Mohon tunggu...
Muhammad Saiful Haq
Muhammad Saiful Haq Mohon Tunggu... -

Selagi daunmu hijau, berbuahlah. Jangan biarkan mengering dengan cepat, lalu gugur begitu saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kognitif Sepanjang Hayat

29 November 2013   08:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sampai hari ini masih percaya hidup adalah sebuah proses. Bagaimana kehidupan ini terus mengajarkan untuk menjadi sesuatu lebih baik. Dapat diperhatikan manusia belajar secara alamiah, bagaimana awal seorang anak manusia belajar memaksimalkan organ tubuhnya, mulai merangkak sampai akhirnya mampu berlari. Begitupun kehidupan menyempurnakan segala keilmuan akan berpikir pada anak manusia. Kemampuan memperoleh kemampuan ini disebut sebagai kognisi. Dalam berkognisi mempengaruhi perubahan dalam cara berpikir, memecahkan masalah, memori (ingatan), dan inteligensi pada manusia.

Mari kita bahas satu persatu hal yang menjadi fokus yang dipengaruhi oleh berkognisi, dimulai dari cara berpikir. Cara berfikir adalah strategi atau cara dalam menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan. Contohnya ketika seseorang mahasiswa menimbang tetap masuk ruang kelas saat ia terlambat datang ke kampus, karena dalam pikirannya ada rasa malu untuk masuk tapi kalau tidak masuk tak mendapatkan ilmu.

Kedua adalah pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks di antara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organisme atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju. Dalam contoh yang sama, seorang mahasiswa mengirimkan pesan singkat ke teman sekelasnya apakah dosennya sudah datang atau belum saat dia terlambat ke kampus, dan juga menanyakan apakah dosennya sedang bad mood apa tidak, sehingga ia bisa tak perlu mendapatkan perlakuan berlebihan dari deosen akibat keterlambatannya.

Ketiga adalah sesuatu yang sudah pasti mengambil peran dalam berkognisi yaitu ingatan atau memori. Ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ada banyak klasifikasi ingatan berdasarkan durasi, alam, dan pengambilan sesuatu yang diinginkan. Pada dasarnya ingatan dapat dibagi pada dua kategori yaitu ingatan eksplisit dan implisit.


  • Ingatan eksplisit

Ingatan eksplisit meliputi penginderaan, semantik,episodik, naratif, dan ingatan otobiografi. Kegunaan dari ingatan eksplisit adalah untuk informasi sosial dan identitas, penggambaran otobiografi, aturan sosial,norma, harapan. Beberapa ciri dari ingatan eksplisit adalah :


  1. Berkembang belakangan / bias kortikal
  2. Bias hemisfer kiri.
  3. Hippocampal / dorsal lateral.
  4. Memiliki konteks atau sumber ingatan yang jelas.

  • Ingatan implisit

Ingatan implisit adalah ingatan manusia yang meliputi penginderaan, emosi, ingatan prosedural, pengkondisian rangsang - respon. Kegunaan dari ingatan implisit adalah tempat skema kelekatan, transference, dan super ego. Beberapa ciri dari ingatan implisit adalah:


  1. Berkembang lebih awal / bias subkortikal.
  2. Bias hemisfer kanan.
  3. Berpusat pada Amigdala (sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond).
  4. Bebas dari konteks atau tidak memiliki sumber atribusi atau pelabela.

Dan yang terakhir mengenai kecerdasan yaitu intelegensi, intelegensi itu sendiri adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari.

Kognisi manusia ditinjau dari sudut pandang perkembangan, adalah hasil dari rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan pertumbuhan pada tahap awal. Persepsi, memori, bahasa dan proses berfikir dikendalikan oleh struktur genetik dasar yangmewarisi dan perubahan yang dialami sebagai tanggapan terhadap permintaan lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi antara lingkungan sosial dan lingkunga pendidikan; serta sebagai akibat interaksi antara perubahan fisik individu dengan lingkungannya.

Sumber: Psikologi Kognitif, Robert L. Solso (2008)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun