Pada akhirnya Saya tergerak untuk menulis tentang ini, Persebaya 1927. Banyak sekali tulisan yang membahas tentang legalitas  Persebaya 1927 vs Persebaya, namun semuanya berdasarkan opini diri sendiri tanpa melihat fakta dan sedikit menggunakan logika. Pernah seorang kompasianer bernama Royvanleeman yang mengutip sebuah tulisan dari jaringnews.com tanggal 26 April 2013 yang ditulis oleh Nandang Sidik Permana yang menurut si pengutip lebih netral dan objektif, namun sayangnya selain si pengutip tidak benar-benar memahami tulisan tersebut ternyata tulisan di jaringnews.com tersebut juga mengutip dari penulis yang lain. Dan penulis lain itu adalah La Nyalla Mataliti. Jadi silahkan menilai netralitas dan objektifitas tulisan tersebut!  Dan yang terbaru adalah Lukman Manoppo yang entah dari mana datangnya, namun rajin benget menulis tentang Persebaya dan Boneknya yang dengan yakinnya mengatakan bahwa Persebaya yang dibentuk Wisnu Wardhana yang sekarang disebut Persebaya ISL lah yang asli. Dan mungkin banyak penulis yang lain yang entah kenapa rajin sekali menulis tentang Persebaya dan yang terbaru di pagi ini ada saudara Amy Lubis.
Mari sedikit kembali ke sebuah kisah bahwa dulu di Indonesia ada liga profesional yang ada dua tingkatan, yaitu Liga Super Indonesia dan Divisi Utama. Dan klub peserta Liga Profesional tersebut haruslah berbadan hukum. Di 2009/2010 ada sebuah klub bernama Persebaya dengan Badan Hukumnya adalah PT. Persebaya Indonesia yang menjadi peserta Liga Super Indonesia sebagai liga profesional. Â Namun setelah merasa dikerjai oleh operator liga diakhir musim PT. Persebaya Indonesia bersama PSM, Persema dan Persibo membentuk liga tandingan.
Dan dengan dalih ingin menyelamatkan Persebaya, ketua rezim saat itu mengintruksikan Wisnu Wardhana sebagai ketua PSSI Surabaya untuk membentuk tim Persebaya untuk ikut di Divisi Utama PT. LI. Dan diberikan tambahan waktu untuk emndaftarkan diri sebagai peserta kompetisi. Dan karena waktunya yang sudah sangat mepet maka WW mengusung semua pemain Persikubar ke Surabaya dan jadilah Persebaya WW/DU.
2011/2012 terjadi pergantian pengurus PSSI dan programnya saat itu salah satunya adalah menyelesaikan dualisme klub dan salah satunya Persebaya. Maka dua Persebaya ini disarankan untuk merger, dimana akan ada pembagian saham 30% untuk PT. Persebaya Indonesia, 30%Â untuk Persebaya WW dan 40% dibagi rata untuk anggota. Tapi masalahnya Persebaya dibawah naungan PT. Persebaya Indonesia tidak mungkin merger dengan kelompok yang tidak berbadan hukum. Maka untuk memenuhi syarat merger ini dibentuklah PT. MMIB (Mitra Muda Inti Berlian) pertanggal 30 Juli 2011 sebagai pengelola Persebaya Wisnu Wardhana. Dan ...........
CUKUP SAMPAI DISINI SAJA Â KISAHNYA.
Sekarang silahkan mencoba untuk berfikir!
- Jadi selama mengikuti kompetisi divisi utama 2010/2011 Persebaya WW/DU ini memakai badan hukum apa? Ingat lho ya! Bahwa Syarat mutlak untuk ikut liga profesional adalah badan hukum. Tapi faktanya PT. MMBI dibentuk 30 Juli 2013 dan itu kompetisi 2010/2011 sudah selesai.
- Memahami point 1, seharusnya boleh ga sih klub tanpa badan hukum ikut kompetisi profesional? Nah kalau ternyata boleh, apakah ada yang salah?
- 2009/2010 PT. Persebaya Indonesia sudah terdaftar di PSSI lho sebagai peserta Liga Super Indonesia, jadi apakah bisa segampang itu badan hukumnya diganti? Apa karena klub degradasi trus bisa langsung diganti badan hukumnya?
- Oke, seharusnya Persebaya PT. Persebaya Indonesia di sanksi oleh PSSI karena ikut Liga Premier Indonesia. Tapi bukankah seharusnya Persebaya WW/DU/ISL itu mulai dari divisi 3, karena itukan klub baru. Bukannya sekonyong-konyong bisa ada di divisi utama (itu kata mereka yang bilang harus berdarah-darah dulu). Tapi faktanya kok.......?
Selamat mencoba untuk berfikir, semoga bisa! Dan sertakan hati nurani untuk berfikirnya. Â Salam Damai J
Sebagai penutup tulisan ini, sekali lagi Saya mengatakan bahwa Saya sebagai orang yang lahir di Jawa Timur dimana klub jagoan masa kecil adalah Persebaya dan mengenal dengan baik Arema di usia dewasa sangat tahu bahwa Arema dan Aremania merupakan rival berat dari Persebaya dan Bonek nya. Banyak pilihan untuk mengekpresikan rivalitas, bisa damai atau dengan tawuran dan keributan. Dan Saya berharap pilihannya adalah rivalitas damai. Dan tentunya mungkin ini tidak akan berdampak apa-apa  jika hanya Saya yang berharap seperti ini, butuh support dari teman-teman yang lain baik dari Areamina sendiri maupun dari Bonek.
Terakhir, terinspirasi oleh kata-kata Sam Minul warga Malaysia yang ikut demo dikantor AFC kemarin bahwa DAMAI itu adalah kata kerja. Sebuah proses tak singkat dan tak pernah bisa dilakukan sendiri, meski mereka yang mengupayakannya bekerja dalam sunyi.
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H