Mohon tunggu...
siful arifin
siful arifin Mohon Tunggu... -

siful arifin ingin bermanfaat untuk semua manusia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Saya Berhenti Menulis?

12 November 2013   17:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:15 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kenapa saya Berhenti Menulis?

Sudah hampir dua tahun, sejak lulus dari IAIN Surabaya- sekarang UIN Surabaya-saya jarang sekali menulis. Jangankan menulis untuk dikonsumsi publik, menulis untuk konsumsi pribadipun sangat jarang bahkan bisa dikatakan tidak pernah. Entah kenapa? saya tidak tahu pasti apa alasannya? Padahal ketika saya masih aktif menjadi mahasiswa saya rutin sekali menulis. Walaupun memang tidak bisa dikatakan produktif. Setidaknya tulisan-tulisan saya pernah nongol dibeberapa media. Selain itu, hampir setiap hari saya pasti menulis dalam buku catatan kecil yang sering saya bawa kemana-mana. Saya sangat hobi sekali waktu itu menuliskan suatu hal yang penting dari buku-buku yang saya baca. Kebiasaan saya ini dapat dilihat dari banyaknya buku kecil catatan saya yang nongkrong di rak lemari dirumah. Kurang lebih sepuluh buku yang didalamnya berisi catatan-catatan penting dari buku-buku yang pernah saya baca. sepuluh buku, ya sepuluh buku. Ya paling tidak itu banyaklah kan lebih dari tiga, dari pada tidak ada sama sekali. Heheeh.

Memang sejak saya keluar dari kampus (karena sudah lulus). Saya ditakdirkan oleh tuhan untuk mengabdi pada masyarakat. Tepatnya, saya menjadi juru dakwah alias ustadz. “Ya memang begitulah seharusnya alumni IAIN”. Singkat cerita, saya bertemu dengan orang yang bergerak dibidang dakwah sebut saja namanya pak idrus. Saya bertemu dengan beliau satu hari menjelang wisuda. Beliau umurnya saat itu kurang lebih 70 tahunan. Menurut ceritanya beliau adalah pengusaha sukses yang juga bergerak dibidang dakwah. Beliau meminta saya untuk bergabung bersama lembaganya. Akhirnya, jeda beberapa hari dengan beberapa pertimbangan saya menerima ajakan beliau. Sesuai dengan kebutuhan dan pos kosong yang tersedia pada saat itu saya kemudian ditempatkan di sumenep, kota paling ujung timur Madura. Sejak akhir bulan maret saya mulai beraktivitas di sumenep dan sejak saat itu juga saya jarang ke Surabaya. Karena satu tahun pertama jadwal saya sangat padat dan hampir setiap hari saya ada jadwal. Super padat deh selama satu tahun itu…..!maklum belum pernah jadi orang sibuk waktu itu..hahhahahhaha.

Kembali lagi ke judul tulisan ini kenapa saya berhenti menulis.? Saya memang bukan seorang penulis tapi saya selalu berusaha menulis karena cita-cita saya, saya ingin menjadi penulis. Saya menuliskan kisah di atas bukan berarti peristiwa itu yang menyebabkan saya berhenti menulis. Saya hanya ingin menasehati diri saya sendiri bahwa perubahan kondisi itu sangat mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan saya.

Ada beberapa alasan kenapa saya berhenti menulis?

Pertama, karena memang saya malas untuk menulis. Ini adalah alasan paling rasional dan paling jujur. Saya menyadari bahwa untuk menjadi orang yang hebat dan sukses itu tidak mudah dan butuh perjuangan saya sangat sadar itu. tapi kenapa saya tak berdaya menghadapi kemalasan ini. Ya allah naudzubillah.

Kedua, saya merasa aktivitas saya mengalami pergeseran. Ketika saya ada bangku kuliah saya seringkali bergelut dengan buku dan keyboard laptop setidaknya ketika ada tugas makalah. Saya biasanya berusaha untuk menyelesaikan makalah sendiri. Walaupun tak jarang juga saya sering numpang nama saja. Sementara, setelah lulus kuliah dan menjadi juru dakwah saya seringkali hanya mengandalkan ceramah dan retorika dakwah. Saya jarang bahkan tidak pernah menyampaikan materi dakwah berikut makalah panduannya. Ini pun saya kira juga bukan masalah utama yang menyebabkan kenapa saya berhenti menulis. Kan masih ada waktu lain yang bisa digunakan untuk menulis. Jadi bagi saya alasan ini tidak bisa diterima saya harus jujur saya tidak boleh berlindung dan mencari aman dengan mengkambinghitamkan aktivitas saya. Karena bagaimanpun selama kurang lebih dua tahun ini saya mengantungkan kebutuhan keseharian saya dari aktivitas itu.

Ketiga, referensi yang kurang. Dalam beberapa kesempatan saya memang berusaha menulis. Selama saya ada di sumunep saya pernah menulis artikel dan dimuat di koran lokal madura dan juga media local dikalimantan tengah. Memang jika dibandingkan dengan tersedianya refrensi yang ada kampus di surabaya kalah jauh dengan refrensi yang bisa saya nikmati di sumenep. Namun itu pun sekrang bagi saya bukanlah alasan penting yang menyebabkan saya berhenti menulis. Karena bagaimanapun terbatasnya refrensi yang bisa saya nikmati masih ada beberapa buku saya yang bisa saya baca dan bisa saya jadikan rujukan. Namun lagi-lagi saya kurang memanfaatkannya.

Dari bebeapa alasan ini, saya ingin mengetuk pintu hati saya sendiri bahwa alasan kedua dan ketiga bukanlah alasan utama. Alasan utamanya adalah karena saya malas, malas malas dan malas.

Ya Allah..!jauhkanlah saya dari rasa malas yang sering mendera ini tuhan.

Sumenep, 12-11-2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun