Awalnya aku kurang simpatik dengan Jokowi. Dengan Prabowo juga begitu, kurang simpatik. Tapi sekarang, tetap!
Tentu tidak ada manusia yg sempurna, tapi menurutku keduanya belum mencapai level pantas untuk menjadi pemimpin bagi negara sebesar ini. Mereka hanya beruntung. Beruntung punya popularitas, dan beruntung punya dukungan politik.
Sedangkan, ada beberapa orang di luar sana yg secara kualitas dan kapasitas jauh melebihi dua orang itu, yang telah bekerja sepenuh hati demi indonesia. Tapi sayang, mereka tidak beruntung. Tidak seberuntung mereka berdua.
Kalau akhirnya nanti aku memilih salah satu dari mereka berdua, aku harus punya alasan yg sangat kuat. Tapi sampai detik ini, aku belum melihat tanda2 alasan itu akan muncul.
Menyaksikan pertarungan pendukung2 mereka, semakin aku susah untuk jatuh hati. Mereka lebih sibuk menjatuhkan lawan, daripada menguatkan jagoannya.
Dari celaan yg bersifat fisik, hingga gunjingan yg bersifat SARA. Saling serang dengan fitnah-fitnah seolah2 fitnah itu hal yang lumrah. Hampir setiap hari itu diproduksi dan disebarluaskan, seolah2 tidak ada cara lain untuk memenangkan jagoannya masing2.
Padahal, bagiku Jokowi dan Prabowo sama saja. Sama2 punya kekurangan. Sama2 punya cacat. Sama2 biasa saja!
Tapi sudahlah...
Banyak yg bilang hidup ini pilihan. Tapi kadang hidup nggak selalu memberikan ruang untuk memilih, sehingga nggak memilih pun sesungguhnya adalah memilih.
Memilih atau tidak memilih, salah satu dari mereka pasti akan jadi presiden.
Kalaupun salah satu dari mereka jadi presiden, pasti itu sudah restu dari tuhan. Bukankah tuhan tidak mungkin kehilangan kendali atas nasib bangsa ini, termasuk kendali untuk menentukan seorang presiden.
http://saiful27arif.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H