[caption id="attachment_180847" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar Ikan Rialto, Venezia"][/caption] Sang mentari Venezia sangat ramah hari ini 20 April 2012, beliau tersenyum hangat di saat musim semi menemani perjalanan kami menelusuri lorong-lorong sempit dan jembatan-jembatan kecil di antara kanal-kanal berair biru. Venezia adalah kota kecil yang terletak di sebelah timur laut Italia. Kota ini dikelilingi ratusan kanal yang membuatnya sangat terkenal di dunia. Di kanal-kanal inilah para Gondoliers (pendayung) mengayuh gondola atau perahu dayungnya keliling kanal sambil bernyanyi lagu-lagu Italia. Jangan heran kalau untuk menikmati Gondola, anda harus membayar sebanyak 100 euro atau setara dengan Rp. 1.187.360 per jamnya. Dalam perjalanan menelusuri Venezia, kami berencana mengunjungi Piazza San Marco namun tanpa sengaja kami menemukan pasar tradisional  bernama Pasar Rialto yang menjual berbagai kebutuhan pokok sehari-hari seperti sayur dan buah buahan termasuk ikan bagi penduduk Venezia. Uniknya pasar ikan disini berada di gedung khusus seperti gambar di atas yang merupakan salah satu gedung tua di Venezia. Pasar Rialto merupakan pusat komersil di Venezia dan sudah berdiri sejak abad ke-9. Pasar ini terlebih pasar ikan menjual ikan dari berbagai spesies mulai dari ikan laut, udang, kepiting, lobster, kerang, dan lain-lain. Umumnya ikan tersebut merupakan produk tangkapan nelayan lokal.  Berdasarkan pengamatan pribadi, Venezia merupakan kota yang penduduknya sangat menyukai ikan, karena hampir semua restoran disana menyajikan hidangan yang berbahan serba ikan, seperti pasta seafood, pizza seafood, fish grilled, dan lain-lain. Hal yang paling menarik saya temukan di pasar ini adalah sistem penataan ikan segar di meja-meja berlapis es yang sangat professional. Sungguh indah dipandang oleh mata. Semua toko menggunakan teknik yang sama, seakan-akan pedagang-pedagang disana lulusan dari sekolah-sekolah seni ternama di dunia. Penataan ikan berdasarkan kombinasi warna serta tekstur menghasilkan karya seni yang menakjubkan. Seakan-akan mereka hanya menjual keindahan susunan ikan-ikan saja. Mereka menambah ornamen hijau dari daun dan tumbuhan guna menambah nilai kesegaran ikan di mata para pembeli. Akhirnya sayapun mengabadikan ratusan gambar dengan kamera karena tidak tahan untuk mengaguminya dan memandanginya lagi nanti. Ternyata susunan indah bernilai seni tinggi itu tidak hanya pada pasar ikan saja namun dapat ditemukan di pasar sayuran dan buah-buahan. Setelah mengambil banyak gambar dan mendapat protes dari istri saya karena kamera sudah penuh dengan gambar-gambar ikan, maka kami melanjutkan perjalanan ke Piazza San Marko, dan menikmati sisa hari disana. Sekembalinya dari Piazza San Marko, kami sengaja melewati pasar ikan ini lagi, dan kebetulan saat itu beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan pasar tersebut. Mereka menyemprotkan sabun cair beraroma lemon ke seluruh lantai dan kemudian menyikat seluruh lantai lalu lantai dibilas menggunakan air. Bau amis ikan dari pasar pagi tadi tidak tercium lagi dan pasar ikan kembali bersih. Tiang-tiang penyangga tenda para pedagang pun tak tampak disana dan sampah tidak menunjukkan batang hidungnya disana. Sungguh pengelolaan yang sangat profesional. Sayapun tertegun membayangkan kapan pasar tradisional di Indonesia bisa seperti disini? Jauh dari becek, bau dan kata jorok. Sehingga orang-orang menjadi lebih tertarik untuk belanja disana. Tidak salahkan jika kita bermimpi pasar ikan di Indonesia akan seindah pasar ikan di Venezia? Mari kita bangun perikanan Indonesia, salam dari FishLink .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H