KETIDAKPEDULIAN MASYARAKAT PALEMBANG AKAN MASALAH PEREKONOMIAN
Oleh: Saiful Bahri
Masalah ekonomi di indinesia sangatlah mengkhwatirkan terutama di daerah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia yaitu pulau sumatra, naik turunya harga sembako dan BBM yang tidak menentu menjadikan standart perekonomian rakyat manapun juga pasti berubah ubah sesuai dengan perubahan gaya hidup anak-anak mereka di era globalisasi.
sekilas orang menilai bahwa perekonomian di kota palembang baik-baik saja karna yang mereka lihat hanyalah bahan pangan dan segala sesuatunya berharga lebih mahal dibandingkan di pulau jawa yang dimana relatif murah dan mudah didapat nyatanya tidak sama sekali, di sumatra khususnya didaerah kab.musirawas dimana tempat aku tinggal anak-anak seusiaku sendari kecil tak pernah ingin punya cita-cita tinggi seperti halnya anak-anak kebanyakan yang ingin menjadi polisi,tentara,dokter,dan keinginan tinggi lainya, tapi yang mereka inginkan adalah menjadi petani karet dan pemburuh kelapa sawit, karena mainset salah yang sudah mereka tanamankan dari orang tua mereka yang juga hanya bisa mendukung tanpa bimbingan dan berkeinginan besar inilah yang membuat perekonomian di daerah kota pempek tidak punya kemajuan dan hanya cenderung lempeng-lempeng saja. ada beberapa masalah perekonomian yang ada di palembang;
pertama, pola pikir rakyat yang cenderung mengikuti profesi turun temurun yang menurut warga palembang sendiri  warisan yang paling berharga adalah tanah kebun karet dan kelapa sawit milik orang tua merekan, mereka juga tak mau ambil resiko dengan mecoba bisnis-bisnis lain dan memulai hal baru yang mungkin jauh dari pekerjaan mayoritas di wilayah mereka sendiri karna rata-rata mereka mempunyai prinsip bahwa "bekerja untuk hal yang sedikit peluang keberhasilanya itu sanagat berisiko untuk gagal"begitulah ujaran bapak-bapak di desaku tinggal, hal seperti ini jikalau dibiarkan mungkin akan merusak pemikiran para geerasi mendatang tentang kemajuan perekonomian di indonesia, imbas yang besar juga berdampak pada perguruan tinggi atau dunia perkuliahan karna pendidikan disumatra tidak lebih baik dibandingkan perguruan tinggi bahkan belajar mengajar di pulau jawa, ada pepatah orang tua di sumatra yang mengatakan "jika kau ingin mencari ilmu atau mengembangkan ilmu mu di daerah berkembang seperti jawa, dan kembalilah ke sumatra untuk memperbaiki desa mu dari yang kau dapat di sana" saya menyadari bahwa pendidikan akhlak dan adab disana sangat kurang itulah yang menyebabkan banyak orang sumatra lebih memilih menuntut ilmu di pulau jawa.
kedua, infrastruktur seperti jalanan yang bisa dibilang tidak layak disebut jalan transportasi kendaraan, penyebabnya antara lain pembangunan jalan yang sendari awal tidak terlalu memperhatikan struktur tanah yang cenderung gambut dan gembur, hingga menyebabkan awal mula keretakan yang semakin membesar dikarenakan selalu dilalui oleh truk-truk PT. perkaretan dan persawitan bermuatan overload, hingga keacuh takacuhan  penduduk sekitar bahwa jalan ini merupakan alternatif utama menuju kota, tentang masalah infrastruktur mereka yang perlahan makin hancur,terkikis, dan hilang tanpa dipermasalahkan oleh para pengguna jalan ini sendiri.
ketidak pedulian penduduk palembang juga berefek pada kelalaian pemerintah akan program dan kinerja pembangunan mereka, banyak kasus lama yang baru bisa diungkap akhir-akhir ini tentang kasus korupsi,penggelapan dana negara, dan penyuapan yang dilakukan oleh seorang oknum pemerintahan, bahkan lebih parahnya pembanguanan jalan didaerahku pernah ditanggung oleh seorang Bos yang mempunyai berhektar-hektar kebun sawit, yang dimana seharusnya progres tersebut terdapat dana dari negara. hanya dengan satu masalah kecil yaitu kerusakan jalan juga berefek pada susahnya pencarian bahan pangan dan lain sebagainya karna minim ada kendaraan yang mampu melewati medan lumpur apalagi ketika hujan, mereka lebih memilih menunggu penjual sayuran dan bahan pangan lainya yang profesional dan mempunyai kendaraan mumpuni berkeliling setiap pagi yang diamana pasti dari harga lebih mahal dibanding pergi kepasar sendiri. kurangnya kontribusi antar masyarakat dan saling mementingkan dirimereka satu sama lain juga menjadi watak dan cirikhas buruk warga murni asli sumatra selatan, menurut saya, kurangnya literasi menjadi salah satu penyebab kesenjangan ekonomi dan segala permasalahanya.
Para penyandang gelar sarjana sangatlah jarang disumatra selatan, angka ketertarikan anak untuk berpendidikan juga sangatlah sedikit tak jarang anak-anak yang seharusnya berada di dunia bermain dan belajar harus berperang dengan mencari penghasilan sejak dini, penanaman maindset yang salah dari kecil menyebabkan jiwa etika mereka rusak dan menjadi cikal bakal sifat tidak peduli lingkungan dan sosialisasi mereka kurang saat dewasa, masyarakat sumatra selatan sangat perlu penyuluhan tentang pentingnya pendidikan demi kemajuan pola pikir dan ekonomi masyarakat itu sendiri yang akan berefek juga pada kemajuan bangsa indonesia. memajukan pendidikan di pergururan tinggi sumatra  juga sangat perlu di agendakan, karna perguruan tinggi yang orang tahu di sumatra mugkin hanya beberapa seperti Universitas Sriwijaya palembang, universitas  Bengkulu, Universitas Jambi. ada sebuah kata-kata mengatakan kemajuan anak muda menetukan mau jadi seperti apa sebuah negara, dan kehancuran anak muda akan menjadi penyebab kehancuran suatu negara, begitu pentingnya sebuah pendidikan moral,etika,sosial dapat menentukan mau jadi seperti apa ekonomi di sebuah daerah bahkan negara, karna negara yang maju adalah negara yang dimana penduduknya saling peduli terhadap permasalahan sekitar dan mau mencari jalan keluar di setiap permasalahanya cukup hanya kotaku saja, palembang yang dimana antar penduduknya tidak saling peduli terhadap permasalan ekonomi yang lama kelamaan merenggut masa depan dan dunia pendidikan anak bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H