Ini cerita terakhir saya sebelum waktu untuk ngeblogseharian habis.
beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah perjalanan sepulang dari luar kota, saya kehujanan. Maka saya berteduh di eperan sebuah rumah kosong. Senasib dengan saya, ada seorang teman yang juga kehujanan dan ngiyup di tempat yang sama bersama saya. Maka beruntunglah saya, ada teman ngobrol sembari menunggu hujan reda.
Saya bertanya banyak tentang siapa diri rekan ngiyp saya itu. Dari dialog singkat tersebut, akhirnya saya tahu bahwa dia adalah karyawan sebuah gudang tembakau yang ada di temanggung. Lalu saya bertanya, apakah dia juga menanam tambakau seperti warga yang lainnya. Dia menjawab, "Iya."
Nah, ada yang menarik dari sedikit dialog saya dengan rekan ngiyup tersebut. Ternyata, bagi warga lereng sumbing, untuk bisa menanam tembakau harus memiliki modal yang tidak sedikit. Untuk itu, mereka harus meminjam modal, dan kebanyakan minjam kepada rentenir. Naas, suatu saat panen gagal. Uang ratusan juta hasil pinjaman ludes dan tak bisa mengembalikan. Maka kasus selanjutnya, jika tidak bunuh diri, ya gila mendadak. na'udzubillahimindzalik..
Yang lebih saya herankan, hampir semua harga barang elektronik di wonosobo dan juga parakan larismanis. Pun dengan harga mahal. Kudengar dari cerita pula, ternyata masyarakat dieng jika berbelanja barang elektronik bukan bertanya tentang kualitas barang, namun mencari barang yang harganya paling mahal. Anehnya lagi, di lingkungan yang sedingin itu, mereka juga berbelanja kulkas. Untuk apa? untuk menyimpan pakaian.
Mereka butuh pencerahan. Tapi itu dulu, entah sekarang.
Sempat juga saya sedikit berbagi dengan rekan saya itu, mengenai sambungmenyambung pohon sayuran. Saya menyarankan kepadanya, agar tanaman tomat mampu berumur panjang, maka sambunglah pohon tomat dengan pohon terong. Jaman sekolah dulu, bapak saya sempat heran, karena pohon tomat hasil tanaman saya tak ada matinya. brubus teruuuusss.... Off. habis waktu.
wkwkwk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H