Foto OkeZone
Penanganan Bencana di negeri ini masih terus dipertanyakan , contoh paling anyar adalah evakuasi korban kecelekaan pesawat cassa 212 yang terlambat,bagaimana mungkin korban berjuang detik demi detik sementara tim penjemput dalam hal ini Basarnas masih menunggu berhari-hari menunggu cuaca bersahabat.
Kecurigaan tewasnya para penumpang karena keterlambatan tim penyelamat sangat beralasan.
Karena sebelumnya, ada berita menggembirakan sempat seorang keluarga menghubungi salah seorang korban dengan telepon. Bahkan saat ditelepon kembali sempat dijawab oleh seorang anak dengan suara lemah. Waktu dihubungi, terdengar suara anak-anak, perempuan dewasa, dan laki-laki. Suara mereka terdengar sangat pelan dan putus-putus. Pertama yang angkat telepon anak-anak, terus terdengar suara perempuan dan laki-laki. Diyakini adik dan keluarganya masih hidup,
Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) justru menegaskan hal sebaliknya. Dengan dalih kesulitan menjangkau lokasi melalui jalur darat, mereka terlambat tiba hingga seluruh penumpang beserta kru pesawat sejumlah 18 orang tewas.
Seperti biasa Pemerintah melalui Menteri Perhubungan, Freddy Numberi, Kemarin membantah kinerja Badan search and rescue nasional (Basarnas) lamban mengevakuasi 18 korban pesawat Casa 212.
Menurut Menhub, evakuasi korban terhambat karena kondisi cuaca yang buruk sehingga tim evakuasi sulit mencapai lokasi jatuhnya pesawat.
Rupanya Pak Menteri menganggap Basarnas sekelompok anak SMU lagi latihan pramuka, kemana tuh simulasi latihan penyelamatan yang sering digelar ?
Pernahkah kita mendengar peristiwa nyata seorang yang dengan cekatan menyelamatkan bayi yang terjebak didalam rumah yang terbakar, terlambat sekian detik nyawa bayi akan melayang namun sang penolong berhasil menyelamatkan karena ada niat yang kuat dan itu dilakukannya tanpa ada latihan simulasi terlebih dahulu, apalagi Basarnas yang sudah terlatih.
Basarnas ... oohh Basarnas .. saya sangat kecewa ....