Mohon tunggu...
Saiful Yazan Samsan
Saiful Yazan Samsan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penulis lepas, menuangkan fenomena kehidupan sosial, budaya dgn intrik politik - hukum didalamnya *** \r\nTwitter:@saiful_yazan *** fb:www.facebook.com/saiful.samsan***\r\nBlog:saifulyazans.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

David Yacobs

14 Agustus 2013   12:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:19 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negarakita dengan penduduk saat ini lebih dari 238 juta jiwa rasanya tidak percaya jika dari sekian banyak itu tidak ada satu dua orang yang berprestasi di tingkat Internasional, katakanlah bulu tangkis kita cukup punya nama yang disegani meskipun itu dulu….

Saya pernah ditanya kira-kira mengapa Negara kita begitu terpuruk di cabang olah raga, banyak factor penyebabnya dari kompetisi yang kurang, penghargaan kepada atlit dianggap setengah hati, namun dari sekian banyak penyebabnya menurut saya factor Korupsilahyang membuat semua hancur…

Contoh, bagaimana mau buat gedung olahraga jika dari pembangunan gedung saja seperti Hambalang sudah ribut mencari celah untuk meraup keuntungan dengan cara memalukan, tidak mikir dampak luas yang diakibatkannya. Itulah penyebab dari keterpurukan dunia olahraga di Negara kita, namun pejabat-pejabat kita tidak atau belum menyadari apa yang mereka perbuat berdampak luas merusak tatanan kehidupan.

Tetapi ada kabar baik, sekarang di cabang tenis meja sebenarnya ada atlit kita yang berprestasi bagus di ajang dunia namun jarang diekspos, mungkin karena beliau dianggap aneh atau apalah, yang jelas beliau cukup disegani lawan-lawannya, termasuk pemain tangguh dari Cina Ge Yang bebrapa kali dengannya.

Siapa lagi kalau bukan David Yacobs ….

Kalau menelusuri perjalanan David Yacobs petenis Meja Difabel (Different Ability), beliau merupakan petenis meja tertangguh  saat ini yang dimiliki Indonesia.

Kebanyakan  orang masih menganggap penderita cacat fisik merupakan noda bagi keluarga,tidak jarang mereka diasingkan karena dianggap membawa aib.

Namun Fakta itu seketika ditepis oleh David Yacobs penyandang cacat fisik yang mengalami tangan kecil sebelah.  Dia mampu menorehkan prestasi luar biasa dan mampu mengharumkan nama bangsa di bidang olahraga tenis meja meskipun tidak memiliki tangan kanan yang sempurna.

Di Paraolympic tahun  2012 London David Yavobs berhasil menyumbang medali perunggu untuk tim Indonesia.

Ketiga kakaknya Rano, Piere, dan Joe yang Hobi bermain tenis meja yang menginspirasi David waktu masih berusia  10 tahun, dari situ ternyata mengantarkan dia menjuarai sejumlah lomba tenis meja tingkat pelajar.

David pernah ingat  sebenarnya juga pernah merasakan rendah diri saat masih menjadi pelajar dan mahasiswa. Pengalaman yang selalu dia ingat adalah menunjukkan tangan kiri saat dipanggil guru untuk presensi.

"Saya tidak bisa angkat tangan kanan saat diabsen, sehingga saya memakai tangan kiri. Saya dibilang tidak sopan dan dimarahi," ujar David waktu itu.

Ayahnya yang jeli melihat kemampuan David kemudian memasukkan anak ini ke Tim Nasional Yunior.

Dan pada tahun 1997 untuk menghadapi pekan nasional David menjalani pelatihan di Shi Hai Sport Cina.

David pun berlatih bersama rekan-rekannya yang memiliki fisik normal. "Awal saya terjun bukan di pertandingan para, tapi di normal," kata David.

Namun demikian, pelatihan itu ternyata membawa hasil yang tidak mengecewakan. "Di PON saya dapat perak," ujar dia. Usai itu, David semakin intens menorehkan sejumlah prestasi di sejumlah kejuaraan baik tingkat nasional hingga regional. Pada 2010, David memutuskan untuk mundur dari tim nasional dan mempersiapkan diri mengikuti Paralympic.

Sebelum dapat mengikuti ajang bergengsi bagi penyandang difabel, David mengumpulkan berbagai informasi dan mendapati syarat dapat mengikuti Paralympic harus pernah mengikuti beberapa kejuaraan.

Sejak 2011, David mengikuti sejumlah kejuaraan tenis meja di beberapa negara dan terakhir di Taiwan. "Saat di Taiwan itulah, ternyata saya sudah masuk dalam peringkat 10 besar dunia. Saya bisa ikut Paralympic," kata David.

Hasilnya, lagi-lagi tidak mengecewakan David mampu menyumbang perunggu dalam ajang bergengsi bagi penyandang difabel seluruh dunia.

Namun meski prestasi sudah ditoreh saya heran mengapa media tidak begitu gencar memberitakan, coba anda tanya siapa itu David Yacobs ? Jangankan orang awam atlit tenis meja sendiri banyak yang belum tahu siapa beliau, mungkin karena inilah resiko penyandang atlit ‘para’, perlu diketahui David Yacobs pernah bertanding melawan Wang Liqin, jika anda pemain tenis meja pasti tahu siapa itu Wang Liqin, beliau termasuk pemain 10 besar dunia.

Namun apapun itu kami bangga denganmu David Yacobs, semoga terus berprestasi dan diikuti generasi-generasi berikutnya seperti Novita Oktariyani (Ony) dan kawa-kawan.

Ditengaholahraga nasional sedang disorot karena keterpurukan David tampil menunjukkan inilah Indonesia.

Sekali lagi selamat semoga langkah David diikuti atlit-atlit dibawahnya, majulah tenis meja Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun