Komunikasi bukan hanya tentang berbicara atau mendengarkan, tetapi juga tentang memahami perasaan orang lain, serta menciptakan suasana dimana orang lain merasa didengarkan, sehingga bisa membangun hubungan yang baik, dan mendukung agar dapat memecahkan suatu masalah yang ada.
Dalam dunia psikologi dikenal komunikasi terapeutik yang dilakukan antara konselor dan pasien. lalu, apa itu komunikasi terapeutik?
Komunikasi Terapeutik
  Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik yaitu mencapai tujuan untuk kesembuhan, komunikasi terapeutik merujuk pada pendekatan komunikasi yang digunakan dalam praktik terapi atau konseling untuk membantu individu mengatasi masalah emosional, psikologis, atau sosial.
  Teknik komunikasi terapeutik memungkinkan kita untuk membangun hubungan yang lebih mendalam dengan pasien, dengan cara menggunakan pendekatan seperti halnya mendengarkan secara aktif curhatan pasien, menggunakan teknik refleksi, dan memberikan pertanyaan terbuka, kita dapat menciptakan lingkungan konseling yang aman dan nyaman, sehingga hal ini membantu pasien merasa lebih dipahami dan dihargai. Dalam komunikasi terapeutik, konselor  diharuskan mampu mengenali perasaan pasien, mendengarkan pasien dengan seksama, menunjukkan sikap tulus, mengekspresikan empati terhadap perasaan pasien, untuk dapat menciptakan hubungan terapeutik yang baik.
Dalam komunikasi terapeutik terdapat sikap berkomunikasi yang harus diperhatikan, diantara lain :
1. Gerakan tubuh : seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap-sikap lain. Misalnya: harus dengan tersenyum, tidak menunjukkan sikap tertutup yaitu dengan tidak melipat tangan dan kaki.
2. Jarak saat berinteraksi : memahami dan mengelola jarak, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan efektif dalam komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di ruang pribadi, antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja.
3. Sentuhan :Â dilakukan secara tenang sambil menganalisis kondisi pasien dan respons yang mungkin akan diberikan oleh pasien, menyesuaikan dengan situasi. Misalnya: Â bersalaman, menepuk bahu/mengangkat jempol/tepuk tangan untuk memberikan pujian, memegang tangan pasien pada saat pasien bersedih.
4. Volume dan nada suara : mengatur volume dan nada suara juga sangat penting agar pasien merasa nyaman. tinggi rendahnya volume dan nada suara sangat berpengaruh pada kenyamanan pasien.
  Dalam praktik konseling, komunikasi yang baik merupakan aspek yang penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman, yang merupakan landasan keberhasilan konseling. Maka daripada itu, belajar komunikasi terapeutik sangat penting bagi konselor untuk membangun hubungan yang aman, nyaman, dan saling percaya pada pasien, guna keberhasilan dalam mencari jalan keluar suatu masalah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI