Mohon tunggu...
Saiful Amri
Saiful Amri Mohon Tunggu... Editor - Penilik PAUD Disdikbud Kab. Kuningan, Ketua Pegiat Literasi Kab. Kuningan

Nama panggilan Mr. Sam. Penerima Penghargaan Jambore GTK Hebat Juara 2 Penilik Inovatif Prov. Jawa Barat Tahun 2024. Senang menulis genre apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kwecang Kuliner Khas Kuningan, Jawa Barat

22 Januari 2025   17:35 Diperbarui: 22 Januari 2025   17:32 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kwecang (Sumber: Dokumen Pribadi) 

Foto Kwecang (Sumber: Dokumen Pribadi) 
Foto Kwecang (Sumber: Dokumen Pribadi) 

KWECANG KULINER KHAS KUNINGAN, JAWA BARAT
Penulis: Saiful Amri

Kwecang adalah kuliner khas Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Menurut beberapa referensi bahwa kuliner ini berasal dari Tiongkok yang menetap di Kabupaten Kuningan. Jika Anda berkunjung ke Kabupaten Kuningan, akan dijumpai penduduk Kabupaten Kuningan keturunan Tiongkok yang banyak menetap di sekitar Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Kwecang banyak dijajakan di sekitar Pasar Kepuh dan beberapa pasar lain di pusat kota, Kabupaten Kuningan. Namun saat ini hampir seluruh wilayah Kabupaten Kuningan dapat dijumpai kuliner ini karena banyak penduduk Kabupaten Kuningan yang mampu membuatnya. Tidak heran, jika kwecang dapat dijumpai di tempat lain tidak hanya di pusat Kota Kuningan.

Sebenarnya kwecang sejenis kue lopis yang dimakan dengan kuah gula merah. Namun di Kabupaten Kuningan, kwecang dimakan dengan mirong, yaitu sejenis peyek/rempeyek kacang atau dengan gorengan sehingga lebih terkesan seperti lepet atau lontong yang dimakan untuk sajian yang gurih bukan manis seperti lopis. Bungkusnya pun berbeda, bila kue lopis dibungkus dengan daun pisang sedangkan kwecang dibungkus dengan daun bambu.

Bagaimana cara membuatnya?
Bahan-bahan:
1. Beras ketan
2. Air jernih
3. Air abu

Langkah-langkah:
1. Beras ketan dicuci hingga benar-benar bersih.
2. Beras yang telah dicuci, kemudian diletakkan dalam wadah, setelah itu masukan air jernih hingga melebihi satu ruas jari tangan.
3. Masukan pula air abu secukupnya, kemudian diaduk-aduk hingga merata menggunakan adukan, jangan menggunakan tangan karena air abu menyebabkan gatal-gatal pada tangan.
4. Setelah itu diamkan selama satu malam dan pada esok paginya air rendaman ditiriskan hingga tersisa beras ketannya.
5. Beras ketan tersebut dibungkus menggunakan daun bambu, setiap bungkus menggunakan satu helai daun bambu yang utuh.
6. Daun bambu dibentuk mengerucut, kemudian masukan dua sampai tiga sendok makan beras ketan tadi.
7. Setelah penuhi, dibungkus rapat dan diikat.
8. Setelah semua beras dibungkus menggunakan daun bambu, kemudian direbus dalam air. Pastikan semua bungkusan terikat erat.
9. Setelah 3 jam, angkatlah dan sajikan kwecang sesuai selera apakah dengan kuah gula merah atau dengan rempeyek.

Selamat mencoba. (Sam).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun