deretan nama-nama pemimpin yang gagal memimpin rakyatnya. Semoga hal itu tidak terjadi. Jika alasan pak Jokowi untuk menaikan BBM adalah sebagai cara untuk menutupi anggaran Negara yang semakin menipis. Maka pak Jokowi harus memikirkannya kembali dampaknya terhadap reputasinya di masyarakat. Jika ingin memberikan alasan, Berikanlah alasan yang tepat, logis dan memuaskan sehingga rakyat bisa menerima kenaikan BBM.
Masyarakat Indonesia tentu tidak akan menerima kenaikan BBM dengan alasan yang tidak logis. Jangan sampai muncul pernyataan sinis dari masyarakat “Memangnya pak Jokowi tidak ada kerjaan lain selain menaikkan BBM?”. Kemungkinan masyarakat akan menerima kenaikan BBM jika pak Jokowi secara transparan melalui jumpa pers mengumumkan tentang anggaran Negara yang defisit berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kedefisitannya dan langkah-langkah yang harus diambil untuk menutupi defisit itu. Jangan tiba-tiba saja ingin menaikan BBM tanpa diketahui alasan jelasnya oleh rakyat.
Bisa dipastikan jika BBM dinaikan oleh Pak Jokowi, masyarakat akan melakukan protes besar-besaran di seluruh Indonesia seperti yang terjadi pasa era kepemimpinan SBY tahun lalu. Imbas kenaikan BBM juga akan akan mempengaruhi mindset buruk masyarakat yang menjadi tanda awal kegagalan kepemimpinan pak Jokowi. Masyarakat akan menuntut janji pak Jokowi jika Bapak tidak dapat menjadikan Indonesia sebagai “Indonesia hebat” seperti yang digembar-gemborkan selama ini.
Pak Jokowi memang hebat. Ketika menjadi Walikota Solo, selalu saja ada gebrakan baru yang dibuat. Mulai dari penataan kota sampai pada pembenahan di tingkah pegawai pemerintah daerah. Dan hal itu pula dilakukan pak Jokowi pada saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Banyak rakyat yang salut dengan model kepemimpinan Jokowi ketika masih memimpin di tingkat daerah. Namun sepertinya akan berbeda ketika pak Jokowi sudah memimpin Indonesia. Karena banyak hal yang harus menjadi perhatian pak Jokowi termasuk isu kenaikan BBM. Isu kenaikan BBM harus menjadi fokus perhatian pak Jokowi, karena isu ini sangat sensitive bagi rakyat Indonesia. Memang memimpin Indonesia tidak seperti memimpin kota Solo dan Provinsi Jakarta yang jangkauan kekuasaannya tidak seluas Indonesia. Tetapi paling tidak jika BBM tidak jadi dinaikkan, maka pak Jokowi telah melaksanakan janjinya. Jika tidak, maka tunggulah apa yang akan dilakukan oleh rakyat Indonesia terhadap pak Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H