Berjejer potret menjual diri, memesona polesan sempurna
Cantik sholehah, tampan-beriman
Lengan siap menjadi jembatan
Tempat pijakan-tumpuan kesusahan
Baris-baris pilu rakyat nan lugu
Sungguh mulia -sungguh mulia
Manusia berwajah malaikat, pesona merakyat
Terberkahi-terberkahi negeri ini
Demikian banyak yang ingin berbakti
Terpesona terpesona rakyat jelata
Betapa banyak orang nan mulia
Lalu spanduk  dikumpulkan, cukup untuk sebuah pakaian
Dan sempurnalah kebahagiaan:
Dusta yang mana lagi yang kau nikmati?
**
Jalan-jalan penuh gambaran, meriah lebih dari bung ataman
Berwarna lebih dari lampu kota
Tanpa wewangian
Rakyat melihat penuh kesan, menngharukan
Betapa banyak malaikat di jalanan
Memerhatikan orang kelaparan, menjanjikan perbaikan
Tuhanku....., sungguh negeri ini menajubkan
Makin banyak tawaran kebaikan disebarkan
Menjadi martil, bagi keadilan kesejahteraan
Lalu kelaparan dan penderitaan termeratakan
Gambar-bambar itu dikumpulkan, cukup menjadi buku catatan
: dusta yang mana lagi, yang kau nikmati?
**
Di jalanan penuh pesona kebaikan,
Dan pesona itu hanya baik di jalanan
Akankah ada pertanyaan: dusta yang mana lagi yang kau nikmati?
Break 29 agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H