Lelaki itu biasa menyusuri pagi,
Ketika kabut mulai tersabikkan, pelukan dingin dirasakan
Lewat jalan jalan sunyi, lelaki itu memotong hari
Melepas kenangan, meraup masa depan
Membiarkan berterbangan, mengakumulasikan harapan
Tentang hidup dan kehidupan; Tentang cinta dan permekarannya
Tentang pertemuan untuk sebuah bayangan
Begitu setiap hari, lelaki itu setia pada irama
Tak dirasakannya cuaca, tak diteteskannya airmata
Harapan selalu melaparkan, namun itu tanda adanya kehidupan
Serpihan duka, selalu saja ditutupnya dengan senyuman
Lelaki itu percaya hidup selalu bergiliran:
Antara harapan dan kesenangan
Bahwa satu hari dia akan ditemukan
Pada berbagai malam yang dikatupkan