Mohon tunggu...
Annisa Maharetty
Annisa Maharetty Mohon Tunggu... Psikolog - A person who loves the MOON..

silent.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kubenamkan Kau Dalam Hijabku...

28 Mei 2014   18:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14014682491225656056
14014682491225656056

sumber gambar : www.e-tarocchi.com

“Ehh..tengok deh Ann, baca bbm kawan awak nih..”

Udah 99,99% move on..

tiba-tiba disapa, jadi 98%..

ketemu lagi..

disapa lagi, jadi 95%..

disapa lagi, jadi 70 %..

ditanya lagi apa, jadi 65%..

ditanya lagi dimana, jadi 50%..

ketemuan, jadi 30%..

ceritain masa lalu, jadi 0,1%..

dan………….kemudian orangnya ngilang lagi…..

okee siiipppp !!!

*AKU RAPOPO…



“hadeeeh curcol sapa nih Fah? Aku rapopo pake ngelus dada gitu yah, hahaha !!! spontan aku tertawa membaca bbm itu meski dalam hati, sebenarnya aku sedang mentertawakan diriku.

“ssstt..stoopudah aah recok kalilah kau nih dah ngantri ada-ada pulak!”

“ kau duduk ajah, biar awak yang check in, disana nooo..tungguin awak dudukmanis di sana!kataFahrina sambil merebut id card dan tiket dari tanganku

“hahaha..bawel , recok tapi empatimu lumayan juga Fah!”

“bukan empati tapi kasihan, acemana awak tega tengok kau kepanasan pake hijab panjang nih,nenteng tasberat-berat, ngantri pulak, acemana lah kalo sampe terjengkang gara-gara tuh hijab keinjek sama orang di belakang!

Fahrina sahabat baikku yang sudah kuanggap kakakku sendiri, usianya 6 tahun lebih tua dariku. Selama 3 tahun tinggal di Medan kepadanya aku bersandar. Kali ini Fahrina melepas kepergianku ke Surabaya, sekaligus mengantarkan aku pada episode kehidupan yang baru.

Sudah sebulan aku mengenakan khimar, sebuah hijab sepanjang paha rasanya memang berat, panas, bahkan masih takut ketika harus menginjakkan kakiku pada escalator. Takut terjungkal gara-gara menginjak ujung gamisku sendiri. Sekali lagi ini adalah bagian dari episode kehidupan yang baru untukku.

Menunggu Fahrina check in, aku mencari tempat duduk, sekedar melemaskan lengan yang sudah capai menenteng tas yang beratnya hampir 4 kilo. Membawa seratus lebih helai khimar, hasil jahitan tanganku. Setiap jahitannya ada metamorphosis di sana dan kini..yeaah standing frozen in the life I’ve chosen..the past is so behind me..

Kuraih Quran kecil yang terselip diantara khimar-himarku, menuntaskan one day one juz yang baru kumulai seminggu lalu.

Sesaat sebelum kubuka halaman Quranku, aku menoleh ke arah Fahrina, memastikan bahwa ia masih dalam antrian panjangnya. Lalu..entah bagaimana mata ini tiba-tiba menoleh ke arah sudut dekat escalator,sekelebat melihat sosok lelaki yang membuatku langsung menutup Quranku.

“Aku yakin itu dia..itu dia, Yaa Rabb..aku mohon kali ini saja setelah ini terserah kemana Engkau membawaku!”

Kujinjing gamisku dan berlari, mengejarnya, mencarinya diantara lalu lalang orang check in. Mataku berusaha menguncinya, sosok berkaus polo biru muda dengan garis putih di ujung lengannya dan bertopi biru tua itu. Aku terus berlari dan membelah kerumunan demi kerumunan. Namun sekejap sosok itu lenyap dari pandanganku. Napasku yang masih tersengal-sengal,  segera teringat Fahrina yang pasti kebingungan mencariku, akupun kembali ke tempat dimana aku menunggu Fahrina.

Di sana Fahrina sudah duduk menunggu, wajah cemberutnya seketika berubah keheranan saat melihatku tersengal-sengal.

“Are you okay Ann?”

Pertanyaan Fahrina semakin menegaskan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, aku sedih..aku gelo, Yaa Rabb sungguh aku sungguh melihatnya, sosok lelaki itu.

“Peluk aku sekelak Fah, bisa kan?”

Tanpa banyak bicara Fahrina memelukku erat. Aku memang tak ingin mendengar pertanyaan apapun. Aku mohon sekali ini saja jangan bertanya, sekali ini saja tahan kebawelanmu Fah. Dalam dekapannya mencoba menjinakkan degup jantungku yang nyaris meledak. Degup jantung yang berdetak kencang semaunya.

