Membincang Ramadan seolah tidak akan ada habisnya. Seperti mutiara, Ramadan bisa memancarkan cahaya dari berbagai sisinya. Semakin digali makna Ramadan, bukan semakin habis. Sebaliknya, justru semakin membuat mata kita terbuka, betapa luar biasanya bulan suci umat Islam ini.
Kali ini saya ingin mendekati Ramadan dari sisi bahasa. Ramadan jika ditulis dengan aksara Arab tersusun dari 5 huruf: Â , Â , Â , , dan . Masing-masing huruf mencerminkan keutamaan Ramadan. Apa saja? Berikut penjelasannya.
- Huruf  bermakna
Ramadan bulan yang penuh rahmat. Di bulan ini Allah menebar rahmat bagi seluruh hamba-Nya. Dalam riwayat disampaikan bahwa ketika bulan Ramadan datang, Allah memerintahkan kepada para malaikat agar pintu surga dibuka lebar-lebar. Gerbang neraka ditutup rapat. Dan para setan dibelenggu agar tidak menggoda manusia.Â
Pintu surga yang dibuka adalah penanda terbukanya kebaikan-kebaikan. Di Ramadan, rasanya mudah sekali orang berbuat kebaikan. Mulai dari ibadah ritual, macam salat, hingga ibadah sosial, seperti berbagi takjil dan sedekah. Oleh karena itu, mari kita gunakan momen istimewa dari Allah ini untuk menambah amal saleh. Rahmat Allah lain di bulan suci ini adalah lailatul qadar. Malam yang lebih baik dari seribu malam. Usia rata-rata manusia kurang dari 1000 bulan. Sehingga, jika seseorang bisa mendapatkan lailatul qadar, maka ia akan sangat beruntung disisi Allah. Mari berlomba mengisi Ramadan ini dengan segala kebaikan dan kebajikan, baik ritual maupun sosial.
- Huruf bermakna
Ramadan bulan penuh ampunan. Setiap waktu adalah kesempatan untuk bertaubat kepada Allah Swt. Sebab Allah Mahapengampun. Â Akan tetapi, Ramadan memiliki keistimewaan tersendiri. Sebagaimana terdapat dalam satu riwayat, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadan dengan iman dan ihtisaban, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Manusia adalah tempat salah dan dosa. Setiap detik kita menabung dosa dan salah. Tapi, sebaik baik manusia adalah yang kembali bertaubat kepada Allah Swt. Berapa besar dosa kita, kalau kita bersimpuh dihadapan Allah, dengan air mata penyesalan, insyaallah kita akan kembali suci dan fitri. Dan jika sudah bersih, sayang jika dikotori lagi.Â
- Huruf   bermakna
Ramadan adalah bulan yang bercahaya. Cahaya umat Islam adalah al Quran. Inilah kitab suci yang menjadi penerang jalan dan pedoman hidup setiap muslim. Di bulan Ramadan inilah, al Quran pertama kali diturunkan kepada Rasulullah Saw. Itu sebabnya kadang Ramadan disebut juga dengan syahrul quran.
Apa maknanya bagi kita? Makna adalah agar kita, yang sekian bulan lamanya jauh dari al Quran, baik bunyi maupun arti, bisa kembali ke cahaya ilahi ini. Bertadarus sebenarnya tidak cuma membaca atau tilawah. Bertadarus berdimensi lebih tinggi lagi, yaitu memahami isi, arti, kandungan, dan maksud dari ayat-ayat suci. Bertilawah saja sudah berpahala. Apalagi jika meningkat dengan memahami isi dan maknanya.
Setiap muslim yang mau mengamalkan al Quran, maka hidupnya akan bercahaya. Ia bisa menerangi jalannya sendiri. Dan jika cahayanya makin kuat, bisa menerangi jalannya umat. Ulama adalah mereka yang sudah memiliki cahaya hidup yang besar dan kuat, sehingga petuah, nasihat, dan teladannya menjadi pedoman umat.
Al Quran berisi ilmu. Dan al ilmu nurun, ilmu adalah cahaya.Â
- Huruf   bermakna  Â
Ada yang menarik dalam ayat tentang perintah puasa, QS. Al Baqarah ayat 183. Disitu, yang disapa Allah dan diperintah puasa adalah orang-orang yang beriman. Perintah puasa tidak ditujukan kepada muslimuna atau kepada manusia keseluruhan. Seakan ada makna yang tersirat, bahwa hanya orang yang beriman saja yang sanggup melaksanakan ibadah puasa. Iman secara harfiah adalah keyakinan ada akan adanya Allah dengan segala sifatnya.
Ibadah puasa sangat pribadi. Dan godaannya sangat besar. Itu sebabnya hanya yang beriman yang bisa melakukannya. Orang yang beriman yakin, meskipun sepi dan sendiri, tidak ada yang melihatnya, ia tidak akan makan dan minum.