Madura Is Every Where
Artikel ini bukan bermaksud rasis atau sebagainya, akan tetapi mencoba mengkaji tentang Suku Madura dengan segala stereotipe-nya.
Kalau kita amati hampir setiap tempat di penjuru negeri ini banyak kita temui orang Madura. Mulai dari Bali, Yogyakarta, Jakarta sampai dengan luar negeri khususnya di Saudi Arabia. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, sebagian besar dari mereka bekerja tanpa memikirkan gengsi seperti menjadi tukang besi, tukang cukur, dan profesi lainnya yang banyak tidak di sukai orang. Sehingga orang Madura dikesankan memiliki skill yang terbatas, pengetahuan yang sempit, kotor, kasar, Carok, premanis di kota-kota besar, dan selalu tampak menduduki usaha kelas ekonomi rendah. Mungkin ini yang membuat seseorang salah persepsi.
Seperti yang kita ketahui banyak persepsi negatifdan positiftentang orang Madura,
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang.
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan,
Apa yang kita fikirkan terhadap orang lain itu berasal dari apa yang kita lihat dan pengalaman-pengalaman yang pernah kita rasakan atau melalui pengelaman orang lain. Uniknya sebagian orang yang memiliki persepsi miring tentang orang Madura mereka jarang berinteraksi dengan orang Madura atau memang enggan berinteraksi.
Pada umumnya orang Madura mengakui bahwa pada dasarnya mereka memang “keras”, namun sebagaimana orang-orang dari etnik lain, Orang Madura juga memiliki perangai, sikap dan perilaku sopan, santun, menghargai dan menghormati orang.
Seperti orang jawa yang terkenal lemah lembut, namun apakah semua orang jawa memiliki sikap lemah lembut.
Dari pengalaman yang saya peroleh, orang Madura itu sangat fleksibel bisa lebih lembut dari orang solo atau bisa sangat “keras” yang menurut orang madura sendiri suatu sikap ketegasan.
Hampir 100% warga Madura beragama islam, terkenal sangat taat beragama sehingga tidak heran kalau di sana banyak pondok pesantren. Mereka juga punya aturan dan tata krama yang sangat kuat sehingga sangat mentaqdimi/hormat terhadap guru dan orang tua.
Kesimpulannya, Setiap orang di lahirkan di dunia ini berbeda-beda. Sifat kitapun dengan orang tua kita tak akan mungkin sama persis. So kita tidak bisa menilai sebagian dan men-judge keseluruhan. Kita bisa meniru sikap orang Madura yang memiliki etos kerja yang tinggi, taat dalam beragama, Dan menginternalisasinya terhadap budaya sendiri. Dan yang terpenting hapus semua sikap etnosentris kita, saling melengkapi satu sama lain karena perbedaan yang membuat semuanya menjadi indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H