Mohon tunggu...
Saihur Roif
Saihur Roif Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik

Penulis Mojokerto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Peringatan Hari Pahlawan 2022

9 November 2022   15:08 Diperbarui: 10 November 2022   04:47 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pahlawanku  teladanku adalah para pejuang kemerdekaan dari zaman  nenek moyang kita sejak ratusan tahun silam sampai berhasilnya kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah para pejuang yang merebut kemerdekaan Indonesia dari para penjajah. Mereka berjuang melawan penjajah Portugis, Belanda, dan Jepang. Mereka yang lama hidup dalam kungkungan penjajahan Asing. Mereka berjuang untuk hidup merdeka dan layak untuk kehidupan yang sesungguhnya.

Menjadi maklum kita mengapa bangsa lain ingin menguasai Nusantara karena negara kita negara kaya subur pertaniannya dan hasil lautnya, bahkan kandungan buminya. Keberadaan para pejuang adalah semangat yang selalu dikobarkan untuk cikal bakal terwujudnya kemerdekaan nusantara tercinta Indonesia. 

Tak sedikit penderitaan dan nyawa. Tak terhitung pengorbanan mereka, para pejuang yang selama hayatnya dalam kuasa penjajahan yang membatasi segala aktivitas kehidupan. Tak kurang banyak cerita sejarah perjuangan mereka dari kedatangan penjajahan portugis di Jakarta, Batavia. Juga perjuangan para pahlawan di aceh, Sumatra, Yokjakata, Jawa Timur, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan belahan daerah di pelosok negeri.

Mereka layak mendapat apresiasi dan hadiah terbaik, minimal gelar Pahlawan, penghargaan, dan doa-doa terbaik dari generasi penerus bangsa. Mereka layak mendapat tempat terbaik sebagai bunga bangsa. Mereka senantiasa menjadi teladan bagi kita atas segala jasa dan inspirasi semangat perjuangan mereka.

Salah satu titik perjuangan besar adalah perlawanan para pejuang di Surabaya yang salah satu tokohnya adalah pemuda Sutomo atau lebih dikenal dengan sebutan bung tomo. Bung Tomo yang saat itu masih berusia 25 tahun dan berprofesi sebagai wartawan berpidato menggelorakan semangat berjuang melawan pasukan sekutu yang dikomandani pasukan Inggris. Karena besarnya perlawanan dan perjuangan di Surabaya saat itu, menjadi salah satu alas an bahwa pada tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Keberadaan Bung Tomo menggelorakan semangat perjuangan Arek-arek Suroboyo. Pertempuran Surabaya 10 November 1945 yang diawali terbunuhnya Jenderal Malaby dan ultimatum Pasukan sekutu agar rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya kepada Pasukan sekutu disambut dengan melawan habis-habisan pasukan sekutu. Pertempuran berjalan lama dan banyak korban berjatuhan dari rakyat maupun pasukan sekutu.

Di samping itu, sebenanya banyak keterlibatan kaum ulama dan santri terlibat menggelorakan semangat perjuangan melawan musuh. Sebelumnya di tanggal 22 Oktober 1945, para ulama mengeluarkan maklumat Resolusi Jihad untuk melawan penjajah. Hal ini disampaikan oleh Ulama Kharismatik NU, KH. Hasyim Asyari dan KH. Wahab Hasbullah. Sampai sekarang keluarnya maklumat tersebut disebut sebagai Hari Santri atau peringatan hari santri. Karena peristiwa itu juga menandai bahwa santri banyak terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pahlawanku adalah teladanku. Mereka adalah orang-orang yang telah mendedikasikan kehidupannya untuk hadirnya bangsa Indonesia yang merdeka. Mereka telah tiada dan semngatnya pantas dan harus kita teladani, semangat untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara. Semangat untuk mendedikasikan diri kepada Negara. Semangat untuk menciptakan kebaikan di segala sisi kehidupan. Dan sesungguhnya pahlawan adalah semua anak bangsa yang berperan baik di segala waktu dan kesempatan, serta selalu mengingatkan dalam kebaikan dan memberikan inspirasi kebaikan.

Pahlawanku adalah teladanku. Pahlawan di masa kini dan yang akan datang adalah siapa saja yang akan kutemui meskipun masih muda ketika mempunyai kontribusi positif untuk orang lain, masyarakat dan negara akan senantiasa menjadi pahlawan yang menginspirasi.

Karena itu, ketika para pahlawan kemerdekaan sudah tiada, yang ada adalah bagian dari generasi muda untuk melanjutkan tugas mengisi kemerdekaan dengan berkontribusi positif untuk membangun bangsa menghadirkan prestasi untuk bangsa dan semangat memperbaiki generasi.

Pahlawan sejati tak perlu gelar karena mereka telah ikhlas mendedikasikan diri untuk negeri. Mereka bukan lagi berpikir untuk diri sendiri tetapi jauh untuk menghadirkan kebaikan negeri. Pahlawan adalah orang --orang yang sudah memberi jasa terbaik untuk memperbaiki negeri dan mereka tak mengharap imbalan lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun