Mohon tunggu...
Saifullah Kamalie
Saifullah Kamalie Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya seorang penerjemah Arab-Indonesia, Indonesia-Arab, pernah menjadi dosen penerjemahan Arab di Fakultas Sastra Universitas Al Azhar Indonesia. Meraih gelar PhD dari Universiti Malaya, Malaysia dengan disertasi tentang penerjemahan kolokasi bahasa Arab ke bahasa Melayu.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Air jadi Bau Hasil Olahan Pureit

7 Maret 2011   11:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:59 25886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tertarik dengan iklan yang cukup gencar, saya akhirnya beli PUREIT,  Pemurni Air Tanpa Gas Tanpa Listrik.  Sebetulnya di lingkungan saya tinggal sudah tersedia air siap minum, hasil olahan mesin reverse osmosis seperti yang digunakan oleh depot-depot isi ulang. Saya beli PUREIT, agar air dari mesin tersebut dikonsumsinya praktis ketika dituangkan ke gelas. Tampilan PUREIT memang cantik. Sehari-dua hari air hasil olahan PUREIT tidak masalah. Hari ketiga, air mengeluarkan bau bangkai cicak. Saya periksa, jangan-jangan ada cicak jatuh. Setelah diperiksa dengan seksama, benda yang dicurigai itu tidak ditemukan. Walau menurut petunjuk, hanya air isian pertama saja yang harus dibuang seluruhnya, kali ini saya ulangi. Seluruh air yang ada dalam PUREIT -- bukan hanya yang berada di wadah yang transparan, tetapi yang berada di bawahnya juga -- semuanya saya buang. Setelah beberapa lama, PUREIT saya isi lagi. Setelah beberapa jam, wadah transparan kembali terisi dan airnya tidak berbau. Namun, betapa saya kagetnya ketika di sore harinya saya tuangkan air PUREIT, bau busuk itu kembali tercium. Ketika saya berada di kantor, pada siang harinya saya sempat sampaikan kepada sales. Menurutnya, saya dianjurkan untuk menguras PUREIT sampai lima kali. Lho? Di buku pedoman tertulis, cukup sekali. Jika dalam iklan disebutkan, PUREIT Tanpa Gas dan Tanpa Listri, ungkapan ini memang terbukti, tetapi jika disebutkan bahwa airnya tidak berbau.... silakan datang dan buktikan sendiri di rumah saya sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun