Mohon tunggu...
Said Kelana Asnawi
Said Kelana Asnawi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen pada Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie

Dosen-Penyair, menulis dalam bidang manajemen keuangan/investasi-puisi; Penikmat Kopi dan Pisang Goreng; Fans MU

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kiat Merdeka secara Finansial

19 Agustus 2021   13:08 Diperbarui: 19 Agustus 2021   13:17 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kebebasan Keuangan (Financial Freedom) menjadi idaman, dan membayangkannya seolah hanya dapat diperoleh oleh  superstar semacam artis beken; olahragawan, konglomerat, dll.  Padahal, bisa jadi juga, para superstar tersebut mengalami kesulitan keuangan bahkan bangkrut.  Prinsip dasarnya adalah keseimbangan positip antara penerimaan dan pengeluaran.  Siapa saja dapat memperoleh kebebasan keuangan, jika mengelola kedua hal ini dengan seksama.  Ayooo kita obrolkan secara awam saja.

Pertama, sisi penerimaan atau secara umum adalah asset (kekayaan).  Sisi ini sulit, karena biasanya sumbernya terbatas, tertentu, misal gaji/bulan. Untuk itu, jika ada tambahan pendapatan, misal lembur, jangan sungkan.  Sekalipun kecil, mungkin ada manfaatnya.  Jika memiliki keahlian, gunakan keahlian ini untuk memberi nilai tambah, meskipun tidak harus selalu bernilai moneter (uang).  Ada tawaran/peluang selama dapat dikerjakan dengan baik, lakukan saja.  Capek?.  Tidur dan istirahat akan menghilangkannya.

Ingat saja prinsip: semua orang memiliki waktu 24 jam, namun ada yang dapat melakukan lebih banyak.  Kedua, Asset yang sangat penting adalah kesehatan.  Sehat itu nikmat.  Sehat itu mahal.  Lakukan gaya hidup sehat,  akan menunjang upaya menaikkan sisi penerimaan dan atau sekaligus mengurangi potensi sisi pengeluaran.  Bosque yang tidak merokok, memiliki pendapatan lebih besar, potensi biaya lebih rendah, potensi kesehatan lebih tinggi sehingga lebih produktif dan berbahagia.

Ketiga, berprinsip perbanyak piutang bukan utang.  Jika bosque membeli BBM, katakan Rp200,000; maka belilah Rp195,000 dengan uang Rp200,000.  Bosque telah menyebar rejeki, dan tidak akan terasa mengurangi kekayaan/BBM.  Ini juga akan membuat bosque berbahagia, sehingga asset hidup bosque bertambah.  Eh, ssst..., seandainya, tetiba saja, bosque dapat 'tips'; apakah senang?.  Ini jangan diartikan mengurangi  keikhlasan dalam proses berpiutang.  Keempat, jangan lupa juga selalu berdoa di depan-tengah-akhir aktivitas.  Doa adalah asset yang bermanfaat mengkontrol psikologis bosque sehingga akan mengurangi potensi stress/biaya lainnya, memberi mood yang bagus, sehingga bisa mengelola peluang.

Setelah itu bosque perlu mengelola sisi biaya.  Ingat pepatah kakek: besar pasak daripada tiang, adalah hal dasar tidak mendapatkan kebebasan finansial.  Bagaimana mengelolanya?. Pertama, bayarlah kewajiban rutin di awal waktu.

Nah, rahasianya, juga wajib dirutinkan adalah investasi.  Jadi sisihkan diawal uang untuk investasi.  Bahkan sekarang dengan satuan kecil sudah dapat membeli reksadana.  Lembaga keuangan, mensyaratkan berkisar maksimal 30% dari pendapatan untuk membayar (cicilan).  Ikuti prinsip ini.  Setelah itu seluruh kewajiban rutin wajib ditunaikan.  Jadi biaya listrik, air, dll, harus dibayar lebih awal.  Uang sisa, barulah untuk hidup bosque

Kedua, belilah barang karena kebutuhan bukan keinginan dan atau belilah barang yang 'bagus' bukan yang 'elit'.  Sederhanakanlah hidup!.   Coba buat daftar apa saja kebutuhan bosque, dan penuhilah.  Misal, jam tangan.  Ingat: jam adalah  sebagai penunjuk waktu.  Apakah bosque memerlukan yang elit?; berapa jam yang bosque perlukan/pakai?.  Ingat, hal itu menimbulkan biaya.  Makanlah yang enak bukan yang mewah!.  Bagaimana jika yang mewah itu enak?. Bosque harus menaikkan kuadran income.  Namun, saran untuk bosque, sedapat mungkin belilah barang baru, bukan bekas.  Itu untuk penghormatan kepada diri sendiri

Ketiga, berprinsip investasi.  Jika bosque melakukan nomor 2, maka bosque akan mendapatkan selalu selisih uang positip.  Misal, bosque memerlukan motor.  Ada yang seharga Rp15 juta dan ada Rp25 juta.  Jika bosque memilih Rp15 juta, maka sudah mendapatkan kebutuhannya (barang bagus) dan ada uang sisa.  Uang sisa ini sangat bermanfaat, salah satunya untuk investasi.  Bisa juga untuk variasi kehidupan lainnya, misal makan enak.  Nah, lebih banyak yang dapat dinikmati

Keempat, hindari berutang untuk hal konsumtif.  Jika motor diatas didanai utang, cicilannya akan lebih besar, dan bikin puyeng.  Padahal nilai motornya, terus susut, dan biaya pemeliharaan besar. Apalagi jika berutang untuk hal tidak jelas, tergoda dengan CC di dompet!.  Bagaimana kalau utangnya untuk hal produktif, misal KPR?.  Nah kalau ini, setiap tahun asetnya meningkat, sehingga selisih asset dan utang akan semakin positip. 

Dengan prinsip hidup positip, bosque optimis memiliki kebebasan bukan saja finansial melainkan hidup itu sendiri.  Itu kenikmatan hakiki.  Tetapi sebelum itu, ayo jangan lupa seruput kopinya. Nikmati!. Merdeka  [telah terbit di https://www.jejakonline.com/semua-bisa-mencapai-kebebasan-finansial-ini-kiatnya/]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun