Hidup di dunia modern tidak menyenangkan bagi beberapa perempuan. Dunia yang berkembang pesat dari segala aspek tidak menawarkan kemajuan berpikir bagi setiap individu. Perempuan terus termarjinalkan dari berbagai aspek, baik itu pendidikan, ekonomi, maupun sosial. Dulu hingga sekarang perempuan selalu di belakangkan dalam pendidikan, tidak banyak dibutuhkan dalam pekerjaan, dan dapat banyak gunjingan dan pelecehan di masyarakat
Kenapa hal ini bisa terjadi? Sejarah panjang umat manusia dapat menjelaskan hal itu.
Pada masa pra-slam, perempuan hanya dianggap seperti properti, sering kali diperlakukan dengan buruk. Pada masa itu juga ibu yang melahirkan anak perempuan akan mengubur bayinya hidup-hidup. hal ini dianggap alb. Selain itu, pada saat peradaban Yunani kuno khususnya di Athena, perempuan tidak memiliki hak politik dan bahkan hak untuk memiliki tanah, Indonesia sendiri saat masa kolonial belanda perempuan mendapatkan eksploitasi yang cukup parah, salah satunya pelacuran untuk memenuhi kebutuhan seksual tentara belanda.Â
Sejarah panjang ini menjawab bahwa konstruksi sosial di masyarakatlah yang membuat perempuan selalu terpinggirkan. Perempuan selalu di sepelekan dan diperlakukan untuk hal hal yang menguntungkan laki-laki. Hingga sekarang, individu-individu di masyarakat pun tak pernah mempelajari itu.Â
Bagaimana bisa seorang perempuan yang bekerja di rumah bordir (yang terletak disebuah mall) disalahkan atas kebakaran tersebut? Masyarakat menganggap dosa perempuan tersebutlah yang menyebabkan kebakaran sehingga memakan banyak korban.Â
Lalu dosa siapa yang membuat kemiskinan struktural di keluarga perempuan tersebut? Dosa siapa yang membuat perempuan-perempuan di Indonesia ini sulit sekali untuk bekerja dan mendapatkan hak haknya? Dosa siapa yang membuat perempuan dilecehkan? Mengapa sumber segala perkara seakan-akan selalu bertumpu pada perempuan?
Misal, mengapa kita tidak menyalahkan laki-laki atas kebakaran di rumah bordil tersebut karena telah membohongi istrinya untuk bekerja? Mengapa kita tidak menyalahkan pemerintah bahwa merekalah yang membuat perempuan-perempuan tersebut terpaksa menjadi pelacur karena tidak adanya hak bagi perempuan bekerja di pekerjaan-pekerjaan formal? Mengapa kita tidak menyalahkan laki-laki atas pelecehan yang mereka lakukan?
Konstruksi sosial yang berjalan sejak lama ini memang sulit sekali untuk dihilangkan, banyak faktor-faktor yang menyebabkan hal itu masih bertahan. Salah satunya merupakan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu cepat, tidak diiringi dengan pendidikan yang mereta. Ketika mereka terpaksa harus belajar teknologi dan memahami internet, pendidikan terlupakan begitu saja. Sehingga kebodohan dan konstruksi-konstruksi kolot akan terus bertahan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI