Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Tradisi dan Surga Tersembunyi di Bener Meriah

17 Januari 2016   22:01 Diperbarui: 17 Januari 2016   23:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Week end kali ini saya memilih kabupaten Bener Meriah bersama sahabat-sahabat saya dari komunitas Aceh Backpaker (ABP).

Kenapa memilih Bener Meriah? Tepat di hari jadi kabupaten Bener Meriah yang ke 12 ada salah satu tradisi unik yang hanya ada di wilayah Tengah provinsi Aceh yaitu acara pacuan kuda tradisional Gayo, ratusan ekor kuda siap bertempur mengadu kecepatan bak mobil ferari di tengah lapangan Sengeda Bener Meriah. 

[caption caption="Antusias warga di tengah kemacetan"][/caption]

Tepat hari Sabtu pagi pukul 10.00 WIB kami telah berada di antara keramaiaan penonton yang akan menyaksikan pacuan kuda sehinga mengakibatkan kemacetan radius 2km sebelum memasuki lapangan Sengeda Bener Meriah. sahabat saya yang kerap disapa 'ucok' sangat terkagum-kagum melihat pemandangan ini, dia salut melihat antusias warga yang ingin menyaksikan pacuan kuda, mulai berbagai usia,kalangan muda-dewasa terlihat jelas di antara kemacetan tersebut, ada yang bersama kekasih hati, ada yang bersama keluarga tercinta. Terik matahari tidak menjadi hambatan mereka untuk menyaksikan pacuan kuda tradisional ini.

singkat cerita kami telah berada di samping line (jalur) lintasan kuda yang akan mengadu kecepatan, beberapa teman saya sempat heran melihat penonton meneriaki memberikan dukungan kepada kuda yang sedang berpacu, walaupun mereka tak kenal siapa pemilik kuda tapi antusias mereka luar biasa, mereka penonton yang  berdaulat ikhlas mendukung tidak seperti Caleg (calon legeslatif) yang menghamburkan uang untuk mendapatkan suara. ahh mereka curang !!

Brukkk ( suara box start) 4 sampai 5 ekor kuda berpacu, sejenak area box start terlihat gelap ditutupi debu dari dalam kegelapan itu mulai terlihat kuda yang ditunggangi joki berlari merebut posisi terdepan, joki terus memacu kudanya merebut posisi sang juara.

 [caption caption="Kuda melesat merebut juara"]

[/caption]

AIR TERJUN TANSARAN BIDIN
            Tidak hanya Pacuan kuda, tenyata Bener Meriah menyimpan banyak tempat menarik untuk di kunjungi, salah satunya “air terjun Tansaran Bidin” yang berada di desa Tansaran Bidin, kecamatan Bandar.

Kami harus menempuh perjalan kurang lebih 2 jam menuju air terjun, sepanjang perjalanan sahabat-sahabat saya dimanjakan dengan pemandangan kebun kopi yang luas dan menggunung, menguatkan kesaksian bahwa kualitas kopi di daerah ini sangat tidak di ragukan lagi. Terkagum sambil menikmati hembusan angin tanpa polusi di dataran tinggi Gayo ini.

Setelah berada di desa Wonosari desa yang perasaan kami semakin tidak menentu bagaikan jatuh cinta yang beberapa menit lagi akan menemukan cinta itu, tujuan kami semakin dekat. Namun kali ini tampaknya nasib tidak berpihak kepada kami resiko pun harus kami hadapi, setelah tiga kali menanyakan arah menuju air terjun tidak ada satupun yang akurat karena banyak persimpangan menuju air terjun apalagi kami berangkat tanpa pemandu. Di persimpangan jalan menuju air terjun pun tidak ada petunjuk arah yang menandakan lokasi air terjun, kami sedikit kesulitan mencapai lokasi, sempat tersesat (salah jalan) sekitar 2km ke area lahan perkebunan,akhirnya kami berjumpa dengan salah satu warga yang hendak pulang kerumah dari kebunnya beliau mengatakan kami salah jalan, akhirnya beliau bersedia mengantarkan ke arah air terjun (rezeki anak sholeh) hehe..

Untuk mencapai lokasi kami harus berjalan kaki selama 4o menit menuruni Bukit, Hutan, dan Sungai. Dari kejauhan suara aliran sungai telah terdengar cukup untuk meredam sedikit kekesalan akibat tersesat, semangat kami untuk menuju lokasi semakin meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun