Mohon tunggu...
Saifuddin 17
Saifuddin 17 Mohon Tunggu... -

(????)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Arti Pendidikan bagi Masyarakat Desa

17 September 2014   05:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:28 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Arti Pendidikan Bagi Masyarakat Pedesaan

Pendidikan adalah tanda kelas sosial suatu masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi pula strata sosial mereka. Seseorang yang berpendidikan dengan seseorang yang tidak pernah mengenyam pendidikan tentu sangatlah berbeda, maka dari itu betapa pentingnya pendidikan bagi masyarakat.

Kali ini kita akan membahas pendidikan dari sudut pandang masyarakat pedesaan. Banyak orang desa beranggapan pendidikan tidak menjamin masa depan seseorang, hal ini di buktikan dengan banyaknya pengangguran dari lulusan perguruan tinggi yang menyebabkan masyarakat desa salah persepsi mengenai pendidikan. Masyarakat desa masih memiliki ekosistem yang alamiah, sehingga kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang. Berbeda dengan masyarakat perkotaan ekosistem mereka bercirikan artificial, di mana sudah tidak alamiah dan sudah mengikuti perkembangan zaman. contohnya tukang becak, meskipun penghasilan mereka pas-pasan tidak sedikit dari anak mereka yang sudah sarjana.

Sebetulnya respon masyarakat desa terhadapan pendidikan sudah cukup baik. Akan tetapi minat mereka terhadap jenjang pendidikan yang lebih tinggi masih kurang. Hal ini di sebabkan berbagai faktor antara lain : sebagian besar tingkat ekonomi orang pedesaan tergolong ekonomi menengah kebawah, kurangnya sosialisasi akan pentingnya pendidikan, dan banyak orang tua lebih mengarahkan anak-anak mereka untuk bekerja.

Di sisi lain, masyarakat desa memilih untuk tidak menyekolahkan anak-anak mereka bukan karena kurang sadar akan pentingnya pendidikan tetapi mereka benar-benar tidak mampu secara finansial untuk membiayai anak-anak mereka. Dan di situlah terjadi putusnya harapan anak-anak desa yang memiliki banyak potensi.

Kalau kita flashback orang-orang hebat di negeri ini tidak berasal dari kota, mereka terlahir dari desa yang kehidupannya jauh dari kemewahan. Seperti Dahlan Iskan yang masa kecilnya banyak di habiskan di sawah. Dan Bapak Presiden kita Joko Widodo yang berasal dari keluarga sederhana. Masyarakat desa sudah terbiasa dengan kerja keras dan tantangan sehingga mereka memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi terhadap berbagai macam masalah dan goncangan. Seharusnya mereka mampu memanfaatkan itu.

Sebenarnya ini adalah problem klasik, dan kita tidak bisa menyalahkan satu sama lain. Terkadang memang masyarakat desa kurang respect terhadap pendidikan akan tetapi mereka memang tidak mampu untuk biaya sekolah saat ini yang sangat mahal bagi mereka. Jangankan buat sekolah, buat bertahan hidup saja susahnya setengah mati. Seharusnya perlu adanya sosialisasi dari instansi pendidikan seperti perguruan tinggi terhadap masyarakat, Pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan hidup masyarakat desa dengan memberikan solusi yang baik dengan keadaan ini. Dan memberikan perhatian yang intensif terhadap anak-anak desa yang memiliki banyak petensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun