Mohon tunggu...
Saiful Furkon
Saiful Furkon Mohon Tunggu... -

Aku Cinta Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Nyata: Tuhan, Aku Ingin Menangis

8 Januari 2011   15:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:49 8473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Saiful F. & Herry M.H

Aku Ingin Tetap Mencintaimu
Inilah yang aku rasakan tentangmu...
Kau adalah tempat di mana aku menemukan kepercayaan
Untuk bicara bahwa aku butuh seorang pendengar
Kau adalah tempat di mana aku merasa nyaman
Untuk membuka diri bahwa aku telah hidup dalam
sebuah rahasia...
Inilah yang ingin kuungkapkan padamu...
Kau adalah tujuan ketika aku ingin membawa rasa cintaku
Bukan dengan kesadaranku,
Hanya dengan kata hatiku...
Bahwa aku tulus mencintaimu...
Inilah yang ingin kubisikkan padamu...
Kau adalah ranjang ketika aku ingin meletakkan
segenap rinduku
Yang telah lama kehilangan arah,
Mencari sebuah perhentian yang sejuk di antara setiap
penat ruang dan waktu...
Aku tulus mengulurkan jariku untuk menyentuhmu
Sebagai sebuah keberadaan yang indah dan nyata bagiku...
Aku ingin kau tahu,
Bahwa aku hanya ingin kau tahu...
Aku ingin kau mengerti,
Bahwa aku hanya mencoba membuatmu mengerti...

Bahwa aku memintamu...
Bahwa aku mengetuk hatimu...
Dan bahwa aku tak mencoba sedikitpun,
Berdiri di ruangkebebasanmu untuk
membiarkan hatimu yang bicara...
Dan hatimu bicara padaku,
Membuatku menjadi lebih mengerti,
Bahwa aku sekedar singgah di serambi hatimu yang
teduh...
Terima kasih, Kau membuatku sedikit
damai untuk berani berpikir,
Bahwa akhirnya aku harus
memahamimu sebagai sepotong bagian dari pencarianku...
Bahwa kau bukan cinta sejati untukku berhenti
selamanya...
Tapi kini biarkan sekali lagi aku berusaha membuatmu
mengerti...
Setelah satu permintaan
yang tak mungkin kuteruskan,
Aku akan mencintaimu
dengan cara yang lain...
Aku ingin mencintaimu
dengan membuatmu mengerti,
Bahwa aku mungkin akan meninggalkan
persinggahanku di hatimu
Tapi telingaku tak berhenti
terbuka untuk panggilanmu,
Meski sekedar untuk
membuatmu tak merasa sendiri
Dan tak merasa sepi...
Meski ruang tak akan menempatkanmu dalam
rengkuh pelukanku,
Dan waktu tak akan selamanya membawa aroma
tubuhmu ke ujung hidungku,
Tapi hatiku selalu dekat pada jiwamu yang mampu
membuatku tenang...
Dan pada akhirnya,

Aku tak ingin berhenti

mencintaimu.....

Aku masih berada didalam kamar mandi. Saat telfon genggamku berbunyi. Entah siapa yang menghubungiku. Sontak aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Tapi sepertinya aku tidak bisa meninggalkan posisiku yang saat ini sedang bermain dengan busa sabun. Biarlah. Namun panggilan itu sepertinya penting sekali. Terbukti setelah panggilan pertama terhenti, selang beberapa menit telfonku terdengar berbunyi kembali. Sepertinya masih dari orang yang sama.kufikir ini benar-benar penting. Tanpa pikir panjang aku langsung mengguyurkan air disekujur tubuhku. Dan setelah bersih tak ada busa yang tersisa aku langsung mengeringkan badanku. Setelah keluar dari tempat nyaman keduaku, kulihat telfon sudah tak lagi berbunyi.

Dilayar tertera tiga panggilan tak terjawab. Setelah kulihat, ternyata dari Randy. Aku merasa sedikit cemas. Dalam hati aku bertanya-tanya. Kalau saja dari yang lain, mungkin aku tidak terlalu peduli. Tapi tidak kalau dari orang yang paling aku sayang, dan benar-benar memahami hidupku. Dan merasa sama dalam menjalani hidup dengan keterbatasan ini.

Aku langsung menelfon balik. Namun ia tak juga mengangkatnya. Sejuta pertanyaan menyelinap diotaku. Aku benar-benar panik. Aku selalu khawatir dengan keadaanya. Apalagi sedari tadi pagi nomor handphonenya tak pernah aktif.

Selang beberapa menit setelah aku selesai mengenakan kaos dan celana pendeku. Hapeku kembali berdering. Senyum mengembang tatkala nama Randy calling berkedip-kedip dilayar.

“Halo!” aku mengawali pembicaraan,yang aku dengar suara isakan tangis dari sebrang

“Petra!” ujarnya

Aku tak mendengar kata-kata lain selain mendengar suara yang dicampuri isak tangis.Aku hanya bisa menduga-duga. Aku khawatir kalau sesuatu yang paling aku takuti terjadi padanya. Kutarik nafas perlahan. Aku berusaha untuk tetap tenang dan mengimbangi. Tak mau terbawa kepanikan. Karena yang kuinginkan saat ini adalah menetralisir keadaan.

“Kamu kenapa?”

“Maafin aku!”

“Maaf kenapa?”

Selalu saja ia hanya mengucapkan satu dua kata. Yang membuat aku bertanya-tanya dalam hati. Ingin rasanya aku menegaskan tentang apa yang terjadi sama dirinya. Namun aku takut ia semakin terbawa suasana hatinya.

“Aku akan menikah!”

Deg! Jantungku terhenti seketika. Bumi seolah berhenti berputar. Air mata menetes seketika. Hal yang sulit untuk aku terima. Walau ini demi kebaikan dia. Seketika rekaman kebersamaan terputar kembali diotaku. Aku benar-benar tak menyangka kalau Randy akan menjalani hidup sesungguhnya secepat ini. Dan meninggalkan kebersamaan ini.

“Kamu pasti bisa, Dy. Kamu harus yakin. Siapapun perempuan yang akan mendampingimu. Dialah jodoh yang sesungguhnya dikirimkan Tuhan untukmu.”

Aku berusaha menenangkan, walau dalam hati hancur. Dan aku merasa mati seketika. Namun aku sadari, ini sesungguhnya bukan keinginan Randy. Aku tahu itu. Randy sama sepertiku. Tak mampu mencintai seorang perempuan dari dasar hati.Namun kuharap Randy mau memulainya dari sekarang.

Jika digambarkan perasaanku, mungkin hatiku sudah hancur berkeping-keping. Bukan dari pengkhianatan Randy,tapi dari kenyataan ini. Kalau saja cinta ini bukan terlarang. Mungkin Randy adalah orang abadi yang paling aku cintai. Tapi… ini hanya cinta semu. Yang orang lain tak mampu memamahi, betapa besarnya arti cinta ini. Karena sejatinya cinta tak mampu memandang gender.

“Aku sayang kamu,Tra. Sampai kapanpun. Kamu orang yang paling aku sayang. Sekalipun aku memiliki pendamping hidup, perasaan cinta aku hanya buat kamu”

Kudengar ketulusan cinta seorang Randy. Aku hanya bisa menangis tersudut didalam kamar. Sesuatu yang benar-benar paling kutakuti terjadi. Inilah kenyataan hidup, tanpa disadari kita seperti bermain drama disebuah panggung dan harus terlihat sempurna didepan banyak orang. Namun tanpa disadari banyak sekali orang yang tak mau memahami keadaan sesungguhnya dibalik panggung tersebut.

Setengah jam berlalu. Kami hanya beradu tangis. Tak ada kata-kata. Tak ada kalimat yang menggambarkan hancurnya perasaan kami berdua. Memang aku tak mungkin meninggalkannya. Namun perlahan aku menyadari bahwa kehadiran seseorang yang akan mendampingi Randy,membuat aku harus menyadari kalau aku harus memberi jarak. Akupun harus menghargai calon ibu untuk anaknya. Aku selalu berdoa dan berharap, kalau orang dari pilihan ibunya adalah seseorang yang terbaik.

Seketika terlintas perkenalanku dengan Randy. Dulu tanpa sengaja kami bertemu disebuah Mall. Dan tanpa disadari kami bersekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dan satu jurusan. Tiap hari kami bersama dan seperti sahabat dekat. Lambat laun kami menyadari kami terlahir sebagai seseorang yang memiliki kekurangan paling signifikan.gay! sulit menerima. Tapi begitu juga sulit untuk menentang. Namun inilah kenyataan hidup yang harus kami jalani. Satu sama lain tak pernah mengungkapkan kata cinta, atau kata jadian layaknya cinta pada umumnya. Tapi kami saling mengerti dan memberi ketulusan rasa sayang. Bahkan Randy adalah orang terbaik didunia ini yang pernah aku temui dan paling memahamiku.

Randy mungkin terlahir jauh lebih beruntung dari pada aku. Ia memiliki fisik yang tampan. Dia memiliki keluarga yang cukup berada. Ayahnya seseorang yang memiliki jabatan tinggi disebuah perusahaan dan ibunya seorang pegawai negri sipil. Namun tak ada kesombongan dari dirinya. Mungkin bagiku, Randy adalah seseorang terbaik yang dikirim untuku. Seseorang yang banyak orang beranggapan memiliki hati cacat. Padahal jelas tidak. Kami sama,manusia yang diberi anugrah dan cinta yang suci. Dan hanya tinggal menjalaninya saja seperti apa.

Jauh sebelum kenal Randy dan menyadari aku terlahir berbeda. Setiap malam aku hanya bisa menangis disudut kamar. Dan berfikir kenapa aku berbeda. Apa hanya aku yang seeprti ini, mencintai makhluk yang sama sepertiku. Mungkin ini sudah takdir Tuhan. Bahkan aku sering meminta kepadaTuhan agar secepatnya aku diambil nyawanya. Dan tak mau menjalani hidup. Namun semuanyaberubah, setelah Randy hadir dihidupku. Semuanya terasa indah. Walau hubungan kami terlarang. Namun biarlah,Toh kami ini yang menjalani. Kami tak merasa merugikan siapapun.

Aku ingat waktu setelah lulus sekolah menengah atas, Randy memilih untuk melanjutkan di universitas biasa dengan biaya terjangkau dan jurusan yang samadenganku. Dan menolak keinginan ibunya yang ingin menyekolahkan ia dikota besar yang bonafit. Dan satu hal yang selalu kusukuri,walau aku seperti ini. Namun aku mampu mengenalnya. Walau kisah kami tak akan seperti romeo Juliet atau rose dan jack difilm Titanic,betapa abadinya cinta. Namun kami adalah Petra dan Randy, dua manusia yang saling mengasihi.

Namun kecemasanku bertambah. Aku takut Randy merasa tak sanggup menjalani hari-harinya dan berdampak pada kesehatanya. Aku takut penyakit yang ia derita kambuh. Namun….ah, harus kutepis kecemasanku. Yang terpenting adalah aku harus berdo’a untuk kebahagiannya.

Aku tak ingin melihat ia menangis disaat pesta pernikahannya. Untuk itu aku berfikir, tak ingin hadir disaat hari yang semestinya bahagia untuknya. Namun aku takut ia semakin kecewa tak bisa melihatku. Entahlah pikiranku bercampur aduk. Alunan lagu yang bersumber dari telfon genggamku hanya menambah ibaku untuk diri sendiri.

Jadilah aku…

Bila kau ingin tahu

Siapa aku…

Kemana tujuanku…

Apa misiku…

Jadilah aku

Bila kau ingin pahami

Darimana aku memulai sesuatu

Bagaimana aku mengakhiri sesuatu

Seperti apa aku menanggapi sesuatu

Jadilah aku saja…

Maka kau akan tahu segala tentangku…

Dan kau tak akan susah menilai diriku…

Semua pasti kau dapatkan…

Lantas…aku jadi apa?

Jadilah aku…

Untuk mengartikan sikapku…

Untukmenterjemahkan sifatku…

Dan kau akan tersenyum

Mendapatiku…

Egois…

Memang

Kalau saja bisa berteriak. Mungkin aku ingin berteriak sekeras-kerasanya. Sulit mengerti. Mungkin ini keharusan. Namun jika ada pilihan, mungkin aku ingin kembali kemasa-masa beberapa tahun silam. Disaat kami selalu bersama.

Usia Randy kini 26 Tahun. Mungkin alasan orang tuanya meminta ia untuk segera menikah, selain sudah usia yang matang untuk seorang laki-laki membina rumah tangga. Randy juga sudah memiliki karir yang baik diperusahaan tempat ia bekerja. Dan yang sering kudengar tatkala bermain dirumahnya,ibunya sudah tak sabar ingin memiliki cucu dari anak semata wayangnya. Tanpa menyadari dan mengerti kalau betapa beratnya beban Randy,yang terlahir sebagai seorang laki-laki,namun sulit untuk mencintai perempuan. Seperti orang pada umumnya.

Betapa besarnya beban dalam diri. Seketika tersadar bahwa aku tak bisa sebebas dulu, selalu bersamanya. Namun setelah kufikir,aku tak akanpernah menyesal walau kenyataan yang dijalani sekarang sudah berbeda.

Kurebahkan tubuhku diatas tempat tidur. Tanpa disadari kalau aku sudah menghabiskan beberapa tisu. Tapi air mata tak ada gunanya.hanya menambah kesedihan saja. Aku harus berfikir jauh kedepan. Jauh melihat Randy bahagia itu adalah yang terpenting sekarang dan segalanya. Aku tak perlu egois,karena aku sadar aku bukan cinta abadinya, walau sering kudengar ia mengucapkan aku cinta sejatinya.

