Terlahir menjadi manusia lalu hidup, ternyata tak semua orang menyukainya. Seorang filsuf yunani kuno berujar nasib terbaik manusia ada dua, pertama tidak terlahir didunia dan yang kedua mati muda. Betul, karena hidup memang tak semudah menarik nafas lalu menghembuskannya, mesti melalui proses. Hidup juga begitu adalah sebuah proses. Dalam hidup kita berproses melalui banyak hal, salah satunya adalah masalah. Masalah tak bisa di hindari karena itu bagian dari kehidupan, maka harus diselesaikan.
Saya lebih suka mengatakan menyelesaikan masalah ketimbang pemecahan masalah. Saat sesuatu terpecah maka akan menjadi beberapa bagian, sehingga masalah akan semakin banyak. Manusia dilengkapi oleh Tuhan sebuah “sistem manusiawi” sehingga mampu menyelesaikan masalah. Dalam Psikologi Kognitif dijelaskan bahwa manusia memiliki suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan solusi/jalan keluar untuk suatu masalah spesifik. Cara kerja “sistem” ini: ketika masalah datang kita meresponnya lalu kemudian menguji atau melakukan respon terbaik yang kita peroleh dari pemikiran menyelesaikan masalah.
Lalu salah satu solusi yang saya tawarkan dalam menyelesaikan masalah dengan memupuk kreativitas dalam diri. Kreativitas sendiri berarti aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan baru mengenai suatu bentuk permasalahan & tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (Solso, 2008) manusia sejatinya memiliki kreativitas dalam dirinya, kita adalah ciptaan sempurna dari Tuhan, kesempurnaan itu termasuk pada aspek kreativitas yang kita miliki, sangat beragam, tapi sering kali tidak disadari atau bahkan diketahui.
Kreativitas tercipta dari beberapa hal yang dapat dianalisis. Namun terkadang kita malas melakukan analisis lebih mendalam terhadap kejadian ataupun masalah sehari-hari sehingga kreativitas tidak berkembang lebih. Ada sebuah cara tuk meningkatkan kreativitas yang dikemukakan oleh Mayes:
- Mengembangkan pengetahuan dasar,
Pemikiran manusia diciptakan untuk tak menjadi kaku, tak untuk di atur ia bersifat liar, hanya saja beberapa faktor menjadikan pengetahuan kita menjadi tak berkembang dan hanya menjadi sesuatu yang standart
- Menciptakan atmosfer yg tepat untuk kreativitas,
Karena lingkungan salah satu penunjang, maka kita perlu memilah apa yang hadir di sekitar mampu mengembangkan ide dasar. Seperti aktif pada komunitas yang menunjang bakat dan minat.
- Mencari analogi.
Beranalogi menurut saya, cara terbaik untuk mengungkapkan hal biasa dengan cara tidak biasa. Tentu diperlukan kreatifitas untuk menggambarkan sesuatu ataupun sisi lain dari sebuah fenomena.
Saya sendiri lebih suka tuk berpikir diluar kotak (think out of the box), cara ini membuat berpikir kita tak menjadi kaku. Menjadikan kita menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru, menciptakan inovatif dan membuat kreativitas menjadi lebih maksimal. menggunakan berpikir secara divergen yaitu menyebar;variasi jawaban berbeda, walaupun berujung kebenaran bersifat subjektif. Karena saya percaya, kebenaran hakikat ada pada sisiNya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H