Diantara keringat mengucur deras, napasku yang tersengal-sengal, Yaa Rabb aku hampir meraihnya.

Sesungguhnya lelaki itulah yang sekian tahun lamanya tak pernah absen dalam listku. Kucatat dengan stabilo warna paling terang dalam dreambook-ku.

Bahkan di setiap sujudku selalu menyelipkan namanya, memohon, setidaknya sebelum aku mati, Tuhan menyatukan kami, untuk kemudian menangis bersama-sama.

Lalu mengapa tiba-tiba ia muncul di saat seperti ini! Di saat aku telah mencoretnya dengan garis warna merah dalam dreambook-ku?

Ahh..Engkau menggodaku? Atau Engkau menguji kesungguhanku kepadaMu Yaa Raab???

“nih check in dah beres, kamu masuk Gate 8 Ann, kalau turun hati-hati terjengkang dan segeratelpon awak kalo udah nyampe Surabaya, salam untuk ibu yah!”

8 BULAN LALU…



“seratus lima puluh tujuh..seratus lima puluh delapan.. berapa banyak lagi kau jahit kerudung-kerudung inii ! Tengok jarimu, sakit kali kan kena jarum, nih plester..berapa banyak plester lagi Ann! kalo nggak pande jahit nggak usah maksa! Tanganmu ini biasa pegang bola basket, bukan jarum jahit! Bukan khimar..apa ini khimar, ini bukan caramu hidup!

Lepas Fah..pliis lepasiin, brenti..brentii kataku brentiii, mana kembalikan!!! suaraku meninggi, dan kurebut kuat-kuat sehelai khimar dari tangan Fahrina dan akhirnya robek.

Plaaakk..!!!

Tamparanku mendarat di pipi kiri Fahrina, meski kemudian tanganku gemetar penuh sesal. Aku tertunduk, menangis memunguti khimarku.

“Kau nggak ngerti berartinya khimar ini untukku, Faaah..

Selama air mata ini masih menetes untuk El,

Selama mulut dan hati ini masih menyebut nama El

Dan selama aku masih menemukan El di sudut kamar tak bertirai ini, di beranda rumah, dan yaah bahkan saat aku masih bisa menemukannyaketika aku mencuci piring

Maka kaupun akan menemukanku di sini..dipagi ,siang dan malamku mengayuh mesin jahit ini Fah..

aku akan terus menjahit khimar-khimar ini hingga aku sungguh-sungguh mampu membenamkan diriku, juga membenamkan El dalam hijabku”

“Sedalam ini El melukaimu? Move on Ann! come on..kenapa harus sia-siakan hidupmu mencintai lelaki maya yang nggak jelas kayak gitu! Acemana ternyata di sana El sudah beristri, punya banyak anak dan happy family? helloow pliis think again Ann..dunia mayanggak seharusnya kau tanggapin seserius ini, banyak kemungkinan yang bisa terjadi bahkan jauuuh dari apa yang kau bayangkan!”

“Fah..kita memang tidak akan menjadi orang yang sama setelah jatuh cinta, sekalipun cinta ala dunia maya. Aku tahu initerdengar kampungan, sentimentil, norak dan lebay.Tapi kau akan memahaminya setelah terluka oleh orang yang benar-benarkau kira sebagai orang yang layak untuk kau cintai, orang yang membuatmu mau melakukan segalanya namun kemudian ia membuangmu, meninggalkanmu!!!”

“El tidak pernah mencampakkanmu Ann..trust me!”

Sometimes..you need to know your place in someone’s life, because you might get hurt if you expect too much!

Too much expectation will kill you..itu saja!

Dan tanpa kau sadari sudah terbunuh, oleh kebodohanmu sendiri!”

“Tapi aku nggak tahu bagaimana cara hidup setelah El mengambil semuanya Fah! yang aku tahu setiap kali aku merindunya, setiap kali rasa pedih itu datang, maka saat itulah aku terus menjahit khimar-khimar ini. Tak peduli jariku terluka, tak peduli betapa lelahnya aku menjahit. Asalkan itu bisa mengurangisesak di hatiku, dan membenamkan EL di dalamnya..”

“Lalu kau pikir Tuhan menerima caramu ini? Inikah yang kau sebut sebagai kepatuhanmu kepadaNya? Padahal jelas kau menjulurkan khimarmu karena El?

Lihatlah dirimu, yang bahkan tidak sanggup menatap bulan dari balik jendelamu sendiri! kau yang selalu menangis sambil menutup tirai itu setiap tanggal 15, 16, 17 dan18??? menyedihkan dan sangat konyol Ann! hadapi dirimu, dan yakinlahTuhan akan memampukan hatimu melewati ini semua..

Silakan membungkus tubuhmu, hatimu dengan khimarmu, semata karna Tuhanmu, bukan karna untuk membenamkan dirimu dan El..atau siapapun itu Ann!”

“Kemarilah..dengarkan awak baik-baik , letting go of someone we really love is the hardest thing to do… but sometimes, the hardest thing to do is the right to do..move on okay!

Membenamkan dirimu dengan cara seperti ini bukanlah move on! ini bukan caramu untuk hidup dan survive! Kau hanya akan menyiksa dirimu ke dalam ratapan yang kau sendiri tak tahu kapan bisa mengakhirinya”

Fahrina memelukku, entah sudah berapa banyak air mata  membasahi bahunya, aku memang hanya bisa menangis dan tak boleh seorangpun melarang atau menghentikan tangisku.

******

Aku terus melangkah menuju Gate 8, pelukan hangat Fahrina melepas kepergianku, sedikit menenangkan namun aku tak bisa menahan air mataku, sulit untukku menahan ingus keluar dari hidungku, sreekk..sreekk…iyah ternyata aku sedang menangis. And..catching tear drops in my hand..

Yaa Rabb mengapa mataku masih saja berharap menemukan El diantara Gate yang aku lalui.

Aku mencoba menenangkan diri di ruang tunggu, dan kemudian sebuah sms masuk dari nomor yang tidak ada dalam contact listku..yah tentu saja karena menghapalnya dengan hatiku.

Sejenak terdiam, sambil meyakinkan diriku bahwa nomor telepon yang tampak menebal hitam ini adalah benar-benar nomoryang sedang mengirim smsnya untukku.

“Dear Ann..semoga selalu sehat, bahagia dan dalam lindungan Allah SWT…dan kamu cantik dengan hijab warna kuning itu..!”

“El, benar aku tidak salah yang kulihat tadi benar El..dia melihatku..melihat hijab kuning ini!”

Aku melesat ..berlari menoleh kanan dan kiri..aku berlari keluar dari gate 8..Menelusuri Gate demi Gate, aku berlari kencang ..

“El dimana kau…sekali ini saja aku ingin melihatmu nyata, sekali ini saja aku ingin tersenyum nyata, dan sekali ini saja aku ingin katakan..

ini aku, Ann…wanita biasa yang tidak cantik, tidak tinggi, tapi memujamu luar biasa !!!”

Dan kemudian…

sleeeeppp….. braaakkk…!!!

Aku terpeleset jatuh dan terjerembab..

Yaa Rabb bukan sakit yang kini aku rasakan, bukan malu yang aku rasakan ketika semua orang melihat kasihan kepadaku.Melainkan detik ini sungguh kurasakan sebuah tamparan lembut dariMu, hingga tersadar bahwa aku sudah sampai pada sebuah episode dimanatitik ( . ) tanpa koma ( , ) lagi.

Aku bangkit dan berdiri..bagiku cukup sudah melakukan segalanya..dan kini nol koma sekianpun tak ada niatan mengejar langkahmu atau sekedar memunguti jejakmu El..

tired of being sad..tired of getting so mad..!!!

Seperti inilah adanya takdir Tuhan El, kau mungkin memasukigate 4, 5 atau entahlah dan aku gate 8.. sederhana bukan?Kita memiliki jalan hidup dan tujuan hidup masing-masing. Aku tidak mungkin bertukar gate denganmu atau kita bersatu dalam satu gate. Karena kita memiliki Takdir masing-masing.

Inilah cara Tuhan untuk kita, El…

El..

You can take everything I have

You canbreak everything Iam

Like I’m made of glass

Like I’m made of paper

Go on and try to tear me down

But I’m standing on my feet

Let it go..let it go..

Can’thold you back anymore

Heaven knows I try

JT 384 telah memanggil namaku, dengan langkah sedikit pincang menahan sakit terkilir di kakiku, cabin crew yang ramah tamah menyambutku mempersilakan masuk ke dalam pesawat.

Okee..good byee El..

Meski ruaaarr biasa pedihnya..

Tapi...

Tahu kah kau..detik ini aku sangat berterimakasihkepadamu El, telah mengabaikan saat aku terjerembab, dan memilih melangkah meninggalkanku.

Terimakasih karena itu artinya aku tidak perlu merasakan kehilanganmu sekali lagi…dan lagi…

Melupakanmu adalah di luar kesanggupanku, namun menyimpanmu dengan rapih itu baru masuk akal..

#Saranghamnida El… 4 a thousand years.

salam

Ann^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun