Mohon tunggu...
Mokhamad saekhu
Mokhamad saekhu Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Untuk lebih baik

ASN pada kemenag Serang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Listrik Negara Vs Ketahanan Bangsa

5 Agustus 2019   10:30 Diperbarui: 5 Agustus 2019   14:02 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Listrik di sejumlah wilayah di pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten hingga Jawa Tengah padam. Hal tersebut disebabkan oleh gangguan pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang. Imbasnya, layanan seluler, perbankan, hingga transportasi umum mengalami gangguan. Dilansir dari halaman detik.com 5 Agustus 2019.

Sebelumnya penulis yang tinggal di Banten juga mengalami hal serupa pada Minggu 4/8/19 sekitar pukul 11.30  menit tiba tiba listrik mati. Kejadian inipun segera mendapat respon dari semua unsur yang merasakan dampak dari kejadian ini mulai pedagang, pengemudi, pengusaha, sampai para pengamat dan ilmuwan. 

Salah satunya tulisan Prof. Dr. Apollo (Daito)  wadian., seorang guru besar tetap Universitas Mercu Buana yang melihat kejadian ini dari perspektif ilmuwan. Tulisan berjudul Filsafat Moral pada  pemadaman masal PLN . Kompasiana pada 5/9/19.

Hampir di semua media masa termasuk media sosial memberitakan kejadian ini secara spontan, isinya berbagai macam reaksi dari sekedar kabar tentang fakta kejadian, opini sampai analisis ilmiah, bahkan kejadian ini mendapat respon cepat dari Presiden Republik Indonesia yang berencana akan mengunjungi PLN. 

Hal ini dibenarkan oleh Humas PLN Pusat Agus Trimurti. "Rencana pagi ini Senin (5/8) Jam 9.00 Presiden RI, Joko Widodo ke PLN Pusat," ujarnya. Dilansir Okezone, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menjelaskan penyebab padamnya listrik yang terjadi pada pukul 11.48 WIB lalu. Penyebab utamanya adalah karena adanya gangguan pada transmisi Ungaran - Pemalang sebesar 500 kV.

Executive Vice President Corporate Communication dan CSR PLN I Made Suprateka mengatakan, gangguan sistem yang terjadi membuat transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan. 

Ini juga kemudian diikuti oleh trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa. PLN juga memastikan mati listrik yang terjadi secara serentak pada hari ini bukan sabotase. Apalagi sampai berbau politis.

Untuk melihat hubungan padamnya listrik dengan Pertahanan dan Ketahanan Bangsa ada baiknya kita melihat statemen seorang tokoh nasional yang punya perhatian terhadap urusan Pertahanan dan Ketahanan Bangsa.

Seorang mantan Danjen Kopassus yang merupakan Capres pada pemilu RI yang baru lalu menyampaikan statemen resmi bahwa  pertahanan Indonesia saat ini rapuh dan lemah. 

Lebih lanjut Prabowo Subianto dalam kesempatan yang ia miliki saat debat Capres menegaskan : "Jadi saya mohon ini bukan menyalahkan tapi saya berpendapat kekuatan pertahanan kita sangat rapuh dan lemah, bukan salah bapak," ucap Prabowo di Hotel Sangri-La, Jakarta, CNN Indonesia Sabtu (30/2).

Tulisan ini tidak bermaksud mengkait-kaitkan kejadian padamnya listrik  ini dengan agenda politik nasional yang telah sukses dilaksanakan bangsa ini, akan tetapi sebagai upaya sharing pemikiran bahwa ada baiknya kita melihat kejadian ini dari perspektif pertahanan dan ketahanan bangsa. 

Karenanya diharapkan semua elemen bangsa patut untuk mengambil pelajaran penting agar kejadian serupa yang mungkin akan terjadi dikemudian hari dengan sebab yang sama ataupun sebab lain,  tidak menjadikan kita mengalami kerugian yang lebih besar. 

Salah satu elemen pertahanan dan ketahanan sebuah bangsa bukan hanya terletak pada kekuatan militer semata akan tetapi juga pada penyediaan sumber daya vital yang mempengaruhi setiap sendi kehidupan bangsa.  

Jadi ketergantungan kita pada energi listrik yang saat ini disediakan oleh negara melalui PLN patut untuk kita cermati, bagaimana caranya agar kita memiliki sumber energi cadangan yang mampu membuat kita bertahan lebih baik.

Kita diberi anugerah alam yang amat kaya, sumber energi kita sangat beragam, cahaya matahari yang bersinar di sepertiga waktu yang kita punya setelah dikurangi malam dan musim penghujan, panas bumi dan sumber energi lain  yang terkandung di perut bumi kita masih sangat berlebih untuk di eksplorasi, kekayaan tumbuhan dan air dipermukaan bahkan kekayaan populasi bisa untuk kita jadikan potensi penyediaan sumber energi alternatif  yang sehat dan sangat potensial. Ini tantangan bagi kita semua, untuk maju dan menjadi negara terkuat dalam penggunaan sumber energi. 

Tujuh Energi Alternatif Sesuai Kondisi Geografis Di Indonesia

Indonesia sendiri sebenarnya memiliki kelebihan geografis yang dapat dimanfaatkan untuk membangun 8 Alternatif sumber energi, selain energi fosil, seperti :

  1. Geotermal /Panas Bumi
  2. Air
  3. Angin
  4. Matahari
  5. Gelombang Laut
  6. Pasang Surut
  7. Biofuel

Kompasiana, Rambang Basari 31 /12/215 

Tentunya kedepan pemerintah dalam hal ini PT. PLN akan mengambil pelajaran berupa peningkatan kualitas pengelolaan Listrik Negara. Masyarakat juga harus mengambil pelajaran untuk mendukung dengan melakukan berbagai hal yang dapat berkonstribusi bagi peningkatan kualitas Energi kita. Semoga semua kita bisa mengambil pelajaran lalu berbuat untuk membuat pertahanan dan ketahanan bangsa kita semakin kuat. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun