Anak yang tidak bisa mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik, tidak berarti bahwa anak tersebut bodoh. Pelabelan ini hendaknya juga dihindari jauh-jauh oleh seorang pendidik atau guru terhadap siswanya. Karen pada dasarnya tidak ada anak yang bodoh.Â
Yang terjadi adalah kurva belajar siswa belum optimal. Disinilah tugas pendidik yang paling utama, menemukan factor-faktor yang menjadi hambatan dalam proses belajar siswa.
Mengawali tulisan ini, saya ingin memulainya dengn membahas perbedaan antara kesulitan belajar dan gangguan belajar. Kesulitan belajar adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tertentu, seperti membaca atau matematika. Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh kondisi neurologis atau penyebab lain, dan mungkin bersifat sementara.
 Sedangkan Gangguan belajar adalah masalah serius, berkelanjutan, dan terdiagnosis terkait dengan membaca, menulis, atau matematika. Gangguan belajar adalah kelainan neurologis yang memengaruhi cara seseorang menerima, memproses, dan menyimpan informasi.
Dalam teori belajar, terdapat beberapa jenis gangguan belajar yang acapkalai dilami oleh siswa. Bisa jadi faktor ini merupakan hambatan yang dialami siswa dalam belajar. Gangguan belajar pada siswa biasanya dimulai dari usia prasekolah tahu pada saat sekolah dasar.Â
Gejala yang sering muncul adalah mengalami kesulitan untuk melakukan keterampilan yang sebenarnya mudah dilakukan oleh temannya yang lain. Gangguan belajar pada anak dapat dikenali. Beberapa gangguan belajar yang umum ditemukan pada anak adalah disleksia, diskalkulia, dan disgrafia.
Disleksia merupakan gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan membaca dan keterampilan memproses bahasa. Tingkat keparahan disleksia berbeda setiap individu. Gejala dan tanda yang muncul adalah sulit membaca, terdapat pemahaman yang berbeda antara membaca dan mendengar, masalah dalam mengeja, dan sulit menulis.
 "Ketidakmampuan belajar yang paling umum adalah disleksia, memengaruhi sekitar 80 hingga 90 persen dari semua ketidakmampuan belajar," kata ahli pembelajaran Jill Lauren, dikutip dari Healthline.Â
Beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika anak mengalami disleksia adalah menyediakan tempat membaca yang tenang, menggunakan buku audio, dan menggunakan buku dengan tulisan yang besar. Ajarkan pula anak untuk menggunakan logika dibandingkan menghafal.
Disgrafia merupakan gangguan belajar yang memengaruhi tulisan tangan dan keterampilan motorik halus. Orang dengan disgrafia mengalami kesulitan dalam menulis sehingga tulisan tak terbaca, jarak yang tidak konsisten, pengejaan yang buruk, dan sulit menulis serta berpikir pada saat yang sama.Â
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyiasati disgrafia adalah mengedepankan kemampuan berbicara, belajar dengan menggunakan perekam suara, dan memanfaatkan teknologi digital dalam belajar.