Allah Swt. berfirman, "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Maka, merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. At Taubah: 18)
Muhtadiin (orang-orang yang mendapat petunjuk). Itulah gelar yang diberikan Allah kepada orang-orang yang memakmurkan masjid-Nya. Sungguh, gelar itu luar biasa! Bagaimana cara mendapatkannya?
Pertama, kita penuhi syarat yang tersebut dalam ayat Alquran di atas, yaitu harus beriman kepada Allah. Artinya, kita mengakui dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, serta membuktikannya dengan perbuatan bahwa Allah Swt. jua sesembahan kita selamanya.
Kedua, kita juga mengimani hari akhir. Artinya, kita harus yakin 100% bahwa hidup tidak di dunia saja, tapi masih ada kehidupan akhirat. Di sana, amal selama di dunia akan dihitung dan dibalas sesuai dengan kadarnya. Jika dominan kebaikannya, maka surgalah imbalannya. Jika sebaliknya, ya neraka balasannya.
Syarat ketiga, kita salat. Yang keempat, membayar zakat. Terakhir, kita takut kepada Allah semata. Itulah lima syarat yang harus kita penuhi sebagai pemakmur masjid yang bergelar muhtadiin.
Kita harus sadar, betapa mahalnya petunjuk Allah itu. Hidayah merupakan hak prerogatif Allah. Karena, hanya Allah yang berhak memberikan hidayah itu kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
Orangtua yang tekun membimbing anaknya tak dapat menjamin buah hatinya akan jadi baik jika tidak atas hidayah-Nya. Para dai tidak memiliki garansi untuk jamaahnya bisa mengamalkan ceramahnya jika tanpa hidayah-Nya. Bahkan, rasul sekali pun tidak mempunyai hak untuk memberikan hidayah itu kepada umat atau orang-orang yang dicintainya. Sekali lagi, Allah jualah yang berhak memberi petunjuk.
Nah, sebagai muslim, kita harus berusaha maksimal demi meraih hidayah Allah. Salah satu caranya adalah ikut memakmurkan masjid. Di sini, kita dituntut berbuat yang baik, bahkan yang terbaik, demi makmurnya masjid. Maka, kita harus memiliki kiat khusus agar masjid itu meriah, penuh dakwah, dan aktivitas lain yang limashlahatil ummah (untuk kebaikan umat).
Selama ini, yang kita tahu memakmurkan masjid itu hanya membangun masjid semegah mungkin. Setelah itu, berhenti. Itu belum cukup karena baru sebatas menyediakan infrastruktur. Mana mungkin kita mendapat julukan muhtadiin dari Allah?
Kita harus melangkah lebih jauh. Kita rawat fisik masjid. Kita ikuti kegiatan kerohanian masjid. Misalnya, berjamaah salat lima waktu, beriktikaf, membaca Alquran, menghadiri pengajian, dan sebagainya. Makin banyak aktivitas siar Islam, makin makmurlah masjid itu karena dipenuhi kegiatan yang padat dan manfaat bagi umat.
Takmir sebagai pengelola masjid memang mendapat tugas yang berat dalam hal ini. Mereka dituntut berpikir keras berinovasi. Misalnya, isi khotbah Jumat harus sesuai dengan kondisi kekinian agar jamaah mendapat pencerahan.