(Sebuah kisah adaptasi dari buku Menjelang Ma'rifat oleh Syeikh Ahmad ar-Rifa'y)
Diriwayatkan pada sebagian kitab Allah Swt bahwa saat Jibril A.S. sedang turun ke bumi, ia melihat sosok lelaki yang memiliki pancaran cahaya ketenangan, “Betapa hebat lelaki ini,” kata Jibril, kemudian Allah Ta’ala berfirman, “Hai Jibril! Lihatlah nama laki-laki itu di Lauhul Mahfudz, namanya berderet dengan nama-nama ahli neraka!”
“Maha Suci Engkau ya Allah, sesungguhnya aku tidak mengerti mengapa bisa demikian keadaan lelaki itu?” Tanya Jibril.
“Hai Jibril! Aku tidak dimintai pertanggung-jawaban oleh siapapun dan atas apapun yang Aku lakukan. Dari seluruh makhluk-Ku, tidak ada seorang pun yang mengetahui Pengetahuan-Ku, kecuali yang Aku kehendaki,” jawab Allah Ta’ala.
“Oh Allah Tuhanku, apakah Engkau izinkan aku memberi tahu dia atas apa yang aku ketahui ini?”
“Aku izinkan engkau wahai Jibril!” jawab Allah Ta’ala.
Jibril lalu turun ke bumi memberi kabar kepada lelaki itu atas apa yang sesungguhnya terjadi dan bagaimana sebenarnya keadaan yang menimpa orang itu. Namun..., tiba-tiba orang itu malah bersujud sembari bermunajat, “Segala puji bagi-Mu wahai Allah Tuhanku, atas segala ketentuan dan takdir Mu kepadaku. Segala puji dari hamba-Mu ini yang melebihi pujian orang-orang yang memuji-Mu dan rasa syukurku yang melebihi orang-orang yang bersyukur.”
Laki-laki itu terus memuji Allah Ta’ala hingga Jibril menduga bila orang tadi tidak mendengar apa yang telah disampaikan.
“Hai hamba Allah, apakah kamu mendengar apa yang kuucapkan?” tanya Jibril.
“Ya, aku mendengar. Engkau memberi kabar bahwa engkau telah mendapati namaku berada diantara deretan daftar ahli neraka di Lauhul Mahfudz”
“Lalu kenapa Engkau masih saja memuji-Nya dan bersyukur pada-Nya?” tanya Jibril penasaran.