Mohon tunggu...
saikhunal azhar
saikhunal azhar Mohon Tunggu... Penulis - lets's easy going

Menulis untuk merekam peristiwa dan berbagi untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Siswa di Sekolah

28 Oktober 2024   10:04 Diperbarui: 30 Oktober 2024   08:13 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Saikhunal Azhar, S.Pd., M.Pd.

Saat ini para praktisi pendidikan terutama pada jenjang sekolah dasar dan menengah mengeluhkan rendahnya minat belajar para peserta didik. Ada banyak sekali problem yang terjadi pada dunia pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. beberapa persoalan tersebut antara lain adalah sebagai berikut;

Pertama, siswa datang ke sekolah namun tidak siap untuk belajar. Sehingga, di dalam kelas dia tidak bisa fokus mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Ada banyak sekali alasan yang disampaikan siswa, seperti mengantuk, lapar karena belum sarapan, tidak membawa buku, dan lain sebagainya. Sehingga dia merasa tidak nyaman berada di dalam kelas. Akibatnya siswa selalu berusaha untuk tidak mengikuti KBM yang dilaksanakan. Mereka lebih memilih untuk ke kantin, membolos, atau mengikuti kegiatan di luar KBM seperti kegiatan OSIS, pramuka dan lainnya. Namun semua kegiatan tersebut sebenarnya hanya merupakan alasan untuk tidak mengikuti KBM. Jadi, kesimpulannya adalah siswa tidak siap untuk belajar. Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa siswa tidak siap belajar?. Tentu pertanyaan ini beragam jawaban. Akan tetapi fenomena umum yang terjadi di sekolah adalah ketidaksiapan siswa untuk belajar karena dia tidak memiliki tujuan yang jelas. Karena tidak memiliki tujuan yang jelas, sehingga motivasi dalam dirinya tidak tumbuh. Motivasi, sementara ini menjadi kata kunci penyebab minat belajar siswa.

Inilah akar permasalahan yang harus dipahami oleh para guru dan praktisi pendidikan di sekolah.

Kedua, siswa siap belajar namun tidak bisa fokus. Kesulitan untuk fokus dalam belajar adalah fenomena yang sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi pada peserta didik saat ini. Ketika guru menyampaikan atau menjelaskan materi pelajaran, mereka bermain sendiri atau mendengarkan namun tidak paham dengan apa yang disampaikan. Karena pandangan mereka dan pikiran mereka tidak sinkron. pandangannya seolah memperhatikan guru, namun pikirannya entah melayang kemana. tentu saja hal ini sangat menghambat proses pembelajaran. Harus dicari faktor utama yang menjadi sebab  tidak bisa fokus dalam belajar.

Ketiga,  siswa mengalami masalah. Permasalahan ini sedikit lebih rumit dibandingkan dengan fenomena yang pertama di atas. Karena masalah yang dihadapi siswa beragam.  problem ini tentu harus diselesaikan terlebih dahulu supaya mereka kembali fokus dalam belajar. dalam konteks ini keluarga memiliki peran yang sangat penting. Karena lingkungan keluarga tentunya memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dibanding pihak lain. Dengan demikian pihak keluarga terutama keluarga inti seperti ayah ibu dan saudara kandung adalah pihak yang paling utama untuk mengambil peran sebagai konselor bagi siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

Itulah beberapa kasus yang sering terjadi di sekolah. Akan tetapi persoalan tersebut seringkali tidak terselesaikan secara tuntas karena tidak adanya komunikasi yang baik dan berkelanjutan antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Apalagi bagi para orang tua yang tidak begitu peduli terhadap kondisi dan perkembangan anaknya di sekolah. Karena mereka beranggapan bahwa semua urusan anaknya di sekolah adalah tanggung jawab sekolah.

Oleh karena itu, maka dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa di sekolah perlu komunikasi yang intensif antara sekolah dengan orang tua. Perlu penyamaan persepsi dan pemikiran serta pola penanganan siswa yang tepat. Sehingga motivasi siswa dalam belajar dapat terbangun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun