Mohon tunggu...
Saila TusammaSalsabila
Saila TusammaSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya Allah yang tau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dilema Guru IPA: Misi Mulia yang Tak Mudah

24 November 2024   17:36 Diperbarui: 24 November 2024   17:49 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Masih hangat dalam ingatan kita, kasus seorang guru yang viral di media sosial karena terpaksa menjual hasil panennya, bahkan menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kisah seorang pahlawan kita yaitu Bapak Alvi Noviardi seorang guru honorer di Sukabumi ini memilih untuk mulung setelah mengajar karena penghasilan dari Kemenag tidak mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga. Beliau megumpulkan botol bekas setiap pulang mengajar untuk dijual seminggu sekali. Kisah pilu ini mencerminkn betapa kompleksnya permasalahan yang dihadapi para guru di Indonesia, khususnya yang berada di daerah terpencil. Sebagai calon guru Sains yang mempunyai ketertarikan terhadap dunia pendidikan, kasus ini menyadarkan bahwa betapa beratnya beban yang ditanggung para pendidik.

Sebagai seseorang yang bercita-cita menjadi guru Sains, saya mendapati bahwa permasalahan yang sedang dihadapi guru tidak hanya sebatas permasalahan kesejahteraan saja. Ada banyak tentangan lain yang harus dihadapinya, seperti :

  • Kurikulum yang Dinamis

Perubahan kurikulum yang terlalu cepat, membuat kami, sebagai calon guru merasa kesulitan untuk beradaptasi serta mengembangkan materi pembelajaran dan kesulitan dalam menyajikan materi yang efektif kepada siswa.

  • Fasilitas yang Kurang Mencukupi

Banyak sekolah yang kurang akan fasilitasnya, terutama sekolah yang berada di daerah terpencil. Sekolah-sekolah tersebut biasanya belum memiliki laboratorium, ada juga yang memiliki laboratorium tetapi hanya memiliki beberapa alat saja, bahkan kurang akan media pembelajaran yang mendukung pembelajaran Sains. Kurangnya laboratorium yang memadai, menyebabkan praktikum menjadi terbatas. Sehingga siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep Sains secara konkret.

Minat siswa terhadap pelajaran Sains sangat sedikit. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain materi yang terkesan sulit, metode pembelajaran yang monoton, dan kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu,, disebabkan juga karena metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan kurang melibatkan siswa secara aktif.

  • Beban yang Berat

Guru tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajar, namun juga mempunyai tanggung jawab membuat laporan, mengikuti rapat, mengikuti berbagai pelatihan, dan sering terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, bahkan mengikuti kegiatan diluar jam kerja. Sehingga, waktu untuk persiapan mengajar menjadi berkurang.

  • Kualifikasi Guru

Meskipun upaya peningkatan kualifikasi guru telah dilakukan, tetapi tidak semua guru IPA berlatar belakang pendidikan di bidang Sains. Sehingga akan kesulitan dalam menyampaikan materi yang komples drngan benar. 

  • Peran Guru dalam Masyarakat

Guru adalah sebutan yang familiar di sekolah, tidak hanya di sekolah saja, tetapi di lingkungan masyarakat juga. Guru diharapkan menjadi individu yang serba bisa, mulai menjadi pendidik, orang tua, konselor, bakan menjadi siswa.

  • Teknologi Digital

Tidak semua sekolah mempunyai perangkat teknologi dan akses internet yang bagus serta lancar, apalagi pada sekolah-sekolah yang terpencil, pasti akses internet sangat kurang mendukung. Kesenjangan digital yang masih melebar ini, membuat semua siswa tidak mempunyai akses internet yang sama terhadap sumber belajar online, sehingga dapat menghambat proses pembelajaran yang merata.

  • Literasi Digital Guru

Tidak semua guru mempunyai keterampilan yang baik dalam menggunakan teknologi untuk meningkatkan pembelajaran. Apalagi guru yang sudah lama atau guru yang sudah tua,pasti kesulitan dalam menggunakan teknologi di zaman yang serba instan ini.

Melihat permasalahan-permasalah yang ada, saya sebagai calon guru IPA merasa terpanggil untuk meberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi sering dihadapkan oleh berbagai masalah yang menyebabkan semangat saya berkurang.  Saya sebagai calon guru IPA juga ingin menjadiknan pembelajaran IPA yang menyenangkan dan inspiratif, tetapi mengingat keterbatasan alat peraga, serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah membuat pembelajaran IPA yang menyenangkan tidak dapat berjalan lancar.  Saya merasa khawatir jika permasalahan yang sedang dihadapi guru tidak segera diatasi, karena dapat menyebabkan minat anak muda terhadap bidang Sains semakin menurun.

Menyadari bahwa menjadi guru merupakan tugas yang sangat mulia. Mulia yang penuh dengan tantangan unuk menuju kemuliaan itu. Kita sebagai calon-calon pendidik harus mengubah paradigma bahwa seorang guru tidak bertugas sebagai penyampai informasi saja, tetapi guru juga sebagai seorang fasilitator yang dapat membimbing siswa-siswanya untuk berpikir kritis serta kreatif. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan pelatihan yang berkelanjutan untuk guru supaya mereka dapat menguasai metode pembelajaran yang inovatif, kreatif, serta dapat menggunakan teknologi secara efektif. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru, kita perlu meningkatkan kesejahteraan guru, pengembangan kurikulum yang lebih relevan, serta penyediaan fasilitas belajar yang memadai. Kita bisa bekerja sama dengan sesama guru, orang tua, dan tentunya siswa agar dapat terciptanya lingkungan belajar yang efektif dan kondusif.

Saya berharap, pemerintah dan seluruh stakeholder pendidikan lebih memperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh guru. Dengan demikian, guru dapat menjalankan tugas dengan baik, sehingga akan tercetak generasi-generasi muda yang kritis, cerdas, kreatif, inovatif, dan aktif. Dari hasil study literatur, menunjukkan bahwa siswa yang melakukan praktikum cenderung mempunyai pemahaman konsep-konsep IPA yang baik. Negara-negara maju berhasil meningkatkan kualitas pendidikan sains mereka melalui inovasi dan kebijakan-kebijakan yang mendukung seorang "guru".

Nah kalau Negara kita kapan? Mari kita bersama-sama khususnya untuk kalian para calon guru IPA yang akan menghasilkan siswa yang cerdas, kreatif, inovatif untuk memajukan pendidikan di Negara tercinta ini, Negara Indonesia dengan mengedepankan kebijakan-kebijakan yang seharusnya di dapatkan oleh guru. Peran guru sangat penting dalam menumbuhkan minat siswa terhadap sains sejak kecil. Dengan adanya dukungan yang memadai, seperti pelatihan yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan, kita sebagai calon guru IPA akan menciptakan generasi muda yang lebih berdaya saing di era sekarang ini. Dengan pendidikan yang berkualitas akan mencetak generasi-generasi muda yang integritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun