Mohon tunggu...
Endang Suwarman
Endang Suwarman Mohon Tunggu... Guru - Traveler

Ekowisata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terperangkap di Ruang Guru

11 April 2021   22:35 Diperbarui: 11 April 2021   22:41 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peristiwa merebaknya wabah Covid-19 yang menjangkiti seluruh dunia ternyata membawa dampak percepatan perubahan zaman, dari era 3.0 menuju era revolusi industri 4.0. Revolusi ke 4 ini ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi .Penanda era ini  adalah kesalingterhubungan serta sistem cerdas dan otomatis, mesin dan sensor yang saling terhubung menghasilkan data yang sangat besar. 

Adanya pembatasan interaksi sosial dalam skala besar, sebagai upaya mengurangi merebaknya penularan wabah Corona, mengakibatkan pergerakan masyarakat sangat terganggu. Namun di sisi lain aktivitas masyarakat harus tetap berjalan, maka mulailah dikenal istilah baru di masyarakat diantaranya; bekerja dari rumah atau dalam dunia pendidikan diberlakukan belajar dari rumah.

Di saat pemerintah mengintruksikan penghentian aktivitas pembelajaran tatap muka, pada saat bersamaan proses kegiatan belajar mengajar harus tetap berlangsung. Disinilah wajah baru pendidikan khususnya di Indonesia mengalami transformasi digital secara cepat. Bentuk interaksi antara guru dan siswa  tidak lagi dibatasi dinding kelas dengan formasi duduk menghadap papan tulis. Penggunaan gawai di kalangan para siswa yang semula sangat terbatas, kini menjadi perangkat yang sangat akrab bagi para siswa.  

Kehadiran gawai dengan berbagai aplikasi pembelajaran yang ditawarkan,telah  menghadirkan suasana pembelajaran yang sangat berbeda.  Pada kondisi ini telah terjadi pergeseran peran dan fungsi dari sosok seorang guru, dimana guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Namun kehadiran internet ditengah-tengah proses pembelajaran jarak jauh, telah membuka wahana petualangan baru dalam menggali sumber belajar  begitu luas yang tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

Percepatan lompatan iklim pembelajaran di era pandemi Covid-19, menuntut perubahan definisi peran dan fungsi guru dalam komunitas belajar. Mempertahankan tradisi lama dalam memaknai peran dan fungsi guru sebagai pemegang tunggal kendali informasi, akan menciptakan perangkap imajiner, yakni ruang guru dengan tumpukan egoism jauh dari keterbukaan pemikiran dan terkerangkeng dinding apatis terhadap perubahan. Mempertahankan pola pikir bahwa guru adalah sosok manusia paling tahu dan enggan untuk belajar hal-hal baru, pada hakekatnya ia telah menyatakan berhenti menjadi seorang guru.

Menyikapi laju perubahan yang sedang terjadi pada dunia pendidikan saat ini, diperlukan tafsir baru dari peran   seorang guru. Beberapa diantaranya adalah, kehadiran sosok guru tidak akan tergantikan oleh hadirnya teknologi, tetapi guru yang tidak menggunakan teknologi ia akan tergantikan. Kehangatan sapaan guru bagai oase di padang tandus hingar-bingar mesin tak berperasaan. 

Komunikasi intens yang terjalin, sebagai katalisator dalam membangkitkan motivasi anak didik. Itulah beberapa peran yang dapat dihadirkan oleh guru di tengah-tengah para anak didiknya, sehingga kemajuan suatu zaman tidak melepaskan ruh  pendidikan yang humanis dalam rangka memanusiakan manuisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun