Jumat tadi, sang khatib berkali-kali mengajak para jamaah untuk meningkatkan ketakwaan dan kebajikan dengan ungkapan Wahai Manusia sekalian seraya mengutip rangkaian ayat yang dibacakan. Ada sesuatu penjelasan yang ingin kudengar dan ketahui dari penjelasannya tentang sejatinya sebutan “Manusia” itu, namun yang kuharapkan tak juga kunjung tiba, Justru lamunan panjang yang kualami begitu larut hingga tersentak tatkala qamat dikumandangkan.
Lamunan itu mengingatkan saya dengan diskusi singkat bersama akhi alkarim Fikri Sulaiman, P.hD tentang asal muasal kata ‘Manusia’. Konon kata manusia itu berasal dari bahasa Arab “Naas”, ‘Ins” atau “Insaan” sehingga manusia itu dinamakan manusia karena pelupa “Sumiyal Insaan bin-nisyaan/nihi- سمي الإنسان بالنسيان“. Namun timbul pertanyaan, darimanakah dan bagaimanakah derivasi kata “Nasiya/naas/insan” berubah menjadi kata “Manusia”. Ternyata tidak ada pola/cara derivasi kata Nas/Nisyaan menjadi Manusia di dalam Sharfiyah bahasa Arab. Sehingga kesimpulan sementara adalah, kata ‘Manusia’ itu berasal dari bahasa Arab yang di-Indonesiakan oleh orang Indonesia.
Kata ‘Manusia’ berasal dari dua suku kata bahasa Arab yang bisa saja terbentuk dalam dua bentuk. Pertama: kata ‘Manusia’ berasal dari kata ‘Maa/ما=apa/tidak’ dan ‘Nusiya/نُسي =dilupakan’, artinya ‘apa/tidak di/ter-lupakan’. Kedua: kata manusia berasal dari kata ‘Man/من=siapa’ dan ‘Ushia/أوصي=diwasiatkan’, artinya ‘orang yang diberikan wasiat/amanah’. Bahasa arab ini kemudian di-indonesiakan oleh orang Indonesia sebagai bahasa Indonesia resmi tanpa peresmian.
Diskusi dalam lamunan itu berbuntut pada suatu flashback singkat sosok orang pintar dan benar-benar manusia sejati yang telah memilih kata yang tepat untuk menamai orang-orang-an dunia dengan kata ‘Manusia’ untuk selalu mengingatkan akan apa yang terlupakan karena sejatinya ia tidak pernah dilupakan oleh Tuhannya selagi ia menjalankan wasiat dan amanah dari Tuhannya. Namun siapakah orang itu yang telah memberikan nama yang indah ini? Wallahu a’lam bis-shawaab!. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Tuhan. Amien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H