Ohhh.... Corono.
Dunia tak lagi bergema, suram dan merana karnamu.
Sekolah dirumahkan, entah sampai kapan, itu karnamu.
Rumah ibadah mendadak sunyi tanpa peribadatan, itu juga karnamu.
Ruang sosial dibatasi, kegiatan ekonomi, budaya dirampas, dan semua yang asasi di rumahkan. Itu jua karnamu.
Karnamu, detak jantung ekonomi rakyat mulai terasa tak berdetak lagi.
Tubuh ekonomi negara seperti tak bernadi, para pemangku kuasa dibuat tak berdaya mencari cara. Itu juga karnamu.
Raksasa korporasi memberi pesan, kami kolaps, lalu berita PHK mengeruak diseantero negeri. Apalagi kalau bukan karnamu.
Negara laksana ditikam gugup dan gagap karnamu juga.
Karnamu banyak anak-anak manusia menjadi yatim, kesedihan mereka telah menyelubungi negeri ini.
Karnamu para ibu rumah tangga merana, dapur tak lagi berasap seperti sediakala.
Para juru selamat di garis depan banyak tak selamat,itu juga karnamu.
Dunia benar benar jadi temaram karnamu, seperti tak ada lagi cahaya yang dipancarkan.
Karnamu negeri berubah jadi horor, semua mengunci diri dalam rumah.
Seperti tak ada kabar kau akan ditelan waktu.
Ohh.. Corona, sudahlah, cukup sudah.
Penguasa bumi tak kuasa lagi hidup dalam timbunan derita karnamu.
Oh Tuhan, cukupkanlah bila ini hukuman, berikan kami petunjuk agar Corona berakhir.
Jakarta, 12 Mei 2020, Pukul 01:20 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H