Kadang fikiran nakalku mengutak-atik sebuah kewajaran. Aku berfikir kalau saja pernikahan orang sepertiku statsunya sama seperti pernikahan pada umumnya, mungkin aku ingin menikah dengan Randy. Tapi ….ah,, stop! Ini fikiran yang akan menjerumuskanku pada bayang-bayang semu dan dunia khayal, sekaligus jika terdengar oleh orang yang mengenalku. aku pasti disumpah serapah atau dikatakan binatang atau kata-kata gila lainnya. Sekali lagi kukatakan, inilah hidup, penuh dengan sesuatu yang bertentangan.

~~~

Aku berdiri disebuah keramaian. Diantara tawa renyah tamu undangan yang akan menyakiskan pernikahan Randy dan Putri. Kulihat senyum mengembang dari wajah putri, namun sampai detik ini aku belum melihat sosok Randy. Seseorang yang sudah memberikan segalanya untuku. Dalam hati aku berfikir,Putri. Ia sungguh beruntung mendapati orang yang sebaik Randy. Aku berharap Putri adalah istri yang baik yang mampu menerima Randy apa adanya. Dan bisa memberikan segalanya untuk Randy.

Selang beberapa menit pangeran itu terlihat dengan jas gagahnya. Aku melihat sebuah senyuman kegetiran yang ia tampakan. Hanya aku yang merasai betapa tak bahagianya ia menerima ini semua. Namun aku harus selalu berfikir posistif. Randy harus dan pasti bahagia dengan Putri.

Setelah pernikahan usai, aku meminta izin pulang. Aku tak kuasa melihat sosok yang selalu bersamaku hampir sebelas Tahun itu. Aku tak mampu membohongi diri tersenyum walau dalam hati aku menangis. Yah, hatiku serasa disayat belati tajam.perih, pedih.penggamabaran betapa hancurnya aku saat ini. Walau aku berusaha terus-terusan menguatkan diri. Bahwa aku sanggup, walau aku benar-benar tak mau.Namun inilah realistis yang harus kuhadapi.

Kamar, tempat dimana aku mencurahkan segala perasaan. Kini, aku tak berharap dipertemukan dengan orang lain. Yang senasib denganku. Atau kembali menjalin cinta terlarang. Yang kini harus kufikirkan adalah menjalani hidup kedepan. Yang sepertinya suram dari pandangan mataku.

Biarlah Randy menjadi cinta terlarang pertama dan terakhirku. Hatiku sudah dipenuhi olehnya. Sampai kapanpun. Aku sudah berjanji pada diri sendiri.

Selang menjalani hidup berhari-hari tanpa Randy memang terasa hampa. Tak ada sms.tak ada telfon. Namun aku tak ingin menghubunginya, biarlah. Dia sudah menemukan bahagianya. Namun disaat aku tengah merenung, tiba-tiba nada dering hapeku berbunyi. namaRandy calling. Rasanya berat sekali untuk mengangkat dan berbicara seolah tegar.

“Petra, aku sayang kamu” Randy mengawali percakapannya, kata yang selalu ia utarakan namun tak pernah bosan kudengar karena sekalipun hanya kata-kata, ia sudah pernah membuktikan dengan sebuah perbuatan

“Ia aku juga, gimana malam pertamanya?” candaku, aku kini ingin berteman layaknya dua laki-laki normal yang sedang bercerita

Tak ada jawaban.

“Maaf!” suaraku terbata

“Nggak papa, jujur. Aku belum siap melakukan itu dengan Putri. Setiap kali meminta, aku belum siap.aku takut kejanggalan nampak”

“Tapi kamu tak bisaterus-terus menolak. Dia itu jodoh sesungguhnya.kekasih yang dihalalkan Tuhan”

“Kamu sebenarnya tahu, tapi kamu pura-pura tak tahu alasan aku”

Aku tertunduk. Aku ingin terus menguatkan Randy. Bukan menjadi seseorang yang merapuhkan ia. Aku ingin ia berdiri tegak dan bahagia selamanya.

Setelah hari itu, aku tak menerima kabar dari Randy lagi. Hampir seminggu. Dan kabar terakhir yang aku dengar, Randy sakit dan dirawat dirumah sakit. Ketakutan keduaku terjadi lagi. Kenapa dunia seolah tak memihak kepadaku dan Randy. Aku benar-benar tak kuat kalau melihat Randy terbaring. Aku menyayangi ia bukan untuk memiliknya, aku sadar itu. Tapi aku menyayangi karena ketulusanku dan untuk membahagiakan semampuku.

Seketika aku sudah berada dirumah sakit, kulihat dari balik kaca. Putri tengah menemani Randy. Aku tak mungkin masuk dan menggantikan posisi Putri. Namun sepertinyaistrinya sudah lelah. Ingin rasanya aku duduk dan menemani disaat-saat ia berjuang untuk hidupnya. Namun aku bingung harus memulai dari mana. Mana mungkin aku menyuruh Putri keluar. Sedangkan ia adalah orang yang paling layak mendampingin Randy disaat-saat seperti ini.

Aku mendengar isu kalau kondisi Randy sudah akut. Dan harapan hidup kecil, karena penyakitnya bertambah parah. Namun aku selalu mengelak. Randy tak akan kenapa-napa. Aku yakin Randy pasti sembuh. Kudengar tangisan dari orang-orang yang mencintainya, seketika melihatku.

“Petra, Randy!”mamah Randy yang sudah seperti orang tua tuaku sendiri memeluku

“Tenang tante, Randy pasti baik-baik saja”

Aku tersenyum

Saat itu kulihat kondisi semua orang sudah lelah. Satu persatu saudaranya izin pulang untuk sekedar mengganti baju dan istirahat sejenak karena banyak yang tidak tidur. Dan aku mendekat kearah Putri yang sudah lelah sekali. Kulihat ketulusan wanita berhati malaikat itu, yang dengan semupurnanya mampu memposisikan dirinya sebagai istri yang baik. Yang hadir disaat suka dan duka.

“Kalau kamu mau istirahat, aku bisa menemani suamimu!” ujarku dengan rasa iba, melihat kearah Putri yang nampak terlihat bersedih

“Terimakasih,Tra. Aku titip Randy sebentar. Aku pulang dan akan balik lagi secepatnya” kulihat ketulusan wajah Putri

Mamah Randy memintaku untuk menemani Randy. Putri sudah pulang, begitu juga kedua orang tua Randy. Aku hanyaingin menemani Randy layaknya seorang teman terbaik yang menyayanginya, walau aku sadar masih mencintainya, tapi kubuang rasa ego. yang terpenting kini adalah melihat Randy sembuh dari sakitnya. Dan melihat tertawanya, karena pasca pernikahan itu. Aku tidak melihat ia tertawa lepas. Entah apa alasan yang mendasar dalam dirinya.

Aku melihat keadaan Randy semakin berubah. Randy terlihat jauh lebih kurus. Ini bukan pertama kali Randy dirawat dirumah sakit,jauh sebelumnya Randy sering bolak balik kerumah sakit untuk sekedar mengecek kondisi kesehatannya. Mengingat ia pengidap penyakit jantung.

Senyumku melebar tatkala tangan Randy mulai tergerak. Namun kulihat sedikit perubahan besar yang membuat aku tercengang,Randy nampak bergulat dengan maut. Kulihat nafasnya tersenggal seolah leher tercekik. Aku panik bukan main. Senyumku kini berubah menjadi tangis. Kulihat Randy menatap datar kearahku. Air mata mengembang. Tanganya seolah ingin meraih tangaku.

Aku berteriak sekencang-kencangnya memanggil dokter. dan…

Tuhan menyayangi Randy…

Ia pergi dengan membawa duka yang mendalam. Tak ada yang tahu betapa hancurnya hati aku mengingat kepergian abadinya. Dan aku tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Putri yang harus kehilangan Randy secepat ini.

Semenjak kepergian Randy. Aku merasakan kehampaan yang luar biasa. Untuk meneguk air minumpun sulit dan kerongkonganku seolah tak menerima. Bahkan aku meminta cuti dari tempat kerjaku selama lima hari untuk menenangkan pikiran.

Mungkin aku bukan satu-satunya orang yang merasakan kehilangan Randy. Jauh ada orang tuanya yang harus kehilangan satu-satunya putra kesayangannya. Dan Putri, kudengar ia depresi berat. Namun aku selalu berdoa buat kebaikannya. Aku berharap kepergian Randy tak meninggalkan duka dan keburukan. Namun sebaliknya aku selalu berdoa, banyak hikmah dibalik semua ini.

Mungkin ini jalan terbaik yang diberikan Tuhan untuknya.

Tuhan, terimakasih telah kau kenalkan aku padanya

Dia yang memberi aku sebuah pelajaran berarti

Tentang rasa mencintai dan mengasihi

Tentang indahhnya hidup

kini aku berfikir. Bahwa sejatinya hidup adalah sebuah keputusan dari sebuah pilihan. Dan cinta adalah sebuah anugrah yang tercipta tanpa ada sebab dan akibat. Kini aku menjalani hari-hariku sebagai seorang karyawan biasa,dan terus bekerja. Kelak pada waktunya aku akan menikah. Dan sampai kapanpun aku bahagia pernah memiliki kisah bersama Randy, dan tak adaseseorang yang mampu menggantikan dia dihatiku. Dan kisah kita berdua hanya kita yang tahu.

Randy, dia mungkin bukan seseorang yang mampu abadi denganku. Namun ia adalah cinta sejatiku. Aku mencntainya, seperti langit mencintai pada buminya.Raganya tak mampu kusentuh,namun cintanya selalu bersama dihatiku…forever.

Sesungguhnya,
Ada bahagia yang mengalir saat kau bersamaku
Bila kau percaya,
Ada sejuk yang merasuk kala kau isi hariku
Dan bila kau merasa,
kau lah lembaran hangatku
Kuntum-kuntum bunga yang menghiasi hidupku

Dunia kita,
Hanya antara kita yang mengerti
Kebersamaan kita,
Hanya antara kita yang merasai
Bila kita sadar,
Amarah dan emosi adalah pelengkap ceria ikatan kita
Bagaimanapun,
Dan apapun yang terjadi
Kita kan selalu saling mengikat selamanya.

Diangkat berdasarkan kisah nyata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun