Tadi malam Jam 23.20 saya terbangun karena mendadak berdering hp yang tidak biasanya, anehnya telpon yang biasanya saya matikan malam ini lupa, ternyata ada panggilan dari teman yang ada di Solo, jawa tengah.
Sahabat saya ini ingin curhat tentang pekerjaannya dikantor yang katanya sudah tidak nyaman lagi pasalnya atasan yang sekaligus teman dekatnya sudah tidak mampu memanage pekerjaan yang dari hari kehari semakin menumpuk, meski pekerjaan menumpuk namun sebagian karyawan banyak yang ‘menganggur’ karena job pekerjaan tidak dibagi secara baik oleh atasan langsung, teman saya ini termasuk yang ‘menganggur’ , akibat atasan yang tidak bisa memaksimalkan bawahan.
Sekedar diketahui teman saya ini bekerja di bagian pemasaran barang-barang elektronik termasuk telpon genggam dengan merk kelas atas seperti blackberry dan Samsung berbasis android, dipasarkan secara online.
Banyaknya permintaan dari daerah-daerah sampai luar pulau membuat perusahaan ini kewalahan melayani pesanan, tanpa ada musyawarah dengan pimpinan atasan teman saya ini menambah karyawan baru itulah yang dipertanyakan teman saya, kenapa perusahaan tidak memaksimalkan karyawan yang ada ? Bukankah pekerjaan ini sudah biasa dijalankan puluhan tahun oleh teman saya.
Mengapa atasan menambah karyawan baru ternyata ada penyebabnya disinyalir ada sesuatu yang ingin ditutup-tutupi, ada sejumlah barang yangraib entah kemana dan itu akibat atasan teman saya ini dulunya merekrut karyawan dari keluarganya. Barang yangsudah keluar banyak namun uang tidak masuk-masuk, tidak tanggung-tanggung kerugian perusahaan mencapai Rp.1 Milyard
Dengan merekrut karyawan baru diharapkan dapat menjadi tumbal, karyawan baru inilah yang bersalah jika ada pengusutan nanti, tentu semuanya disetting sedemikian rupa.
“Menjijikan dan sangat memalukan”, itulah komentar teman saya ketika mengetahui hal ini, dan dia ingin secepat mungkin keluar dari perusahaan ini, namun saya mengingatkan supaya teman saya ini jangan membuat keputusan terburu-buru.
“Mudah saja anda keluar tapi apakah anda tega dengan skenario atasan yang ingin menjebak karyawan baru ?”, tulis saya di SMS pagi harinya.
Teman saya sekarang masih bekerja seperti biasa, namun sampai detik ini belum tahu apa yang akan diperbuat, mau melaporkan ke polisi ? Itu boleh saja toh bukti-bukti sudah lebih dari cukup namun langkah itu sama saja menumpahkan nasi di piring.
Ada yang dapat memberikan solusi ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H