Mohon tunggu...
Saifoel Hakim
Saifoel Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Orang biasa yang hidup biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ken Angrok - 8

25 Juli 2023   23:15 Diperbarui: 26 Juli 2023   21:49 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menolak Uluran Tangan

Ken Endok memasuki rumahnya di Pangkur sambil menggendong Ken Angrok, bayi laki-laki putih bersih dengan tubuh yang terlihat sehat dan kuat. Dibelakangnya tampak mengiring Tunggul Ametung dan istrinya. Rumah Ken Endok telah berubah, jauh lebih rapi dan tertata dengan baik. Kamarnya pun jauh lebih bagus. Seluruh perabotannya terlihat baru dengan penataan khusus untuk ditinggali seorang ibu dan bayinya.

"Kami yang mempersiapkan ini semua...," kata Bu Tunggul memandang Ken Endok yang terlihat keheranan dengan perubahan besar ini. "Mudah-mudahan kamu suka sehingga kamu bisa merawat Ken Angrok dengan baik," lanjut Bu Tunggul.

"Untuk menjaga Ken Angrok saat kamu sibuk bekerja, aku telah memperkerjakan 2 orang pengasuh bayi dan 3 orang pembantu rumah tangga."

"Ibu..., apakah saya pantas menerima ini semua? Saya tidak memiliki jasa apa pun pada keluarga Pak Tunggul."

"Jangan terlalu kamu pikirkan Ken Endok," jawab Tunggul Ametung. Lalu lanjutnya, "Pak Bram pernah memerintahkan untuk mengangkat Gajah Para sebagai Mandor. Namun rupanya nasib berkata lain. Sebelum Pak Bram berangkat pindah ke Jakarta dan mengetahui jika kamu dalam kondisi hamil saat Gajah Para meninggal, Pak Bram menyuruh saya untuk menjaga dan mempersiapkan segalanya hingga kelahiran Anakmu. Semua ini sebagai ganti buat Gajah Para yang urung diangkat menjadi Mandor."

"Ndoro Bram? Benarkah ini semua dari Ndoro Bram?" tanya Ken Endok pada Tunggul Ametung seolah tak percaya.

"Iya..., bahkan Pak Bram juga menyuruh agar seluruh biaya perawatan dan pendidikan Ken Angrok dari lahir hingga dewasa kelak, ditanggung Perusahaan Tumapel."

"Tapi..., apa yang membuat Ndoro Bram begitu peduli pada kami?" Kata Ken Endok semakin heran. Dalam hatinya terbersit pikiran apakah semua ini dilakukan Mas Bram karena mengetahui bahwa Ken Angrok adalah anaknya.

"Heemmm..., dia hanya bilang bahwa masakanmu selama 3 hari waktu itu sangat mengesankan. Dia juga ingin berterimakasih dan membalas budi pada Gajah Para karena telah mengizinkanmu untuk melayani makannya selama tinggal di Rumah Singgah waktu itu."

Sebetulnya, Tunggul Ametung tahu persis mengapa Bramantyo melakukan ini semua. Dia tahu bahwa Ken Angrok adalah anak Bramantyo. Namun dia harus benar-benar menjaga rahasia ini bahkan kepada istrinya. Hari ini, Tunggul Ametung berharap jika Ken Endok akan mulai menyadari bahwa Bramatyo bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun